Suara gemericik air hujan memberikan nuansa teduh yang menenangkan. Winwin menarik nafasnya,matanya menatap bangunan mewah di depannya.
"Jadi?"
Yang di tanya mengangguk pelan.
"Ayo-"
"Bentar, aku duluan. Nanti aku payungin"
Yuta segera turun dari mobil. Dirinya dengan cepat membuka payung yang sebelumnya sudah ia siapkan. Winwin segera membuka pintu mobil, kemudian ikut berjalan dengan payung yang sama dengan Yuta.
"Gapapa kan? Maaf ya, parkiran nya agak ja-"
"Gapapa kok, kak" jawab winwin cepat.
Yuta tersenyum. Entah kenapa, ia merasa tuhan benar benar memberikan kebahagiaan yang besar padanya. Mungkin ia menunda nya lima tahun lalu,
Namun, apakah sekarang ia akan memberikan semuanya?
"Kamu basah, de?" Winwin menggeleng pelan.
"Bentar ya, kamu duduk dulu aja-"
"Asera?" Keduanya menoleh ke arah suara. Yuta tersenyum, kemudian mengangguk kecil.
"Mau private?" Winwin mengangguk kecil.
"Than, bisa- loh? Alinda juga disini?" Yang di sebut hanya mengangguk. Yuta segera mendekati Ten, kemudian berbicara berbisik pada nya.
"Yuk Sera" Winwin segera mengekor di belakang Yuta, di ikuti tren dan Taeyong di depannya.
"Mau ditinggal?"
"Gamau" Winwin memegangi tangan Yuta.
"Yaudah, kaka duduk di sana. Kamu disini bareng mereka, oke?"
Winwin menurut. Dirinya duduk tepat di depan ten dan Taeyong.
Hening, canggung. Itulah yang sekarang mereka rasakan. Kali ini Yuta tidak turun tangan, dirinya ingin mereka menyelesaikan masalah nya sendiri.
"S-saya, ah m-maksudnya.."
Winwin memainkan jarinya. Rasa gengsi nya entah mengapa meningkat. Namun hatinya ingin kedamaian, bukan berlari larian dari masalalu.
"Gua tau. Gaperlu minta maaf. Bahkan jangan."
Ten segera mendekat ke kursi Winwin. Dirinya membawa si CEO muda kedalam dekapannya.
Perlahan, isakan kecil keluar dari keduanya. Ini adalah perdana mereka berpelukan setelah 5 tahun.
"Althan.."
"Hiks.. jangan. Itu memang kebodohan dan kesalahan gue di masa lalu, Sera. Lu punya hak marah karena si bodoh ini-"
"Sssh apasi, jangan gitu. Kita udah maafan kan? Jadi jangan di ungkit lagi..."
Ten mengusap matanya, senyum nya tak bisa di sembunyikan. Winwin pun demikian, tapi tidak lama matanya menatap ke arah Taeyong yang sedang terdiam dengan matanya yang memerah.
"Alinda.. ayo si-"
BRUK!
"Seaaa, maafin g-gue.. mungkin benar, saat itu Taeyong difakhri alinda benar benar gatau mana yang benar dan mana yang salah cuma karena cinta. Tolol banget, gua-"
"Sssh, Alinda gausah gitu... Di maafin kok. Malahan gue yang merasa bersalah banget udah lakuin semua ini ke kalian. Siapapun yang bersalah itu berhak dapat kesempatan kalo dia mau berubah. Tapi gua malah kayak orang yang tutup mata dan telinga tentang masa lalu. Kali ini, ayo kita mulai hidup kita lagi. Dengan lembaran baru, warna baru tapi dengan keceriaan yang sama"
Taeyong dan Ten refleks mengangguk pelan. Ketiganya berpelukan erat. Yuta yang berada di pojok ruangan tersenyum, mengingat masalah yang terjadi 5 tahun yang lalu sudah benar benar selesai.
Namun perlahan senyuman nya memudar. Tergantikan dengan tatapan mata sendu.
"Sekarang, masalah yang belum terselesaikan cuma cerita cinta kita, Asera"
❁ཻུ۪۪⸙͎
Terdengar tawa kecil dari ketiga sahabat baru yang saling bercanda satu sama lain. Para dominan hanya tersenyum, mengingat sulitnya masalah ini dulunya terpecahkan.
"Gua ngga ngira, lang. Ngga ngira kalo masalah ini bisa semudah ini selesai nya. Dan cuma dengan lu yang ikut turun tangan" johnny mengangguk mendengar ucapan jaehyun.
"Galang diam diam punya rencana matang emang. Oh iya- KAPAN NIH BAIKAN HUBUNGAN NYA?"
seketika semuanya menoleh ke arah Lucas. Winwin yang mendengar itu hanya tertawa kecil, kemudian membuka suara
"Baikan sama althan dan alinda aja udah cukup"
"Kalo balikan merajut cinta sama galang kapan Sera?" Lucas kembali bertanya. Jaehyun dan Johnny yang mulai merasa canggung dengan suasana ini hanya terdiam sambil menggaruk kepala mereka yang tidak gatal. Namun tawa kecil dari Winwin membuat suana kembali tenang.
"Haha, kalo baikan ya udah baikan. kalo masalah itu, ka Galang kan udah punya istri. Merajut apa coba"
Winwin kembali terkekeh. Mereka yang mendengar hal ini hanya terdiam, sebelum Yuta tertawa memecahkan keheningan.
"Eh Sera, nikah-"
"Than, pasta nya lagi dong dua. Lapar banget gapaham, efek hujan kali ya" ucap Yuta memotong. Matanya menatap Winwin dengan senyuman nya
"Halah, bayar lu. Gratisan mulu, padahal CEO sukses"
"Harga sahabat"
"Sahabat jingan, lu minta nya gratisan bukan harga sahabatan"
Ten segera keluar dari ruangan khusus yang mereka gunakan. Winwin yang merasa ingin pergi ke toilet pun ikut mengekor di belakang Ten, tapi dengan
Yuta yang juga mengekor di belakang nya."Ngapain ikut?"
"Mau ke toilet juga lah"
Ten berbalik mendengar penuturan Yuta pada Winwin,
"Eh, kalo mau gua bisa suruh jangan ada yang pake toilet loh"
"ALTHAAAN"
Di sisi lain, seseorang di pojokan ruangan terkekeh melihat interaksi di depannya.
"Udah gua kira, mana ada Asera setia."
🕊ֻּּֽۣ֬ꦿᬊ𝐓𝐨 𝐛𝐞 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐢𝐧𝐮𝐞.
Omg gua updateeee, maaf bangt ya guys lama ngga update, paling mostly itu sebenarnya karena kesibukan. Tau lah sekolah online ribet bat kayak liat drama yumark.g
Intinya aku itu kalo ngetik harus tenang, mood bagus, kalo di recokin sama tugas, bakalan berasa ngga nge feel, terus juga mood nulis aku lagi down banget, balik lagi karena sibuk. Baca wp juga jarang bngt skrng;')
Anw, moga aku bisa up di book lain juga ya! Bye bye~
Enjoy the story?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The Story | Yuwin
Romance[Sequel of Jakarta - Yuwin.] Kata orang, waktu adalah obat terbaik dari sakit hati. Namun, karena waktu jugalah seseorang bisa berubah. Asera sudah secukupnya yakin. Ia bisa melupakan wajah itu. Namun galang lebih yakin, bahwa ia bisa membuktikan c...