🌚🌚🌚
Warn! Gaje.
Sebenarnya part ini tuh gak gini, cuman karena waktu itu wattpad abang error lagi, dan part ini kehapus, jadi abang ketik ulang.
...
Achana duduk dari tidurnya setelah berhasil melepaskan pelukan Jaehyun lalu menggelung rambutnya dan berjalan ke arah box bayi saat mendengar tangisan Jefian.
Achana berjalan pelan menghampiri sang anak.
"Sabar sayang,, mama lagi jalan ini.." Ujar Achana menahan ringisan.
Hup!
Achana menggendong bayi berusia 1 setengah bulan dengan tubuh agak mungil itu -dikarenakan prematur- dan kemudian membuka kancing daster atasnya dan kemudian menyusul Jefian.
Achana menimang-nimang Jefian dan berjalan perlahan keluar kamar. Dirinya berusaha tidak mengeluarkan suara sekecil apapun agar sang suami tidak terbangun.
Biasanya, ketika Jefian menangis, Jaehyun akan terbangun terlebih dahulu dan menenangkan ana ketiga nya itu, lalu setelah itu saat Jefian kembali tidur Jaehyun akan menaruh Jefian di kasurnya lebih tepatnya berada di tengah Jaehyun dan Achana.
Namun, sepertinya si bapak anak emp- ah salah, bapak anak 3 itu kelelahan akibat proyek besar-besaran dari perusahaan nya yang baru saja beres tadi malam.
Achana sampai di ruang tengah dan kemudian mendudukkan pantat semok nya di sofa empuk yang berada disana.
"Udah gak lapar? Bobo lagi gak?" Achana memasangkan kembali kancing nya dan mencium pipi Jefian.
Jefian hanya membalas dengan senyuman lucu sambil menatap Achana polos.
"Loh mah, jam 5 udah bangun aja." Mark menuruni anak tangga dan menghampiri Achana
"Adik kamu nih bangun... Utututu..." Ujar Achana yang lalu memainkan hidung Jefian
Sedangkan Mark hanya melihat interaksi ibu anak itu.
"Urusan Jeno beberapa minggu lalu beneran beres kan? Gak ada acara saling lapor polisi lagi?" Tanya Achana
"Udah mah. Sebenarnya iqbaal itu siapa sih?" Tanya Mark yang kini sudah rebahan di karpet sambil menatap Achana.
"Orang." Jawab Achana singkat
"Yakali monyet ma! Hadehh,," Mark menatap sang mama muda kesal
"Tanya aja Jeno." Ujar Achana yang kini telunjuknya dimainkan boleh Jefian.
"Mama gak mau kasih tau papa?" Tanya Mark
"Papa mu ga-"
"Apa? Iqbaal siapa?" Ucapan Jaehyun membuat Achana dan Mark segera menengok.
Di depan pintu kamar utama, Jaehyun sudah menyilangkan tangannya di dada, dan jangan lupakan tatapan datar dan menuntut itu.
"Eh papa..." Mark nyengir
"Masuk kamar." Titah Jaehyun dan langsung dilakukan oleh Mark, namun sebelumnya ia menarik Jefian agar orang tuanya itu punya privasi tak terganggu. Oh, jangan lupakan Achana yang merengut tak suka kala Jefian ditarik paksa dari dekapannya.
Jaehyun kini sudah berada di depan Achana yang tengah duduk di sofa itu, menatap istri manisnya itu dengan tatapan meminta penjelasan.
"Duduk dulu mas..." Ujar Achana
Jaehyun duduk disebelah Achana namun tatapannya tetap tatapan penuh tuntutan meminta penjelasan.
"Siapa dia?" Tanya Jaehyun datar
Glup
Achana menelan ludahnya kasar. Jaehyun marah bukan lah hal yang baik. Untung saja ia masih dalam pemulihan luka jahitan bekas melahirkan, coba kalau tidak? Habis sudah Achana di ranjang bersama Jaehyun.
"Kakel Achan dulu..." Ujar Achana lalu memeluk Jaehyun dan mendusal di dada suaminya itu.
Sedangkan Jaehyun? Bisa apa selain luluh. Memang bucin sekali.
"Terus?" Ujar Jaehyun yang kini memeluk pinggang istrinya dan mengelus rambutnya
"Terus dia katanya suka Achan, jadi Achan ngejauh, eh malah berbuat aneh. Yaudah sih, masa lalu.. Kan Achan udah punya mas Jefri." Ujar Achana sambil mendongak.
Cup
Achana pun mencium dagu Jaehyun dan mendusal lagi di dada suaminya. Malu.
"Bibirnya enggak nih?" Tanya Jaehyun
"Gak!" Ujar Achana yang teredam dada bidang Jaehyun
"Kalo little Jefri gimana?" Tanya Jaehyun yang kini sudah memasang wajah mesum
"Gak maoo!!!" Seru Achana heboh yang kini malah semakin merapatkan dirinya dengan sang suami.
"Serius hm??" Tanya Jaehyun yang kini sedikit meremas pantat istrinya itu
"Haaa mesum!!!" Achana kini berusaha melepaskan pelukan Jaehyun
"Mesum sama istri sendiri gapapa kan?" Tanya Jaehyun dengan menaik turunkan alisnya itu.
Rasanya Achana ingin melemparkan muka suaminya itu dengan popok Jefian.
.
.
.Mark masuk ke dalam kamar Jeno dengan Jefian di gendongan nya.
"Jefian, liat tuh bang Jeno belum bangun." Mark nunjuk Jeno yang lagi tidur dengan mulut terbuka.
"Pukul yuk pukul." Mark memegang pelan tangan Jefian dan memukul wajah Jeno.
"Pinter!" Seru Mark memuji Jefian yang tertawa dan memamerkan gusi nya yang belum ditumbuhi gigi
"Gigit idungnya yuk gigit idungnya." Ajak Mark yang kini memposisikan Jefian diatas tubuh Jeno.
Mark menahan tawanya kala Jefian mengemut idung Jeno. Sedangkan Jeno perlahan membuka matanya.
"ASTAGHFIRULLAH!" Jeno kaget dan Mark langsung menarik Jefian.
Sedangkan Jefian hanya bisa terkekeh.
"Gimana? Enak?" Tanya Mark sambil tertawa
Sedangkan Jeno menatap kakaknya itu kemusuhan. Lalu dia keluar kamar.
"Mau kemana?" Tanya Mark
"Ngambil minum." Seru Jeno
Mark mengedikkan bahunya lalu merebahkan dirinya dikasur Jeno sambil menidurkan Jefian di dadanya.
Namun, tak sampai 30 detik Jeno kembali lagi ke kamarnya.
"Kenapa lu?" Tanya Mark
"Habis mendengar percakapan porno." Jawab Jeno dengan tatapan horror
"Alah sia boy, kasian pisan maneh. Hahahaha." Dan Mark menertawakan adiknya itu.
.tbc.
Req anaknya Jaehyuck dong.
Nahloh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Muda [JaeHyuck] -SELESAI-
FanfictionIni tentang Achana yang nikah sama duda anak dua, Jaehyun Rahandika. Lokal Gender Switch Crackpair