Androphobia (End)

Bab 29_Kebahagian (Wisuda)

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh !!
Up nih... Selamat membaca ....

***

🥀Kebahagiaan itu tercipta karena kesempurnaan, kalau pun ada yang bilang cacat itu hanya orang-orang yang tak pandai bersyukur.🥀

_________

Siang itu langit tampak cerah berwarna biru berpadu dengan awan putih bagai kapas tanpa noda. Langit seakan turut berpartisipasi dalam memeriahkan acara wisuda SMA XXX yang diselanggarakan pada hari ini.

Para orang tua yang tengah duduk dalam aula pun sibuk dengan pembicaraannya masing-masing dengan sebelah kanan kirinya, yang sedang berbagi tawa dengan anaknya pun ada. Sedangkan siswa/i kelas dua belas yang baru saja lulus itu sibuk bercengkerama dengan teman-temannya, saling menguatkan satu sama lain untuk tetap bersama meskipun nantinta hanya akan menjadi penonton story WhatsApp saja.

Namun kegembiraan yang dirasakan oleh semua orang itu rupanya tidak berlaku bagi Alya yang notabe nya sebagai sahabatnya bilqis dan juga sabrina, rara, ica. Mereka bertiga merasa kehilangan setelah kepergian bilqis ke luar kota setengah tahun yang lalu, begitu pula dengan sekelompok laki-laki, Dirga dkk. Setelah beberapa waktu yang mereka lalui bersama dengan Bilqis, pasti tidak akan pernah terlupakan dalam memori otak mereka.

"Assalamualaikum wr wb" salam kepala sekolah yang akan memberikan sambutan

"Waalaikumussalam wr wb"

"Selamat pagi, saya ucapkan selamat untuk anak-anak ku kelas dua belas yang lulus dengan hasil yang memuaskan. Bapak bangga kepada kalian semua, dalam shalat Bapak tak pernah lupakan untuk mendoakan anak-anak sekalian agar sukses di kelak kemudian hari. Menjadi kebanggaan untuk keluarga kalian dan tentunya guru-guru yang pernah membimbing kalian. Jangan pernah lelah untuk terus berjuang karena kehidupan yang akan kalian lalui setelah ini adalah kehidupan yang sesungguhnya....... Bla bla bla...."

Kepala sekolah itu memberikan sambutan dengan suasana haru, beliau bangga dengan anak-anaknya yang telah berhasil lulus. Semua siswa siswi juga menahan isak tangis, karena sebentar lagi mereka sudah tidak akan menginjakkan kakinya lagi disini, di SMA ini. Memang ketika melangkahkan kaki awal memasuki gerbang sekolah ini sangat berat, namun ketika melangkahkan kaki keluar dari gerbang sekolah ini lebih berat dari awal pertama memasukinya.

Setelah acara sambutan selesai, kesembilan orang yang merupakan teman-temannya Bilqis itu duduk merenung diluar aula dengan kediamnnya masing-masing. Ditambah lagi dengan Raga yang datang untuk kembarannya itu.

Mereka tengah memikirkan Bilqis, seandainya Bilqis ada disini, seandainya mereka bisa lulus bareng-bareng. Kata seandainya itu terus meracuni pikiran mereka, dimana seandainya Bilqis berada ditengah-tengah mereka.

"Seandainya bilqis ada disini" ucap Sabrina memecah keheningan.

Mereka menyetujui ucapan sabrina, mereka juga menginginkan Bilqis ada disini.

"Gue kangen Bilqis" seru ica

Mereka semua masih diam, bingung harus bagaimana dengan rasa kesedihannya itu

"Gimana kalau kita videocall sama Bilqis" usul Alya yang langsung diangguki oleh semuanya.

Alya mengeluarkan handphonenya dan langsung menghubungi Bilqis. Beberapa detik kemudian, panggilannya langsung tersambung dan menampilkan sosok wanita cantik dengan jilbabnya yang terpasang rapi.

"Assalamualaikum Bilqis" salam mereka serempak

"Waalaikumussalam"

"Geseran dikit dong, gue kagak keliatan di hape"