Pasal OSPEK:
1. Senior selalu benar
2. Junior selalu salah
3. Apabila senior salah kembali ke pasal 1****
Kriiing....kriiing....kriiing....
Suara jam berbunyi berulang kali membangunkan sang empu dari tidur lelapnya. Rupanya hal itu sudah menjadi kebiasaan buruk sang pemilik yang sering bangun kesiangan. Ini adalah efek libur panjang setelah lulus SMA. Lama jam itu berbunyi akhirnya sang pemilik terbangun dari tidurnya dengan rambut yang masih acak-acakan.
"OMG!!! Ini udah jam 06:00. Parah hari pertama ospek udah kesiangan. Ra, kenapa lo ngga ngebangunin gue si?" Tanya Risya pada Akira yang sedang menikmati sandwich Sari Roti favoritnya
"Udah gue bangunin kali Sya, lo aja yang ngebo. Dah sana mandi, lo cuma punya waktu setengah jam doang loh." Jawab Akira yang masih asik melahap sandwichnya yang masih penuh di mulutnya
"Iye sipit." Risya pun langsung bergegas mandi.
Setengah jam kemudian Risya sudah rapi dengan kemeja putih dan rok hitamnya. Layaknya ospek pada umumnya dimana mahasiswa dituntut untuk berpenampilan rapi. Tak lupa juga mereka diwajibkan membawa perlengakapan aneh-aneh yang diperintahkan kating.
"Sya buruan, lama banget lo." Teriak Akira
"Bentar napa. Ini gue lagi nyariin tote bag." Jawab Risya sambil mencari-cari keberadaan tote bagnya.
"Yaelah, udah gue bawaiin. Cepetan pake sepatu lo!" Perintah Akira yang sudah menunggu Risya di depan kamar kost.
"Iye-iye, perlengkapan ospek gue udah lo masukin ke tote bag kan?" Tanya Risya sambil memakai sepatu hitamnya.
"Udah kok, tenang aja." Jawab Akira dengan percaya diri.
Mereka berjalan kaki menuju Auditorium kampus dari kosnya yang terbilang cukup dekat. Dengan ditemani langit berwarna biru tanpa hamburan awan satupun. Angin bertiup dari timur ke barat menyejukan suasana di pagi hari. Jalanan yang ramai dengan mahasiswa baru yang berpakaian seragam menandakan mereka siap untuk mengikuti ospek.
Hari ini adalah awal baru perjalanan mereka, walaupun sebenarnya ada rasa malas untuk mengikuti ospek. Bagi mereka ospek itu sangat ribet dan buang-buang waktu, dimana mereka harus menyiapkan hal-hal aneh yang harus dibawa saat hari-H.
Risya POV
Kenalin nama gue Parisya Selena Darlene, biasa dipanggil Risya, umur 18 tahun. Sekarang gue udah jadi mahasiswa baru prodi pariwisata di salah satu universitas di Bali. Ngga tau kenapa gue milih kuliah di Bali. Yang jelas gue pengen merantau keluar dari hiruk-pikuk pulau jawa. Untung gue ngga sendirian, ada best friend gue pas SMP si sipit Akira. Gue lolos masuk universitas lewat jalur SNMPTN sama seperti Akira. Eits jangan berfikiran gue anak pinter ya. Yang jelas otak gue juga ngga bodo banget.
Author POV
Sore yang begitu cerah di hari terakhir penutupan ospek dengan panasnya mentari terasa di tubuh mungil Risya. Upacara penutupan ospek telah dimulai. Dia berdiri di barisan belakang bersama Akira, kebetulan mereka satu kelompok membuat Risya sedikit bersyukur (catat sedikit bersykur)"Sstt, ini kating kapan selesenya jemur kita sih? Bali panas bingitz gila." Bisik Akira.
"Ngedumel mulu, tahan dulu napa gue juga kepanasan nih. Udah diem, katingnya lagi kesini tuh." Bisik Risya sambil melirik ke Akira yang ada di sebelahnya.
Seketika kating mendengar bisikan mereka. Tiga orang kating menghampiri mereka berdua, diantaranya dua laki-laki berpostur tinggi tegap berwajah tampan asli Bali dan satu perempuan berpostur tinggi dengan rambut ikalnya berasal dari Kupang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA: P.S I Still Love You
Fiksi Remaja"Kita itu seperti Matahari dan Bulan, terpisah oleh siang namun tetap bersama di Angkasa." ~Elenio Angkasa~ "Bukan salah jarak dan waktu yang memisahkan kita. Salah kita karena tak berani menghadapinya bersama." ~Parisya Selena Darlene~ Skuy kepoi...