Jihoon dan Soonyoung.....
Jihoon putri satu satunya dari pasangan Lee, dan Soonyoung putra satu satunya dari pasangan Kwon, namun ayah mereka meninggal tiga tahun lalu karena kapal nelayan mereka tergulung ombak besar. Dan jasadnya baru ditemukan tiga hari setelah kejadian.
Dari situ, mereka berjanji tak akan meninggalkan satu sama lain, berjanji akan selalu bersama apapun yang terjadi. Namun, janji hanyalah janji. WHO KNOWS?
Rumah mereka berjarak tak jauh, hanya terhalang dua petak sawah. Berteman sedari kecil membuat orang beransumsi bahwa mereka adalah pasangan.
Keduanya kini duduk di sekolah menengah atas tingkat akhir. Teman teman sekolah pun menganggap mereka adalah pasangan. Dimana ada Jihoon, disitu ada Soonyoung.
Rumah mereka terletak di sebuah desa kecil, sedangkan sekolah mereka terletak di pinggiran kota. Keluarga Soonyoung dan Jihoon hanyalah keluarga sederhana yang berprofesi sebagai petani.
______
Pagi ini, Soonyoung dengan sepeda birunya datang ke rumah Jihoon. Soonyoung sudah seperti anak sendiri di keluarga Lee, jadi ia tak sungkan langsung masuk setelah memeluk bibi Lee.
"Soonyoung, mau minum susu?"
"Tidak, eomma Lee. Terimakasih, tadi aku sudah minum susu."
"Baiklah, kalau begitu bawa susu ini ke kemar Jihoon. Mungkin dia sedang bersiap sekarang."
Soonyoung patuh, membawa susu hangat ke kamar Jihoon. Kamar berpintu putih dengan tempelan sticker bunga itu Soonyoung buka perlahan. Di dalamnya Jihoon sedang menyisir rambutnya.
"Susu hangat untuk Jihoon yang manis."
"Apa apaan itu, huh? Kau tidak minum?"
"Aku sudah minum susu di rumah tadi. Eomma membawakanku dua kotak bekal. Isinya tuna bumbu, kesukaanmu."
"Waaaahh, setelah pulang sekolah nanti aku akan makan siang di rumahmu ya."
"Tentu saja, ayo minum. Nanti kita terlambat." Soonyoung menyerahkan susu hangat yang sedari tadi masih ia genggam.
______
Sepulang sekolah kegiatan mereka adalah membantu ibu masing masing di sawah. Memanen, menyirami tanaman lainnya, dan membersihkan daun daun kering.
Soonyoung dan Jihoon memang dasarnya tipikal anak yang sangat berbakti. Apapun akan mereka lakukan untuk orang tuanya.
Padahal, lusa adalah ujian kelulusan. Tetapi mereka malah sibuk di ladang dan di sawah. Alih alih belajar, Soonyoung malah memanen kubis musim semi, sedangkan Jihoon memanen terong. Yang hasilnya akan mereka bawa ke pasar besok pagi.
"Soonyoung! Ayo pulang!" Teriak Jihoon di ladang ujung.
"Tunggu sebentar! Tali keranjangku putus!" Balas Soonyoung tak kalah keras.
Setelah lima belas menit Jihoon menunggu, akhirnya Soonyoung datang dengan senyum secerah matahari dan sekeranjang penuh kubis musim semi di punggungnya.
Berjalan saambil tangan bergandengan memang rutinitas mereka. Jika di tanya ibu masing-masing, atau tetangga. Jawaban mereka adalah "kita takut kehilangan, kalau begini kan kita akan selalu bersama"
Jihoon itu mungil, cantik, kulitnya pucat. Bibirnya merah. Matanya kecil, pipinya gembul dan gampang merona. Rambutnya hitam legam dengan panjang se bahu.
Sedangkan Soonyoung, tinggi dan memiliki badan yang bagus. Matanya jauh lebih sipit dari Jihoon. Pipinya juga gembul seperti pipi Jihoon, bibirnya tebal dan merah. Rambutnya hitam dan lurus.
Kalau orang tidak tahu, mereka sering dikira kembar. Seperti dulu saat pertama masuk sekolah menengah atas, awalnya mereka dipisahkan dengan dalih adik kakak tidak boleh sekelas. Namun di tingkat dua dan tiga mereka sekelas karena Soonyoung dan Jihoon membawa kartu keluarga masing masing saat pendaftaran ulang.
____
Sekitar pukul empat pagi, Jihoon dan Soonyoung berangkat ke pasar di desa sebelah membawa hasil panen mereka kemarin sore. Soonyoung dan Jihoon selalu menolak ketika ibu mereka menawarkan untuk Soonyoung dan Jihoon di rumah saja. Soonyoung dengan santai menjawab, "ibu ibu lansia sebaiknya di rumah saja. Udara pagi tidak baik untuk ibu ibu"
Padahal itu hanya akal akalan Soonyoung saja, karena setelah dari pasar ia dan Jihoon ingin ke taman bermain.Benar saja, setelah menerima uang dari hasil panen. Keduanya menitipkan keranjang sayur mereka ke bibi Soonyoung yang kebetulan pedagang di pasar itu.
Keduanya dengan girang membeli tiket untuk naik biang lala. Duduk berhadapan dan senyum tak lepas dari bibir mereka.
"Jihoon, nanti jika aku punya uang banyak aku akan mengajakmu pergi ke kota. Kita datang ke taman wisata yang banyak wahananya."
"Janji, ya?" Jihoon menodongkan jari kelingkingnya pada Soonyoung dan disambut tautan jari kelingking Soonyoung.
Setelah satu putaran, mereka segera pulang dan mengambil keranjang mereka dulu.
When you call me
I’m fallin’ to your warm arm
Obscure future becomes
Clear as I meet youSEE YOU AT ANOTHER TIME~