1. Makan Siang with Papa

825 41 4
                                    


Gue tersenyum melihat foto yang tertempel di salah satu lembaran album, disana foto Yunis yang sedang memangku anaknya sambil tersenyum. Rasanya dada gue menghangat, foto ini di ambil sekitar empat tahun yang lalu.

Di halaman itu tak hanya ada foto dirinya yang sedang memangku bayi lelaki kami, tapi juga ada beberapa foto bayi kami yang sekarang sudah berumur empat tahun.

Hello friends
Hello my good friends~~~

Suara lagu yang sering di dengar akhir-akhir ini membuat gue mengalihkan pandangan ke depan, dimana layar televisi sedang menyala dan seorang anak kecil duduk di sofa sambil mengikuti lagu pembuka acara itu.

Gue perkenalkan siapa yang sedang bernyanyi riang ke arah televisi, mengagumi sosok pinguin biru lucu yang memakai topi kuning. Bahkan pakaian yang anak kecil itu kenakan bergambarkan tokoh pingiun itu.

Namanya Leon, nama lengkapnya Leon Adanu Johanan yang dimana nama belakang diambil dari nama belakang Yunis juga. Nama anak kami mengartikan seorang anak lelaki yang kuat dan berani yang akan memberikan cahaya di perjalanan.

Kebagusan gak sih namanya ? Takut sakit mulu anak gue, tapi untungnya enggak. Dia sehat selalu selama ini, Yunis yang ngasih nama. Dia sampe browsing selama seminggu buat nyari nama untuk anak pertamanya.

"Mama!"

Teriakan nyaring itu membuat gue membuyarkan ingatan, dia turun dari duduknya lalu berjalan ke arah gue. Mengangkat tubuhnya dan mendudukannya di pangkuan.

"Kenapa sayang ? Laper ?" Tanya gue sambil mencium pipi gembulnya.

Dia tertawa saat gue sibuk mengecup seluruh wajahnya, tangannya sibuk menghalau bibir gue. "Leon mau makan ayam" ujarnya saat gue berhenti menciuminya.

"Ayam ? Boleh, tapi Mama masak dulu ya" dia malah menggeleng, mengambil ponsel gue yang berada si sebelah lalu menyerahkannya ke gue.

"Telepon Papa, aku mau makan di luar" ujarnya memerintah, gue pun terkekeh lalu mengambil ponselnya.

Sedikit melirik ke arah televisi, ternyata disana sedang berputar iklan bumbu ayam goreng. Mungkin karena itu dia mau makan ayam, padahal gue bisa masak tapi dia pengem makan diluar.

Menunggu panggilan di angkat, gue mengusap dahinya yang terlihat berkeringat. Bandung memang sedang panas hari ini, bahkan pendingin ruangan masih membuat Leon berkeringat.

"Halo, kenapa yang ?"

"Papa!" Teriak Leon heboh saat mendengar suara Yunis dari speaker telepon.

"Lho, kok Leon ? Ada apa jagoan ? Mamanya mana, kok kamu yang nelepon Papa ?"

"Mama di depan aku" Leon menunjuk gue, padahal Yunis juga gak bakal liat. "Papa udah makan ?" Tanyanya.

Terdengar kekehan dari seberang, "belum nih, tumben anak Papa perhatian nanyain makan" gue pun ikut tertawa. Karena ini masih siang, dan Yunis pasti masih sibuk di kantor meski jam makan siang sudah terlewat dua jam yang lalu.

"Kamu kok belum makan ? Ini udah jam dua lho, Yun" akhirnya gue ikut bersuara juga karena kesal mendengar suami gue belum makan jam segini.

Sesibuk apa sih di kantor sampe lewat makan siang, Yunis kerja di perusahaan Papanya setelah gagal negosiasi dengan pihak kedutaan untuk pindah kerja di Indonesia. Jadi dia memilih keluar dari sana dan sekarang menempati jabatan sang Papa untuk menggantikan.

"Tadi aku ada meeting, yang. Jadi belum sempet, kenapa emang ?"

"Papa sibuk, ya ?" Tanya Leon dengan raut wajah sedih, diumur masih belia dia mengerti kalau Papanya sibuk bekerja dan suka pulang malam.

HIM : My Husband || Cho SeungyounTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang