03

108 28 3
                                    

Dewa
Arga
Aku membutuhkan bantuanmu
Kalau kamu baca, tolong datang ke tempatku
Banyak arwah disini dan aku tak tau mereka jahat atau baik

Dewa tak tau pesan itu masuk atau tidak. Yang ia tau, ia membutuhkan bantuan Arga.

"MBAAKK! SUSTERR! DOKTERRR! TOLONNNGGGG!!"

Dewa tersentak kaget, ia menoleh keluar melalui jendela. Ia dapat melihat seorang Pria yang tampak dengan susah payah memapah seorang Wanita hamil itu untuk masuk ke dalam rumah sakit.

Dengan sigap, Siena keluar membantu kedua orang itu. Bisa dipastikan, mereka adalah manusia.

"Saya mohon, nona. Tidak ada rumah sakit yang mau membantu persalinan istri saya karena ini sudah larut malam. Harapan saya hanya pada rumah sakit ini.. Saya mohon dengan sangat, nona..." tangis Pria itu, ia menggenggam kedua tangan Siena dengan erat yang kemudian ia tempeli ke dahinya, ia tampak memohon dengan sangat putus asa.

Dewa hanya terpaku di pijakannya tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun. Siena tampak tergesa-gesa kembali ke meja resepsionisnya. Ia meraih telepon rumah sakit di mejanya kemudian tampak bicara disana.

Dan ketika beberapa suster lainnya datang sambil membawa sebuah brankar dorong, Siena dan Pria itu berusaha memapah wanita hamil itu ke atas brankar dengan bantuan para suster juga. 

Kemudian para suster itu membawa brankarnya masuk ke ruang bersalin, dibuntuti oleh Pria itu yang mengikuti mereka dari belakang dengan raut wajah sedih bercampur khawatir.

Dewa benar-benar tak salah lihat. Ketika para suster membawa brankar dorong itu menuju ruang persalinan, ia dapat melihat Hantu Ona menunjukkan wujud aslinya, sosok hantu wanita itu duduk di atas brankar bersama wanita hamil yang berteriak-teriak kesakitan.

"Wanita itu dalam bahaya." gumamnya, ia tak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari pintu ruang bersalin yang kini telah tertutup.

"Siapa yang anda maksud, tuan?"

Dewa mengerjap kaget saat Siena tiba-tiba berdiri di sampingnya, ia tampak keheranan. 

"Siapa yang anda bilang sedang dalam bahaya?"

"T-tidak.." sahutnya gugup, nafasnya tak beraturan. "Rumah sakit ini tidak tutup?"

"Akan segera tutup untuk mencegah datangnya pasien lainnya, Tuan. Beberapa dokter dan suster tetap akan berjaga-jaga disini karena banyak pasien lainnya yang masih dirawat di lantai atas. Kapan anda akan pergi? Atau anda membutuhkan sesuatu?"

"S-saya.." Dewa menggantung ucapannya, ia menatap Siena yang tampak tak mengetahui apapun. Dan pastinya, Siena tak akan percaya jika Dewa jujur padanya. Tapi, apa alibi yang akan dia ucapkan pada Siena?

"Anda bisa melihat sesuatu?"

Dewa menatap Siena dengan tatapan terkejut, "Apa?"

"Anda bisa melihat sesuatu?" ia mengulangi pertanyaannya. Ia mengusap tengkuknya ketika Dewa tampak kebingungan setengah mati, "Di rumah sakit ini memang banyak kejadian wanita hamil yang kehilangan bayinya saat proses persalinan. Beberapa orang menyebutkan bahwa pelakunya adalah sosok makluk halus. Tapi karena aku tidak bisa melihat, aku tidak bisa membantu apapun. Yang aku tau hanyalah, ia bisa menyamar menjadi tampak seperti manusia."

Mata Dewa melebar mendengar hal itu. Itukah alasannya mengapa sosok Hantu Ona tadi tampak sama persis seperti Siena?

"Aku akan segera pulang, aku tidak ingin bermalam disini." Siena berlalu begitu saja, meninggalkan Dewa yang terpaku dipijakannya.

Dewa benar-benar tak paham dengan situasi saat ini. Hantu Ona, Siena, hantu wanita dengan wajah rusak, apa yang sebenarnya terjadi di tempat itu?

Dan kenapa semenjak kemunculan Ona, suasana rumah sakit itu menjadi sunyi? Hantu-hantu lainnya yang tadi ia lihat, kini menghilang seolah tak pernah ada.

Dewa mengalihkan pandangannya perlahan, ia menatap Pria tadi yang tengah menunggu di depan ruang persalinan istrinya. Ia tampak sangat risau sehingga tak bisa duduk diam dan menunggu. Tampaknya ia telah mengetahui sesuatu namun karena tak ada pilihan lainnya, ia terpaksa membawa istrinya ke rumah sakit itu.

 Tampaknya ia telah mengetahui sesuatu namun karena tak ada pilihan lainnya, ia terpaksa membawa istrinya ke rumah sakit itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ODYONA - Dewa VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang