D U A P U L U H S E M B I L A N

69 5 0
                                    

Happy Reading!!

Typo bertebaran!!
_________________________________________________________
___

Untuk pertama kalinya Ginanjar mengunjungi Anita dirumah sakit, karena sejak pertama kali wanita itu mulai bolak balik kerumah sakit dia tidak pernah sama sekali datang menjenguk Anita.

"Akhirnya kamu datang Mas." Sambut Anita dengan suaranya yang sedikit serak.

"Gimana kabar kamu? Masih suka merokok tidak?" Tanya Anita, begitu melihat Ginanjar duduk di sebelah ranjangnya.

"Kabar ku baik" Jawab Ginanjar singkat.

"Rokok?"

"Kamu tahu aku susah sekali lepas dari benda itu."

"Ya di coba dong, kamu itu sudah tua, sudah seharusnya kurangi merokok."

"Iya nanti akan aku coba." Jawaban itu membuat Anita tersenyum.

"Gimana kabar Wanda mas?"

"Baik."

"Syukurlah, oh iya tumben sekali kamu kesini ada apa?"

"Aku ingin menjenguk istriku yang sedang sakit, apa itu salah?"

Anita terkekeh pelan. "Ya enggak dong."

"Sudah berapa tahun ya An?"

"21 tahun. Sudah 21 tahun kita menikah,"

"Kamu tidak ada keinginan untuk mencoba pengobatan di Singapura? Aku punya kenalan dokter yang bagus disana."

"Tidak perlu, lagi pula aku ini tidak akan bisa sembuh jadi percuma, sebelum aku mati aku cuma minta tolong batalkan perjodohan anak kita dengan Lidya, aku tidak mau anak kita menjadi korban keegoisan mu. Biarkan dia lakukan apa yang dia mau."

Ginanjar menghela napasnya, "Sebelum kamu bicara seperti ini, anak itu sudah lebih dulu membatalkannya,"

"Dia memang mirip kamu sekali."

"Anita,"

"Hm? "

"Aku rindu masakan mu."

"Aku sudah tidak bisa masak buat kamu lagi, minta saja sama istri mu sana."

"Kamu juga kan istriku."

Hening sesaat,

Mas, aku pikir ini sudah saatnya. "

"Apa?"

"Berpulang."

"Jangan bicara sembarangan Anita."

Anita tersenyum, menatap suaminya dengan hangat. "Aku sudah sangat bahagia sekarang, anak-anak kita sudah besar, padahal rasanya baru kemarin aku mengurus mereka sekarang sudah tidak perlu diurus lagi, waktu berlalu begitu cepat kan Mas?"

"Iya, waktu berlalu begitu cepat.."

"Kamu sudah bahagia sekarang?" Tanya Anita.

"Aku—aku cukup bahagia sekarang."

"Kalo begitu bagus, aku senang sekali mendengar nya."

"Mas Ginan," Ginanjar tidak menjawab dia hanya menatap wajah istrinya.

"Setelah ini aku harap kamu akan jauh lebih bahagia ya, karena akhirnya kamu bisa bersama Wanda tanpa ada aku di tengah-tengah kalian berdua. Aku tidak pernah menyesal menikah dengan kamu, justru aku bahagia bisa menjadi bagian dalam hidup kamu."

Senyum itu, senyum yang selalu Ginanjar lihat dulu setiap hari nya. Senyum yang membuat Ginanjar gila setiap harinya. Anita adalah wanita pilihan orang tuanya, mereka di jodohkan agar terjalinnya bisnis keluarga, kala itu Ginanjar sudah berpacaran dengan Wanda tapi orang tua Ginanjar tidak setuju dengan hubungan mereka dengan alasan bahwa Anita jauh lebih baik dari Wanda. hubungan mereka kandas dan akhirnya Ginanjar dan Anita resmi menikah.

Flashback.

Ginanjar tidak pernah menerima pernikahannya, dia sangat membenci Anita karena menurut nya wanita itu penyebab rusaknya hubungan dirinya dengan Wanda. Kemudian Ginanjar kembali menemui Wanda, dan keduanya kembali berhubungan di belakang Anita. Sampai akhirnya dengan nekat Ginanjar menikahi Wanda secara siri.

Satu tahun kemudian Anita di nyatakan hamil, seluruh keluarga sangat senang atas berita tersebut, terlebih orang tua Ginanjar yang sangat ingin memiliki cucu karena Ginanjar adalah anak satunya di keluarga Radyana.

saat Anita dinyatakan hamil, Ginanjar berubah dia menjadi sangat baik dan perhatian kepada Anita, bersikap seolah sudah mencintai wanita itu membuat Anita terlena dan berpikir bahwa Ginanjar sudah mencintai nya.

kemudian lahirlah Selena, cucu perempuan pertama di keluarga Radyana. Rumah tangga Anita dan Ginanjar menjadi lebih baik dari sebelumnya, semenjak hadirnya Selena. kehidupan mereka menjadi berubah dan sangat bahagia, dan kebahagiaan itu bertambah ketika hadirnya Galih.

Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, seolah Anita tidak boleh merasakan bahagia nya mempunyai keluarga yang dia impikan. Tiba-tiba Ginanjar pulang dari perjalanan bisnisnya ke Bandung. Namun pria itu tidak pulang sendiri. Di belakangnya ada seorang wanita yang sangat Anita kenal menggandeng tangan mungil seorang anak laki-laki yang umurnya sama dengan Galih.

"Mas?" Anita menatap Ginanjar dengan tatapan yang penuh tanda tanya.

"Anita, Ini Wanda dan anak itu namanya Angga. dia adalah anak aku." Bagai di sambar petir mendengar sepenggal kalimat yang baru saja di katakan oleh suaminya Anita langsung terduduk di kursi sambil menatap nanar suaminya.

"Maksud kamu apa mas? Jelasin sama aku."

"Beberapa bulan setelah kita menikah, aku juga menikahi Wanda secara siri di Bandung. Aku tahu ini salah tapi kamu tau kan? kalo aku
gak pernah menginginkan pernikahan ini." Ucap Ginanjar yang membuat hati Anita langsung hancur saat itu juga, sangat hancur.

jadi selama ini, semua yang sudah mereka lewati adalah kepura-puraan? Berarti selama ini Anita bagai orang bodoh yang mengira bahwa Ginanjar mencintai dirinya. Anita tertawa miris menertawai nasib nya yang sangat seperti lelucon.

Anita berusaha untuk menerima semuanya, menelan pahit semua rasa sakitnya, berusaha kuat demi kedua anaknya, sampai akhirnya semua rasa sakit itu hilang di gantikan sebuah kehampaan yang mengisi hatinya. Anita tidak lagi berusaha mencintai Ginanjar, tidak lagi menginginkan Ginanjar mencintai dirinya karena dia tahu bahwa lelaki itu tidak akan jatuh cinta kepada nya. Sampai kapanpun.

Flashback end

"Anita, mungkin sekarang semuanya sudah terlambat. Atau mungkin memang sudah terlalu terlambat tapi aku juga sayang sama kamu, aku—aku juga jatuh cinta sama kamu."

Anita hanya tersenyum, kemudian merentangkan kedua tangan nya meminta Ginanjar untuk masuk kedalam pelukan nya.

Dengan ragu dia mendekat menerima pelukan wanita yang selama ini dia cintai, hangat nya masih sama seperti sebelumnya. Karena itu Ginanjar membalas pelukan itu sama eratnya membenamkan wajahnya di pundak sang wanita, menghirup aroma tubuh nya, dia rindu sekali dengan wanita ini.

"Aku juga sayang sama kamu, terimakasih ya mas, karena ternyata aku tidak lagi jatuh seorang diri." Ucap Anita, menghela nafasnya dengan lega, "Malam ini kayaknya aku adalah wanita yang paling bahagia." Katanya, kemudian Ginanjar bisa merasakan pelukan Anita melemah, membuat dirinya harus menopang tubuh ringkih wanita itu. Di lihatnya wajah itu yang ternyata sudah memejamkan matanya dengan tenang.

Malam itu Ginanjar tahu, dia tidak bodoh untuk menyadari bahwa setelah saat ini Anita tidak akan kembali membuka matanya.

*******

Udah gak bingung kan kenapa bapak Ginanjar itu punya bini dua? semoga jelas ya

Maafkan aku yang lama menghilang sekali nya muncul malah bawa bawang heheheh

Rest in peace untuk Mama Anita🥀

See yaa🖤

ALANA(On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang