4

747 59 9
                                    

" Hoseok-ah sedang apa di sana hm?, kemari" Panggil sang eomma dengan senyum yang sentiasa tertera di wajahnya

Dengan senyum lebar hoseok menghampiri sang eomma, dan langsung duduk di sebelah wanita paruh baya tersebut walau umurnya tak bisa di bilang muda karena usianya yang hampir mennginjak 50 tahun, tapi tetap saja wajahnya terlihat sangat terawat.

=============================

Chapter 4

Sorry for typo 😉

Tangan sang eomma terulur untuk mengelus surai milik hoseok, begitu pun dengan senyum di bibirnya yang tidak pernah luntur dari wajah cantiknya

"eomma jangan tinggalkan kami ya" kata - kata itu membuat sang eomma menghentikan acara mengelus rambut hoseok, tersenyum hanya tersenyum tanpa bisa membalas ucapan sang putra

"eomma jangan hanya diam, berjanji lah! " ucap hoseok sedikit membentak sang eomma tercinta, bola mata indahnya menatap tajam wajah sang eomma

" hoseok sayang dengarkan eomma"
Ucap sang eomma sambil menangkup pipi tembam anaknya.

" kamu sebagai kakak harus bisa menyayangi adik serta kakak - kakak mu tanpa terkecuali, apa pun yang terjadi kedepannya" lanjut sang eomma dengan sedikit menekan kata apa pun

Hoseok hanya diam, tak lama memeluk sang eomma seakan sang eomma akan segera pergi meninggalkan dia dan juga seluruh saudaranya.
Hening
Hoseok hanya memeluk sang eomma sedangkan sang eomma hanya tersenyum sambil membalas pelukan sang anak tercinta sambil berguman

"Eomma menyayangi kalian semua dan hoseok harus menjadi hyung yang baik, harus bisa menjaga adik - adik dengan baik ya jangan membuat eomma kecewa sayang" guman sang eomma

"Eomma mengatakan sesuatu?, ada apa eomma?? " tanya hoseok

"Eomma tidak mengatakan apa pun Sayang" jawab sang eomma

Hoseok tau eommanya menyembunyikan sesuatu, tapi ia memilih diam dan menunggu sang eomma untuk bercerita dengannya

.....................................................................

Hoseok membuka kedua matanya, kenangan itu membuat dirinya merasakan sesak di dadanya seakan tertimpa beton yang begitu berat ia berdiri kemudian beranjak menuju toilet untuk membasuh wajahnya, di dalam toilet ia diamhati dia merasa harus kah dia memaafkan Namjoon atau tetap membencinya.

Pikiran dan hatinya berkecambuk seolah tidak membiarkan Hoseok menyelesaikan masalahnya, dengan berat hati ia beranjak dari toilet setelah membasuh wajahnya tak lama ia berdecak setelah melihat siapa yang menunggunya di tempat parkir taman dengan wajah datarnya ia menghampiri orang tersebut perlahan seolah meneliti apakah dia orang yang sama

"Hoseok-ah lama tidak berjuma " sapa pria tersebut senyuman andalannya

-duh gantengnya suami siapa inii, maap mas Namjoon saya oleng bentar

"mau apa kau di sini Jackson-ssi " ucap Hoseok dingin

"kenapa kau memanggil ku dengan embel - embel ssi? Aku kira kita sudah cukup dekat Hoseok-ah, aku sedikit kecewa " sela Jackson ia kurang nyaman jika di panggil dengan embel - embel ssi

" diam sialan! Lebih baik kau beritau mau apa kau datang kemari! " paksa Hoseok

"aah kau masih sama Hoseok - ah baiklah akan aku beritau tujuan ku datang ke korea, aku kembali untuk mengajak Namjoon ikut bersama ku, aku sudah terlalu lama meninggalkan dia bersama manusia brengsek seperti kalian" ucap Jackson dengan senyum sinisnya

Please Help MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang