02

82 24 1
                                    

DDRRTTT DDRRRTTTT

Dewa menghempaskan bokongnya di atas bangku ruang tunggu di rumah sakit itu. Hujan masih turun dengan lebat di luar sana. Mungkin akan lebih baik jika ia duduk sejenak. Ia menatap layar ponselnya yang bergetar kemudian membaca pesan yang baru saja ia dapatkan.

Arga
Kau dimana?
Berpetualangan mencari hantu lagi, tuan Dewa? Haha!

Dewa
Lucu sekali, Arga
Mereka ada dibelakangmu
Aku tau meskipun aku tak bersamamu

Arga
Oh, benarkah itu?
Ya ya ya
Aku bisa merasakannya, aku merinding, haha
Lucu sekali
Kau belum menjawab pertanyaanku, sialan.

Dewa
Aku di rumah sakit

Arga
Wow
Kau sakit?

Dewa
Tidak, hantu-hantu itu yang membawaku kesini
Saat payungku jatuh dan aku mengambilnya, tiba-tiba aku disini
Di tempat yang bahkan tak ku kenali

Arga
Wah
Itu terdengar seru

Dewa
Ya kau akan tau rasanya ketika kau menjadi diriku sehari saja
Ada apa kau mengirim pesan padaku?

Arga
Kau tidak menonton berita?
Mereka mengatakan ada laki-laki misterius yang menghilang dibawah hujan
Ciri-ciri yang mereka beritakan sama persis seperti kau sebelum kau pergi keluar
Aku khawatir, jadi aku mencoba mengirim pesan padamu
Kemana kau selama 4 jam?

Dewa
Ya seperti itulah caramu mengirim pesan ketika sedang khawatir.
4 jam? Kurasa tidak, bukankah ini masih jam 8

Arga
Aku tau kau gila
Tapi aku tak menyangka bahwa kau juga buta
Sekarang jam 12 malam, bodoh

Dewa mengernyit, ia menatap jam tangan di pergelangan tangannya. Matanya membulat sempurna ketika melihat bahwa jarum pendek di jam tangannya menunjuk angka 12.

Ia menyalakan layar ponselnya, mengecek jam di ponselnya yang ternyata juga menunjukkan pukul 12 malam. 

Tidak mungkin, payung itu jatuh dan aku memungutnya. Kejadiannya tidak sampai 4 jam.

Dewa bangkit sambil menggenggam ponselnya dengan erat. "Permisi lagi, nona Siena. Boleh saya tau pukul berapa sekarang?"

Siena memutar sebuah jam weker klasik yang berada di atas meja resepsionis itu menghadap ke arah Dewa. Lagi-lagi jam nya menunjuk ke angka jam 12.

Apa yang sebenarnya terjadi?

"Ehm, nona? Jam berapa ketika saya tiba pertama kali disini?"

"Jam 12, tuan."

Dewa kembali terdiam setelahnya, ia melangkah lesu kembali ke tempat duduknya. 

Itu alasannya mengapa tadi aku melihat hantu-hantu itu memenuhi tempat ini.

Dewa
Hantu sialan itu membawaku berpindah tempat tanpa seizinku
Bagaimana jadwal kuliahku besok?
Sialan.

Arga
Kau tidak tau jalan pulang?
Apa aku harus menjemputmu? Haha!

Dewa
Aku berada di Rumah Sakit Keluarga, di Jalan Angsa nomor 4.

Arga
Wow
Itu jauh sekali, sialan
Kenapa mereka membawamu kesana?

Dewa
Entah
Kalaupun mereka membawaku untuk meminta tolong,
Aku tak akan menolong
Jadi, kau akan menjemputku atau tidak?

ODYONA - Dewa VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang