Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mas kalo saya minta desainnya jadi besok bisa nggak?"
Gue menimbang-nimbang. Ada tiga desain lain yang menunggu untuk gue selesaikan lusa. Bayangin aja. Tiga desain sekaligus! Padahal tiga-tiganya baru diminta kemaren dan gue dalam waktu 2 hari harus menyelesaikannya.
Desain sesuatu itu nggak gampang bro, apalagi desain tampilan website seperti pekerjaan gue sekarang. Lo harus nyari inspirasi sampai rela nongkrong berjam-jam di kamar mandi yang kata orang gudang inspirasi, nyari banyak referensi supaya lo tau seperti apa tren saat ini, sampai lo harus revisi berkali-kali sampai klien lo puas sama desain bikinan lo.
Iya kalo puas. Kalo nggak? Lo harus puas dimaki-maki klien karena gagal menginterpretasikan keinginan mereka dalam bentuk desain yang udah susah payah lo selesaikan.
Salah satu dari tiga deadline itu adalah revisian kedua website kampanye yang diminta Bang Hansa. Dulu pas revisi pertama katanya foto ibu calon walikota kurang gede, jadi nggak keliatan cantiknya. Terus yang kedua ini bilangnya si ibu calon walikota itu protes gara-gara foto yang dipasang di bagian kanan website itu kurang cantik dan bikin dia keliatan berisi.
Padahal itu foto dia sendiri yang ngirim dan kemaren juga nggak protes.
Mana kali ini rombaknya nggak cuma foto doang lagi. Hampir keseluruhan diubah sampai hasil desain gue cuma tinggal setengahnya doang yang dipertahankan, itupun hasil kerja keras Bang Hansa buat nego sama ibunya biar nggak terlalu banyak dirubah.
Hurufnya kudu pake Comic Sans MS katanya, biar gemes gitu keliatannya terus warna latarnya pink, jangan putih.
Kalo gitumah nggak usah susah payah bayar jasa kita buat bikin website. Pake blogspot aja, atau pake WordPress gitu biar domainnya agak keren. Mana gratis pula, kan lumayan tiga puluh jutanya dipake makan di angkringan. Yoi nggak?
Lagian kampanye bikin website buat apaan sih? Buang-buang duit aja. Mana nominalnya bisa buat beli motor sekelas Nmax lagi.
Thanks to Paduka Hansa buat mempertahankan kerja keras gue, walaupun ujungnya gue juga dianjing-anjingin sebagai pelampiasan dari perdebatan alot yang dia lakukan. Karena nggak mungkin kan doi bakal nyebut klien dengan nama hewan peliharaannya itu? Yang ada malah doi diseret ke penjara karena melakukan perbuatan tidak menyenangkan.
"Maaf mbak Atha, kalo besok belum bisa. Kalo empat hari lagi gimana?"
Perempuan yang kira-kira berusia akhir dua puluhan itu termenung sejenak sambil mengetuk-ngetukkan jari di meja yang bikin gue gugup setengah mati. Kita berdua tengah bertemu di kantor gue pagi ini guna mendiskusikan desain yang dia inginkan.
"Kan desain cepet, Mas. Cuma gambar doang. Kok lama banget sih,"
Ini kalo gue nggak inget dia ibu hamil udah gue cakar kali mukanya.
Gue berusaha sabar lalu tersenyum tipis, "Saya juga butuh referensi biar hasilnya maksimal, Mbak,"
Dia kelihatan menimbang-nimbang, "Okedeh. Nanti dateng ke kantor saya aja ya, Mas. Saya capek kalo harus kesini,"
