HEYYOW JANGAN LUPA VOTMENT YA! VOTE DULU BARU SCROLL!
HAPPY READING, SEMOGA SUKAK!siap siap baper atau ketawa nih? atau biasa aja?:v
staytune!!--------------
"REIII!!"
Reinal menoleh ke arah teriakan itu, dia meringis saat rahang nya di tonjok oleh ayah nya shana, sebenarnya dia berani untuk melawan tapi apakah boleh melawan orang tua?.
"Maaf om, saya bukan mau bermain fisik, saya cuma ingin melihat apa yang terjadi di rumah ini. Teriakan om dan tante terdengar sampai luar apalagi tangisan anak om." Reinal melirik shana lagi dengan tatapan sendu, begitupun dengan shana yang membalas tatapan itu.
"SIAPA KAMU BERANI IKUT CAMPUR?!" sentak ayah, reinal tersenyum.
"Saya reinal om, tetangga om dulu di blok sebelah," ucap reinal sopan, perlahan mata marah ayah mulai luntur, tatapan ayah mulai biasa. Tidak tau apa yang terjadi dengan ayah nya.
"REINAL?! ANAK PAK TOMO ITU?" kata ayah dengan semangat, reinal mengangguk membenarkan perkataan ayahnya shana.
"Yaampun, maafin om yaa, om kira kamu penjahat tiba tiba ikut campur urusan om, ayo ayo duduk, ini maaf yaa ruangan nya berantakan om kalab banget tadi," ucap ayah dengan halus.
Ayah kembali seperti sifat aslinya, rendah hati, halus, baik, sopan santun, menghargai, tapi kenapa tiba tiba?.
"Gimana perusahaan ayah mu? dengar dengar makin naik daun yaa," kata ayah sambil terkekeh.
Reinal yang hampir terduduk di sofa rumah shana kembali terbangun dan menghampiri shana.
"Sha,,ayoo bangun. Tante ayoo reinal bantu," tutur reinal sambil memapah bunda.
"Sha anter bunda ke kamar aja ya?." shana mengangguk lalu memapah bundanya sampai kamar sedangkan reinal kembali ke tempat ayah nya shana.
--------------
Malam hari nya shana termenung di balkon kamar nya, kepalanya di taruh di atas lutut yang tertekuk, sesekali dia memainkan kuku nya.
Semenjak ayah nya berbincang dengan reinal, ayah nya kembali baik seperti biasa namun tetap saja rasa nya berbeda seperti ada paksaan dari raut wajah nya. Shana kembali berpikir di saat ayah nya mengucapkan bahwa dirinya hanya menyusahkan, dan shana bukan anak dari ayah sama bunda, apa iya shana bukan anak bunda sama ayah? shana menggeleng kan kepalanya kuat, itu tidak mungkin.
Tukkk
Shana melirik ke arah batu yang baru saja terlempar, dia tidak kaget karena batu itu tidak terlalu besar dan terdapat secarik kertas, tunggu! ko ada kertas nya? dengan dahi yang berkerut shana mencoba mengambil batu itu dan membuka kertas itu.
Shana membuka pita kertas.
To : Ashana.
DON'T BE SAD ASHA, KAMU TIDAK AKAN SENDIRI, MENDONGAKLAH LIHAT BERIBU BINTANG YANG SEDANG MENUNGGU MU TERSENYUM.Jangan lupa, permen karet nya xixixi🦋
Shana tersenyum lalu pandangannya teralih pada permen karet, dia membuka permen karet itu lalu memakannya.
"Punya permen bukannya bagi bagi." Shana tersentak dengan suara yang dia kenal secara tiba tiba, dia mendongak melihat siluet, shana menyipitkan matanya menyesuaikan dengan cahaya yang berlawanan.
Shana tersenyum. "Nih ada satu lagi." Shana memberi permen karet dan di Terima oleh reinal dengan kedipan mata reinal.
"Makasih orang mah, bukannya malah kedip gitu," ujar shana kembali fokus ke arah bintang seperti ajuan di secarik kertas tadi.
"Gue... seneng lihat lo tenang gini," kata reinal sambil ikut melihat ke arah bintang bintang, shana yang mendengarkan langsung menoleh dan Memiringkan kepalanya.
"Kenapa?"
"Gak berisik, gak bawel, lo kan bacot nya banyak," ujar reinal sambil terkekeh.
Shana yang mendengar nya merasa tak Terima dia langsung mencubit lengan reinal keras. "Apaansih lo, pendiem gini gue."
"Hmmm, jangan sedih lagi sha, semasih ada reinal ganteng lo ga akan kenapa kenapa," kata reinal yang hampir mengenggam jari shana.
Tiba tiba saja jari shana terangkat untuk Mengaruk pelipis nya. wah bangke gagal modus.
"Narsis banget sih mantan gue," ucap shana lalu terkekeh.
"Tetep ganteng ya sha mantan lo," sahut reinal.
"Dihh pede,"
"Oh iya rei, lo ngobrol apa aja sama ayah?" lanjut shana.
Raut wajah reinal berubah saat dirinya menanyakan tentang ayah nya, namun sedetik kemudian reinal tersenyum tangan nya terulur mengelus kepala shana yang terbungkus krudung rabbani simpel.
"Gapapa sha, rahasia cowo lo tenang aja," ucap reinal meyakinkan, shana mengangguk paham.
Benar, ada yang di sembunyi kan.
Menyadari kalau shana tak sepenuhnya percaya, akhirnya reinal mengalihkan pembicaraan.
"Selama gue pindah, lo disini ngapain aja?"
"Hidup," jawab shana.
"Gue kira tanpa gue lo gabisa hidup—ternyata masih hidup," kata reinal.
"Lo gila rei, kalo gue ga hidup lo sekarang ga akan bisa nanya." reinal tertawa, humor nya memang sebatas omongan shana yang lucu.
"Udah ada gebetan?" tanya reinal.
Shana menggeleng. "Ilang ilangan mulu gue kalo punya gebetan, maklum pada ga kuat sama kecantikan gue."
"Kecantikan ga ada bawel yang ada, makanya kalo punya gebetan jaim dikit napa ilang kan semua,"
"Iya rei gue heran gue gabisa jaim kenapa yaa? khawatir punya kelainan rasanya," sahut shana mendramastir.
"Alay. Kalah lo sama gue, gue aja di sana udah dapet cecan," kata reinal sambil tersenyum.
"Berisik lo, gue males denger curhatan lo,"
"Gausah cemburu gitu dong sayang,"
blush
"Baper anjir anak setan," sahut reinal, sedetik kemudian sapu yang ada di samping shana melayang ke arah reinal.
"Jingan"
---------------------------------
Eyyow bau bau CLBK nya udh kecium nic wkwk
stay tune gais, penasaran kan? semoga yaaa wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAREII
Teen Fiction"REINAL!!? LO REINAL KAN?!" pekik seorang gadis yang berjilbab itu. "Y-yaaa biasa aja bisa kali," "LO MASIH KENAL GUE KAN??!" tanya gadis itu lagi dengan semangat. "Ha-a?o-ohh, Cewe yg dulu mutusin gue gara gara takut hamil?Padahal ga gue apa apai...