1-6 [Seorang Novelis dan Sebuah Boneka]

139 17 2
                                    

Setelah tiga hari lagi dengan Violet berlalu, Oscar bangkit berdiri lagi. Dia mendapatkan inspirasi karena telah melihat sebuah pemandangan yang spesifik.

Kisah yang ditulis Oscar tentang Violet adalah tentang petualangan seorang gadis sendirian. Gadis yang telah meninggalkan rumah, mengunjungi banyak negeri, berhubungan dengan banyak orang dan menyaksikan banyak kejadian, sehingga tumbuh dewasa.

Motif cerita gadis itu adalah putrinya yang berpenyakit. Pada akhir dari ceritanya, gadis itu kembali ke rumah yang telah dia tinggalkan, Ayahnya telah menunggunya di sana, dan tidak tahu apakah itu benar-benar dia, karena dia telah berubah banyak. Gadis yang sedih memintanya untuk mengingatnya, mengungkapkannya akan sebuah janji yang pernah mereka panjatkan di masa lalu – untuk mencoba menyebrangi danau deket rumah mereka dengan berjalan di atas daun yang jatuh di atas air.

"Manusia tidak bisa berjalan di atas air,"

"Aku cuma mau membuat gambarannya saja, aku akan membuat gadis itu dibantu suatu berkah melalui roh air yang ia dapat di tengah petualangannya,"

"Meski begitu, aku tidak setuju dengan ini. Gadis dari cerita ini periang dan terlihat sangat tidak berdosa. Itu sama sekali bukan seperti diriku," ujar Violet.

Oscar menyuruh Violet mengenakan pakaian yang meniru karakter utamanya dan bertanya apakah dia bisa bermain-main sedikit di tepi danau. Dia sudah membuatnya membersihkan, mencuci pakaian, dan keperluan rumah lainnya, dan yang terpenting, meminta bantuan seperti itu, sepertinya dia adalah seorang pembantu.

Bahkan Violet yang merupakan seorang wanita professional yang gigih, dia tampak kesal dan berkata, Orang yang merepotkan..

"Warna rambutmu.. agak berbeda, namun mirip seperti rambutnya, seperti anak perempuanku. Jika kamu ubah sedikit, pasti.."

"Tuan, saya hanyalah seorang sekretaris Boneka Kenangan Otomatis. Aku bukan putri atau selir mu. Saya juga tidak bisa menjadi pengganti."

"Sa-saya tau itu, saya tidak akan memiliki minat seperti itu pada gadis sepertimu. Hanya saja- penampilanmu.. jika putriku masih hidup, kurasa.. dia pasti sudah tumbuh seperti orang seperti itu,"

Penolakan tegas Violet hancur saat itu, "Saya pikir anda hanya terlalu keras kepala. Jadi Putri anda telah meninggal dunia?" dia menggigit bibirnya dengan lembut. Wajahnya tampak menunjukkan hati nuraninya berkonflik.

Selama beberapa hari ini, Oscar sudah mulai mengerti satu hal tentang dirinya. Hal itu adalah, bagaimana Violet berpegang pada apa yang dianggap benar saat dia terbelah antara hal-hal baik atau buruk.

"saya adalah boneka kenangan otomatis.. saya ingin mengabulkan permintaan klien saya.. tapi yang ini melanggar peraturan kerja saya.."

Dia bersikap seolah-olah sedang bergelut dengan dirinya sendiri, dan meski Oscar merasa tidak enak untuk itu, dia mencoba untuk terakhir kalinya.

"jika anda bisa membangun citra gadis itu sebagai orang dewasa, pulang ke rumah, siap memenuhi janjinya, keinginan saya untuk menulis akan segera dihidupkan kembali. Yah, jika anda menginginkan hadiah, saya bisa memberikan apapun. Saya bisa membayar dua kali lipat dari harga asli anda, cerita ini sangat berharga bagiku. Saya ingin menyelesaikannya tonggak hidup saya kembali, kumohon"

"Tapi.. aku.. Bukan boneka dress-up"

"Kalau begitu aku tidak akan memotretmu atau apapun"

"anda tadinya bermaksud memotretku?"

"Aku akan memotretnya ke dalam ingatanku, dan menulis ceritanya hanya dengan mengingatnya, silahkan."

Violet memikirkannya sedikit lebih lama dengan wajah cemberut. Setelah itu, ia akhirnya setuju, mengalah pada ketekunan Oscar. Dia bisa menjadi tipe yang menjadi lemah saat diberikan paksaan.

"Khawatir atau tidak. Semuanya.. harus sesuai dengan keinginan Tuan," setelah meyakinkan behwa dengan suara yang jelas, Violet melangkah lebar dan melompat.

Meski jauh dari dia, sedetik pun, dia terbang melewati sorotan Oscar. Kecepatan itu seperti angin itu sendiri. Sebelum melangkah ke danau, Boneka Kenangan Otomatis itu dengan tegas menendang bumi (melompat). Dampaknya cukup kuat untuk mengguncang tanah. Kaki tangguhnya yang menakutkan. Sepertinya dia baru saja menaiki tangga ke surga. Mulut Oscar tampak terbuka lebar pada saat melihat kekuatan supernya itu.

Sejak saat itu, segala sesuatu sepertinya terjadi dalam gerak lambat. Menjelang titik kritisnya, Violet mengangkat payung yang diambilnya dan membukanya dengan cepat. Rasanya seperti bunga mekar. Potongan payung bergoyang indah, dan seolah memprediksi waktu yang tepat, angin mendorong kakinya ke depan. Rok dan payungnya melotot lembut di udara, roknya mencuat. Sepatu bot renda yang panjang dengan lembut melangkah ke daun yang berguguran mengambang di permukaan air.

Itu adalah satu saat. Itu satu detik, itu satu gambar. Adegan yang sejelas fotografi terukir di dalam memori Oscar. Seorang gadis dengan payung berayun dan rok mengepak, melangkah ke permukaan danau. Sama seperti Penyihir.

Kata-kata putrinya dari hari detak jantungnya berhenti kembali padanya.

Suatu hari..

Ayah akan menunjukkannya kepadaku suatu hari nanti, bukan? Di danau yang dekat rumah kita, saat daun yang gugur di musin gugur berkumpul di permukaan air. Suatu hari nanti.. akan kutunjukkan padamu suatu hari nanti, ayah.

Sebuah suara.. suara dari gadis yang akhirnya dia lupakan di dalam pikirannya.

--kau tidak tahu, bukan? aku ingin terus dipanggil olehmu, seratus kali lagi. Kau akan menunjukkan kepadaku suatu hari nanti, bukan?

Ayah!
Suara manis yang pelan terdengar.

Akan kutunjukkan padamu suatu hari nanti, ayah

--Suaramu lebih nyaman didengar dari pada orang lain

Akan kutunjukkan padamu suatu hari nanti

Violet Evergarden - Kana Akatsuki [Light Novel] Vol. 1 ✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang