1-3 [Seorang Novelis dan Sebuah Boneka]

229 22 1
                                    

Oscar memiliki kekuatan ekonomi yang cukup untuk hidup tanpa apapun yang memengaruhinya, karena naskah yang dia tulis digunakan dimana-mana, sehingga akumulasi tabungan dari pembayarannya membuat dia tidak mungkin mati karena kelaparan.

Setelah bertahun-tahun berkabung untuk putrinya dan istrinya, dia didekati oleh seorang rekan pekerjaan lamanya, yang telah bertanya kepadanya apakah dia bisa menulis naskah lagi. Bagi Oscar, yang hanya memajang namanya di industri ini dan keberadaannya sendiri terhapus darinya, permintaan dari kelompok teater yang dikagumi oleh semua orang merupakan sebuah kehormatan.

Hari malas, tidak bermoral, sedih. Manusia adalah makhluk yang mudah lelah menjadi sedih atau bahagia, dan tidak bisa terus baik selamanya. Itulah sifat mereka.

Oscar telah menerima tawaran tersebut dengan umpan balik langsung, memutuskan untuk terus memegang pena sekali lagi.

Namun, sejak saat itulah masalahnya dimulai.

Demi melarikan diri dari kenyataan yang amat buruk. Oscar sudah mulai minum minuman keras. Itu juga berfungsi sebagai obat untuk bisa memiliki mimpi yang baik. Berkat bantuan seorang dokter, ia berhasil mengatasi alkohol dan narkoba, namun dia terbelenggu dengan getaran di tangannya. Entah dia menulis di atas kertas atau dengan mesin ketik, dia tidak bisa kerja dengan benar.

Keinginan untuk menulis, bagaimanapun, tetap ada di dadanya. Yang harus dia lakukan hanyalah menemukan sarana untuk memasukkannya ke dalam kata-kata. Ketika dia meminta saran dari rekan kerja lama yang telah mengajukan permintaan kepadanya, ia mengatakan kepadanya,

"Ada sesuatu yang bisa membantumu. Kau harus mencoba menggunakan Boneka Kenangan Otomatis."

"Apa itu?"

"Ahh kamu begitu terputus dari dunia kawanku, lebih seperti tersingkir darinya pada tingkat yang mengkhawatirkan. Mereka terkenal. Saat ini, kau bisa menyewakannya dengan harga yang relatif rendah. Ah ya itu yang akan kita lakukan, aku akan memesankan satu untukmu sebagai ujicoba."

"Boneka bisa membantuku?"

"Mereka sekretaris khusus."

Oscar kemudian memutuskan untuk menggunakan alat yang namanya baru saja ia ketahui. Boneka Kenangan Otomatis. Pertemuan dengannya dimulai dari sana.

.

.

.

Seorang wanita mendaki jalan gunung. Rambutnya yang lembut dan dikepang dipegang oleh pita merah tua, sementara tubuhnya yang kurus terbungkus gaun dasi pita putih salju.

Rok sutra lipatnya bergoyang rapi saat dia berjalan, bros zamrud di dadanya berkilau. Jaket yang dikenakannya di atas gaun itu berwarna biru prusia yang kontras. Dilengkapi dengan sepatu botnya yang panjang, yang berwarna coklat kakao.

Sambil memegang tas koper yang tampak berat, dia berjalan melewati gerbang lengkung putih rumah Oscar. Tepat pada saat dia melangkah ke halaman depan rumah, hembusan angin musim gugur bertiup dengan berisik. Daun merah, kuning, dan coklat yang berguguran menari-nari di sekeliling tempat dia berdiri.

Mungkin karena tirai daun musim gugur, bidang penglihatannya agak kurang jelas. Wanita itu lalu mencengkram bros di dadanya. Dia menggumamkan sesuatu dengan suara rendah - lebih rendah dari suara hujan daun yang mengepak, yang meleleh ke udara tanpa ada orang yang bisa mendengarnya.

Saat angin nakal tenang, atmosfir hati wanita itu lenyap, dan tanpa ragu sedikitpun, dia menempelkan satu jari yang bersarung tangan hitam ke atas bel rumah. Bel yang mengerang bergema seperti jeritan dari kedalaman neraka, dan tak lama kemudian, pintunya terbuka. Pemilik rumah, si rambut merah Oscar, menunjukkan wajahnya. Dia mengenakan pakaian berantakan di depan tamu, seolah baru terbangun atau tidak tidur sama sekali.

Saat Oscar menatap wanita itu, dia sedikit bingung. Apakah karena dia memliki penampilan yang aneh? Atau apakah dia terlalu memukau? Apapun itu, dia harus menarik napas dalam-dalam.

"Apakah anda.. Boneka Kenangan Otomatis?"

Violet Evergarden - Kana Akatsuki [Light Novel] Vol. 1 ✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang