9. TANTANGAN KALUNA

88 9 0
                                    

[JANGAN LUPA VOTE!]



Suara bola memantul mendominasi lapangan indoor SMA Mahanta. Bola orange bergaris hitam itu sudah lebih dari setengah jam terus digerakkan oleh manusia. Suara decitan tiga pasang sepatu pun tak kalah mendominasi. Karena lapangan indoor yang sepi, suara-suara itu terdengar sangat keras. Tiga orang tengah bermain basket. Tiga orang yang lain tengah duduk di tribun.

Yang mereka lakukan hanya saling mengoper dan Kaisan lah yang lebih sering memasukkan bola ke dalam ring. Jam kesatu dan kedua kelas mereka kosong, hanya diberi tugas yang harus dikumpulkan minggu depan. Karena mereka bingung harus apa, akhirnya memilih bermain basket sampai menembus jam istirahat. Baru tiga menit yang lalu bel istirahat berbunyi. Mereka masih punya banyak waktu untuk dihabiskan di luar kelas.

Kaisan mengoper bolanya ke Lamuel. Melangkah pergi dari sana. Tubuhnya terasa lelah semua.

"Kas mau kemana?" Tanya Sagara.

"Ke tribun."

Sagara berdecak malas. "Baru juga main bentar. Kas Kas."

"Kaisan belum terbiasa." Lamuel menoyor Sagara.

Kaisan berjalan menuju tribun. Menyusul Sheo, Bragy dan Catra yang sudah sejak tadi berada di tribun. Kaisan menghela nafas lelah. Menyandarkan tubuhnya begitu saja pada tribun. Pertandingan bodohnya dengan Sheo kemarin, berhasil membuat tubuhnya pegal-pegal sampai saat ini. Kaisan mencoba mengembalikan kekuatan tubuhnya, matanya memejam. Ia menghirup nafas dalam-dalam, lalu membuangnya.

"Capek?" Tanya Catra, ia mengalihkan perhatiannya dari Lamuel dan Sagara saat Kaisan duduk di samping kanannya. Melihat Kaisan yang hanya mengangguk tanpa merubah posisinya, Catra segera menatap Bragy dan Sheo. Tangannya terulur untuk meminta."Minum."

Bragy dengan cepat mengambil air mineral kemasan botol ukuran tanggung dan memberikannya kepada Catra. Segera oleh Catra, diberikan kepada Kaisan. "Kas."

Kaisan membuka kembali kedua kelopak matanya. Pandangannya langsung tertuju pada sebuah botol yang ada di depan dadanya. Kaisan segera meneguk air mineral itu.

"Badan lo belum terbiasa buat gerak lama Kas." Tutur Sheo. Tak tega melihat Kaisan yang terlihat kelelahan. Kemarin Kaisan sudah bertanding dengannya dengan durasi cukup lama dan pukulannya ke sahabatnya itu bukan hanya sekali dua kali dengan kekuatan yang tidak tanggung-tanggung.

Kaisan benar-benar ingin membuat badannya terbiasa kembali dengan hal-hal yang meremukkan. Sheo terus menatap Kaisan dengan tatapan jengkel, marah, kesal dan khawatir. Lelaki itu segera membuang pandangannya.

"Gue benci lo kaya gini." Sheo berucap dalam hati. Ada rasa ingin mengumpati ketua Raksi itu.

"Mungkin kalau lo main cuma sepuluh atau lima belas menit it's okay, but lo tadi main lumayan lama sekitar--" Ucapan Bragy terpotong. Ia bingung, tidak menghitung lamanya Kaisan bermain basket.

"Dua puluh lima menit." Kaisan melengkapi ucapan Bragy. Memang benar, tubuhnya itu sudah cukup lama tidak digunakan untuk olahraga yang memaksa terus bergerak. Kaisan melanjutkan untuk meneguk habis air mineral dalam botol itu.

Bragy masih melihat ke arah Kaisan yang duduk terpaut Catra dan Sheo. "Lo tadi juga gak pemanasan dulu."

"Jangan siksa tubuh lo sendiri." Imbuh Catra.

"Catra aja khawatir, jadi lo gak usah keras kepala." Ucap Bragy.

"Kaya gak kenal gue aja. " Ucap Kaisan singkat. Kembali menggerakan tubuhnya beberapa kali untuk peregangan.

KAISAN ; s e r a p h i cTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang