SETANGKAI BUNGA DI BULAN JUNI

55 36 1
                                    

Cuaca Bandung saat ini terasa dingin, dan waktu masih terlihat pukul 05:30 WIB.
Hari ini Keluarga kita akan berlibur bersama, senang rasanya Papa mu menyetujui ajakan ku melalui Ayah sebagai perantara.
Tempat yang dipilih secara bersama, berakhir pada sebuah bukit di Bandung. Disitulah tempat yang akan kita tujuh pagi ini untuk berlibur.

Tok tok..
Bangun, Dek..

" Udah bangun, Bu ." ucap ku dalam bilik.
" Mandi, terus sarapan ya , nanti bantu Ibu kemas barang. "
" Siapp, Bu ." sembari bangun.
" Mana mungkin aku belum bangun di hari yang nampak indah ini. " gumam ku.

Saat sedang sarapan, terdengar suara Ayah berbicara melalui telephone rumah (☎) . Aku mendengar banyak pembicaraan Ayah, mulai dari kapan, dimana, bagaimana.
Kita akan berkumpul sekitar pukul 09:00 WIB. di terminal, dan satu lagi soal Adikku , ia menolak ikut pergi liburan. " Aku dirumah Nenek aja, Bu. " ucapnya.
Aku tau Ibu tidak tega , dan memintanya tetap ikut, namun ia tetap menolak.
Mau tidak mau Ibu harus mengantarkan ia sebelum kami berangkat.
Dia memang keras kepala, padahal usianya baru 7 tahun, adikku itu Yanti namanya.

Ibu telah kembali kerumah, sekitar 5 menitan mengantar Yanti. Kami bersiap karna sudah pukul 08:40 WIB. Aku, Ayah & Ibu berangkat ke terminal menggunakan angkutan umum. Disitu kita bertemu , saling malu untuk menatap, aku tersenyum kala itu. Tanpa sepatah kata terdengar dari mulutku, begitu pula kamu. Kita saling diam namun bahagia.
Kau nampak cantik pagi ini, berkat kerudung hitam polos milikmu membuat wajahmu begitu WAH 
bagiku.

Perjalanannya memakan waktu 40 menit, namun tak apa , ini hanya tentang mu, tidak masalah soal liburannya selagi bersama mu akan tetap menjadi hari yang indah.
Melihat-lihat sekitar, agak ramai pengunjung saat ini, mungkin karena liburan sekolah jadi banyak anak dengan orangtuanya berlibur kemari juga.
Kami membayar tiket masuk , Rp 5000/orang untuk sehari.
Papa mu dan Ayah , menggelar dua tikar untuk alas duduk disini , sedangkan Mama dan Ibu ku menyiapkan makanan yang sudah dibawa dari rumah , kita bantu mereka menyiapkan semua.

Kebetulan disini bukan hanya bukit, namun ada juga air terjun, untung saja aku dan Ayah membawa baju ganti. " Kamu mau ikut, Nii? " ajak ku
" Ikut sana sama Fiqih, kamu kan bawa baju ganti. " ucap Mama mu.
" Iya , Ma. "
Kita pergi berempat, sembari menunggumu mengganti pakaian aku coba berjalan sebentar, aku melihat di kejauhan ada beberapa bunga berwarna putih dan kuning. " Mungkin bagus untuk mu. " gumam ku.

" Hey Dek, ngapain disitu? " Ucap Ayah dari kejauhan.
Aku menghampiri nya, " Cuma jalan-jalan, Aini udah selesai? " jawab ku
" Tuh baru selesai, jangan pisah ya nanti. "
" Iyaa, Pa. " kita bersama menjawab ucapan dari Papa.

Melihat air terjun sudah didepan mata, aku turun lebih dulu membasahi kaki. " Ayo, Nii. " ucapku
" Tunggu aku, kamu mengikuti ku, Airnya dingin. " ucapmu
" Sini ." menarikmu ke air terjunnya.
Kamu hanya mengikuti arah ku berjalan sambil tertawa kecil.
Menyenangkan sekali bisa melakukan ini, wajahmu terlihat bahagia, sama seperti ku.

" Ayah sama Papa Aini mau kembali, kalian jangan jauh-jauh takutnya lupa jalan. "
" Siappp. " jawab ku bersemangat

" Nii, aku mau ngajak kamu ke satu tempat. " ucapku
" Jangan jauh-jauh ya, aku ngikut kamu kok!"
Kita jalan berdua , aku menggenggam erat tanganmu, kamu hanya diam mengikuti ku berjalan menuju tempat yang aku ingin kamu melihatnya juga.
" Kita mau kesana? " Tanyamu sembari menunjuk tempat yang aku maksud
" Yaa, kamu suka bunga? "
" Suka, aku suka yang putih. "
" Oke kalau gitu. Kamu tunggu disini. "
" Mau kemana? " tanyamu sedikit cemas
Tanpa menjawab aku memintanya untuk menunggu, dan aku akan kembali.

" Heh, Fiqih. Nanti diomelin kamu. " ucapmu agak kesal, terlihat dari kedua alismu yang naik.
" Aku minta kok, ada orang disitu yang ngejaga taman ini. " ucapku membuat mu lega.
" Nih, kamu bisa ambil ini. "
" Bener yaa, udah ijin kan minta ini? " Tanyamu ragu
" Iyaa, nih ambil. "
Dari raut wajah mu, terlihat senang dengan apa yang aku beri . Kamu tersenyum, aku balas tersenyum.
Aku suka senyum mu, aku suka caramu melihat ku, aku suka caramu tertawa. Aku menyukai semua dari dirimu.

" Makasih yaa, aku suka bunganya. " ucapmu bahagia.
" Sama-sama, aku senang kamu suka bunganya . "
" Ohiya, kamu tau kenapa aku ambil mawar putih, kenapa bukan yang kuning? " tanyaku
" Enggak, emangnya kenapa ?? " tanyamu penasaran
" Kepooo. "
" Hehhh terus ngapain nanya kaya gitu. " ucapmu kesal.
" Aku becanda loh. Oke gini, Mawar Putih itu dianggap sebagai bunga yang mewakili rasa cinta, " Tau dari mana kamu? "
" Dengerin dulu aku ngejelasin ."
" Hehe maap, sok lanjut. "  sembari tersenyum.
Putih berartikan ketulusan , juga melambangkan kebaikan. Meskipun berduri , Mawar Putih akan tetap indah dan menjadi simbol sebuah perasaan kasih.

prok...prok.. prok..

" Bagus kata-kata nya. "
" Keren yaa, hehehe. "
" Kerennn, aku baru sekali ini ngerasa senang bareng kamu. Di pondok aku malu kalau ngeliat kamu. Hehehe. "
" Di pondok kan tempatnya belajar, bukan becanda kaya gini. Bunganya kamu bawa, jangan dibuang. "
" Kalo layu? ." ucapmu
" Simpen aja, aku ngasih bunga itu dengan per... "
" Yaa aku ngerti, aku tau arti putih dari bunga Mawar. " ucapmu dengan tawa kecil.
" Selain dari apa yang aku bilang tentang Mawar Putih, alasan terbesarnya karena tadi kamu bilang suka warna putih. Hehehe. "
" Ih ngeselin, tapi aku suka. " ucapmu.

" Sudah agak lama kita ditempat ini, ayo kembali!!"
" Yaa, takut Papa nyari juga nanti. "

Siang yang cerah, hari ini sangat menyenangkan bagiku, mungkin juga bagimu. Sayangnya kita harus kembali dari tempat yang telah menjadi bagian dalam kisah kita.
Walaupun begitu, aku senang dengan liburan kalih ini. Mungkin karena bersama denganmu. Hehehe.

Kesenangan membawa-kan kebahagiaan
Semua rasa bahagia, akan tersudahi
Meski begitu,
Aku senang akan hari ini.

" Aku mau tidur ya, Bu. "
" Baru sampe rumah langsung mau tidur, dasar kamu tuh yaa ." ucap Ibu.
    Jelas begitu, aku lelah setengah hari bermain. Sekarang memang waktunya tidur.
  Terasa badan ku yang begitu lelah , jam menunjukkan pukul 8 malam, karena memang lelah, aku memilih tidur dibanding bangun lalu makan malam.

Pagi hari kembali, hari-hari membosankan ku pun ikut kembali.

Biarpun sudah terjadi ,
Hari yang baik akan memiliki kenangan-nya tersendiri..

• KOMEN JIKA ADA TYPO / KATA YANG MEYINGGUNG •
Baca terus yaaaaa ≧∇≦
(๑•́ ₃ •̀๑)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Garis Lurus BersuaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang