30 : Kebencian.

2.1K 169 14
                                    

Aku memakan sandwich-ku.Sesekali aku mencuri tatap ke arah Bella.Gadis itu memakan sandwich tanpa nafsu.Juga Meira yang kini sedang duduk dibangku taman dengan Leon.

Aku menatap wajah Bella.Tatapan gadis itu masih kosong,sesekali aku melihat buliran air mata lolos dari matanya.Namun,sedetik kemudian gadis itu cepat-cepat menghapus air mata nya.

"Bella." Kami berdua menoleh.

Oh,itu Meira.Dia berjalan kemari sambil memanggil Bella.Sementara,gadis si empunya nama tidak menjawab,ia malah kembali menikmati sandwich nya tanpa nafsu.

"Aku menyesal." Ucap Meira.

"Aku minta maaf,aku berjanji aku tidak akan melakukannya lagi." Lanjut Meira.

"Tak apa." Kata Bella tenang.

"Andrew juga sudah pergi.Sudah tidak penting,semuanya sudah terjadi." Katanya acuh tak acuh.

Aku melotot seketika,apa benar ini Bella?dan apakah gadis ini benar-benar sudah tidak memikirkan Andrew lagi?sementara,Meira masih mematung sempurna.

Mungkin Meira mengira bahwa Bella akan memuncakkan amarahnya lagi.Namun tidak,Bella bahkan kini tidak merasa perduli dengan ucapan 'maaf' dari saudarinya itu.

Bella menghabiskan sandwich nya,tanpa basa-basi gadis itu beranjak pergi.Meira menatapku,tatapan yang benar-benar sulit ku artikan.

"Apa dia membenciku?." Tanya Meira.

Aku tak bisa menjawabnya.Di saat Bella menceritakan semua yang terjadi padanya sore itu,kata terakhir yang Bella katakan adalah 'aku hancur'.Jadi bisa aku simpulkan,bahwa Bella masih tak terima dengan semuanya.

"Dia hanya butuh waktu." Tenangku.

"Sepertinya iya,aku akan masuk dulu." Ucap Meira lalu pergi ke dalam.

Aku menoleh ke bangku taman,di sana ada Leon yang menatapku.Seakan-akan menyuruhku duduk disampingnya,dan lagi-lagi aku menurut.

Aku mendudukan tubuhku di bangku taman itu,menikmati setiap detik dan desiran angin sepoi-sepoi yang menerpa wajah cantiknya.

"Aku masih tak percaya." Ujar Leon pelan.

Aku menatap wajahnya,merasa diperhatikan.Leon pun menatap wajahku juga,membuat kedua pasang mata kami saling bertemu.

"Aku juga." Balasku.

Di detik selanjutnya,Leon beranjak dari tempatnya.Membuat aku heran,mau kemana dia sore-sore seperti ini?.

"Kau mau kemana?." Entah ada keberanian dari mana aku menanyakan hal itu.

"Mencari Lily."

Aku tertegun.Mencoba menimalisir apa yang baru saja lelaki itu katakan.Sungguh?apakah lelaki itu benar-benar berharap bahwa Lily masih hidup?.

Entah,terserah Leon saja.Aku benar-benar jengah,Bella baru saja kehilangan Andrew-nya,dan mom ah keadaanya semakin parah.Dan sebentar lagi dirinya harus menjalani hidup baru?.

"Aku akan pulang larut.Waktu ku hanya 2 hari lagi." Kata Leon lalu pergi begitu saja.

2 hari lagi.

Semua nya baru,seakan-akan aku hidup di lingkungan baru.Sebagai manusia,dan harus aku akui,bahwa kehidupanku berubah 180 derajat setelah aku masuk ke dunia immortal.

Aku beranjak dari tempatku,memutar arah tubuhku dan melangkahkan kaki ku ke arah hause pack itu.Disana,aku melihat para maid yang berlalu lalang membersihkan ini-itu dan menyiapkan santapan malam.

Aku menaiki tangga,namun ada yang aneh.Kenapa rasa nya ada yang berteriak kecil?aku menajamkan pendengaranku,aku mengikuti suara itu,dan akhirnya.Langkahku terhenti di depan kamar Bella.

Damn! My Mate Is A Vampire?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang