04. ASRAMA

36 6 1
                                    

Selamat membaca cerita Tavisha ^^

***

Di depan Visha kini terdapat hiruk pikuk sebuah kota modern yang terlihat asing baginya. Bangunan-bangunan modern menjulang tinggi sampai ke awan. Sebuah kapsul terbang melayang ± 20 cm dari jalan di bawahnya. Ukuran kapsul terbang itu berbeda-beda, ada yang kecil dengan kapasitas penumpang 1 sampai 3 orang. Kapsul sedang sedang kapasitas penumpang 4 sampai 7 orang. Kapsul besar mempunyai kapasitas penumpang 8 sampai 11 orang. Motor di sini juga melayang. Kereta listrik melaju cepat di lintasan yang berada beberapa meter di atas, rel kereta listrik itu melayang di udara.

Banyak orang berjalan berlalu lalang ke sana kemari, meskipun sudah banyak kendaraan yang modern. Kota yang ada di depannya berkali-kali lipat lebih modern dari kota tempat tinggalnya, bahkan dari seluruh kota di bumi. Walaupun kota itu modern, tetapi tetap terasa asri dan minim polusi karena banyak pohon hijau dan tumbuhan yang tumbuh di sisi jalan.

Javion menarik pergelangan tangan Visha karena gadis itu sedari tadi terus saja memperhatikan keadaan di sekelilingnya. Visha menatap kesal pada pemuda yang tiba-tiba menarik tangannya. Gadis itu terbelalak saat di depannya ada seorang perempuan yang diam berdiri. Ia tidak sempat berhenti karena badannya terus saja ditarik. Mereka akan bertabrakan, tetapi setelah beberapa saat ia tidak merasakan tubrukan apa pun. Ketika tubuhnya melewati tubuh perempuan itu, ternyata perempuan itu hanyalah sebuah hologram 3 dimensi yang terlihat begitu nyata. Hologram itu sedang mempromosikan sebuah produk kecantikan.

"Bodoh sekali," batinnya. Untung saja Javion tidak menyadarinya.

Javion membawa Visha masuk ke dalam kapsul terbang yang berukuran kecil dengan kapasitas penumpang 1 sampai 3 orang. Tidak ada sopir dalam kapsul tersebut. Hanya dengan memberitahu tempat tujuan, kapsul tersebut akan melaju dengan otomatis dengan melewati rute jalan tercepat yang bisa dilewati.

"Mengapa kau menarikku?" protes Visha.

Javion hanya menatap Visha sebentar dengan tatapan tajamnya. Lalu ia menatap lurus ke depan.

"Hey! Aku bertanya padamu!" sentaknya lagi. Visha yang melihat Javion diam saja pun ikut diam. Tidak ada gunanya berbicara pada orang dingin seperti pemuda itu. Gadis itu lebih memilih untuk fokus menatap pemandangan dari jendela kapsul. Melihat aktivitas kota yang sibuk.

Ketika menatap kota ini, Visha seperti sedang melihat masa depan. Ia tidak menyangka akan melihat kota semodern ini sebelumnya.

"Sazion Academy berada di dalam hutan pinus, di sebelah selatan dari pusat kota ini," ucap Javion tiba-tiba. Visha langsung menoleh kepadanya.

"Apa kota ini punya nama?" tanya Visha. Ia benar-benar penasaran dengan kota ini.

"Kota Veorutopia."

"Apa sistem pemerintahan di sini?"

"Kerajaan. Di dimensi ini terdapat satu kerajaan, yakni Kerajaan Veorutopia." Javion sebenarnya malas menjelaskan tentang dimensi dan tentang Sazion Academy pada gadis itu. Namun ia tidak bisa menolak perintah dari pihak academy untuk menjelaskannya pada Visha. Alhasil, sekarang ia akan menerangkannya.

"Dimensi ini memiliki 36 jam dalam sehari,"

"Wow! Jadi 18 jam siang dan 18 jam malam?" tanya Visha yang dibalas anggukan oleh Javion.

Setelah 20 menit dalam perjalanan, mereka akhirnya sampai di depan gerbang Sazion Academy. Mereka berdua turun dari kapsul terbang. Gerbang Sazion Academy menjulang tinggi nan kokoh di depan mereka. Di atas gerbang Sazion Academy terdapat lambang seperti yang ada di surat undangan, yaitu elemen dasar kinesis. Terdapat 4 kotak gambar yang mewakili api, air, angin, dan tanah. Di atas sebelah kiri terdapat gambar yang mewakili api, di atas sebelah kanan terdapat gambar yang mewakili air, di bawah sebelah kiri terdapat gambar yang mewakili angin, lalu yang terakhir di sebelah kanan terdapat gambar yang mewakili tanah.

The End of The TestatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang