15. Khun Plan (02)

316 60 4
                                    

Rak dan Khun tengah duduk di lantai dengan nafas terengah. Keduanya terluka di sana-sini akibat pertengkaran kecil yang tentunya dimulai oleh makhluk Dino yang tubuhnya mini itu.

Beberapa saat yang lalu, ketika Khun selesai menjelaskan perihal Baam pada Rak. Buaya tempramen itu langsung berteriak tak jelas sambil mengangkat kedua tangannya. Satu tangannya mengacungkan tongkat, dengan penuh tekad dia berteriak untuk membawa Baam kembali pada mereka.

Khun yang sudah menyadari sifat dari buaya cokelat satu itu tentunya ikut emosi dan mencegah Rak berbuat sesukanya. Ia berkali-kali mengatakan jika Baam tidak ingin pulang kepada mereka sehingga harus memikirkan cara lain.

Rak yang keras kepalanya tentunya langsung menyerang Khun dengan pukulan tangannya. Sang bluenette yang kelelahan tak sempat menghindar hingga ia harus meringis. Emosinya yang masih bergejolak tak nyaman--akibat berita Baam--membuat Khun melampiaskannya dengan menyerang balik sang buaya.

Keduanya bertarung layaknya anak kecil yang saling memukul dan menendang. Ketika perut Khun disundul oleh kepala Rak, Khun mengambil kepala si buaya dengan cara mencekiknya agar tak bisa bergerak. Rak kemudian mencengkram tangan Khun dan melempar pemuda biru itu ke arah berlawanan.

"Aku akan membawa kembali Kuroi Kame!"

"Buaya bodoh! Sudah kubilang kalau Baam tidak ingin pulang, kita harus mencari--"

"Diam! Aku tak butuh alasan jelek mu itu!"

"..." Khun yang kelelahan memutuskan untuk diam. Ia menatap Rak yang masih menyilangkan tangannya dengan posisi angkuh. Dirinya tidak ingin mengakui perkataan Rak, tapi saat ini Khun memang kehabisan ide.

Ia tidak memiliki rencana untuk membawa Baam kembali saat ini.

"Hmph! Kau memang lemah Aoi Kame! Aku akan membawa Kuroi Kame sekarang juga!"

"Buaya...,"

Rak menghentikan langkahnya saat mendengar panggilan lemah dari Khun. Mata merahnya melirik sang bluenette yang tengah menunjukan wajahnya. Tangan itu terkepal sampai memutih.

"Bukan hanya kau yang ingin Baam kembali." Khun menggertakkan giginya frustasi. "Tapi Baam tidak ingin kembali. Jika kita memaksanya pulang. Kita sama saja dengan FUG sialan itu." Lanjutnya pelan.

Rak memperhatikan kura-kura biru yang begitu menyedihkan. Ekspresi Khun hampir sama ketika mereka diberi tahu jika Kuroi Kame mati. Namun saat ini, Rak bisa melihat tekad di balik mata biru itu. Menutup matanya sebal, Rak berjalan mendekati Khun.

"Jadi apa rencanamu, kura-kura biru?"

Mengangkat kepalanya, Khun menatap Rak dengan dengusan. Ia memang tak memiliki rencana saat ini. Tapi dia sudah mengkalkulasikan rencana brilian untuk masa depan.

Di mana Baam tak akan bisa menghindar lagi dari mereka.

***

Akhir-akhir ini Baam tidak menemukan Khun yang sering muncul di depan kamarnya atau mengejutkannya kemana pun dia pergi. Hatinya dilema antara lega karena ia bisa kembali menjauh dari kehidupan teman-temannya sehingga mereka akan aman, dan merasa kehilangan akan kehadiran sang bluenette.

Kebiasaan sulit untuk diubah, Baam sudah menghabiskan waktu lama di setiap kehidupan bersama dengan Khun. Bisa dibilang bahwa ia mungkin menumbuhkan rasa 'tak nyaman' jika dirinya tak menemukan pemuda biru itu. Pasalnya, setiap dia mengalami masalah. Baam akan langsung menuju kamar Khun--kamar mereka--dan menumpahkan segala pemikirannya dengan lancar.

Di sana Khun akan membantunya menyelesaikan masalah. Setelah itu Baam selalu merasa lega hingga menjadi rutinitas baginya untuk bersandar pada Khun dan tertidur di sampingnya.

Jika ia mengingat hal buruk, Khun ada di sana untuk menghiburnya. Baik dengan pelukan, usapan lembut atau ciuman di dahi dan pipi.

Oh, Baam juga ingat di beberapa dunia Khun pernah mencium bibirnya dengan dalih bahwa itu bisa membantunya menghilangkan stress.

***

Baam berkedip, orb emasnya memandang Khun yang menyeringai kecil. Telunjuknya menyentuh bibirnya yang masih merasakan sensasi lembut dan hangat.

"Aku mendengar jika ciuman bisa menghilangkan stress." Khun berkata santai. Tangannya bergerak untuk menyibak poni Baam sebelum turun untuk merangkul lehernya. "Bagaimana menurutmu?"

Sang brunette tentunya mengerutkan kening, ia masih tak mengerti dengan apa yang Khun katakan. Namun, perasaan lembut dan hangat itu rasanya tidak buruk. Melainkan itu membuatnya sedikit senang.

Baam rasanya pernah mendengar jika ciuman itu hanya dilakukan dengan orang yang dia sukai. Akan tetapi Khun juga berkata bahwa itu bisa menjadi obatnya dikala tak nyaman.

Maka dari itu, saat Khun memerintahkannya untuk memeluk pinggang ramping sang bluenette erat. Ia melakukannya dengan tulus. Saat kedua bibir mereka kembali bersentuhan. Baam menutup kedua matanya. Dia menggerakkan bibirnya untuk mencari posisi yang lebih nyaman.

Ketika ciuman singkat itu terlepas, Baam melihat Khun yang sedikit merona sebelum memasang ekspresi normal dan bertanya tentang perasaannya.

Apa yang Khun katakan benar, rasa gelisah yang sering dia rasakan sirna.

Dan Baam pun entah sejak kapan mulai mencari Khun untuk menciumnya. Menghilangkan perasaan negatif dan mengubahnya menjadi rasa hangat yang menyenangkan.

***

Mengingat kejadian itu Baam menundukkan kepalanya untuk menahan rona merah. Ia memang sering berciuman dengan Khun di beberapa timeline--jika Khun yang berinisiatif menciumnya dengan dalih yang sama sepanjang kehidupan.

Akan tetapi, setelah ia mengetahui jika ciuman itu juga mengungkapkan arti lain--apalagi jika keduanya terlanjur saling menghimpit di dinding dengan ciuman basah yang mengikutsertakan perang lidah--Baam menolak inisiatif Khun di kehidupan selanjutnya.

Bukannya dia benci, itu sebaliknya. Ia menjadi kecanduan dan tidak pernah ingin berhenti.

Itu sangat menyakitkan kau tahu? Saat ia bisa bebas berciuman dengan Khun di timeline sebelumnya, tapi salah satu dari mereka mati meninggalkannya dalam kenangan menyakitkan.

Di kehidupan selanjutnya Khun tidak mengingat apapun tentang aktivitas rahasia mereka meskipun Baam hampir kehilangan kendali beberapa kali untuk tidak segera mencium sang bluenette.

Baam pun menghentikan keinginannya dengan keras sampai dia tidak terlalu memikirkan betapa nikmatnya bibir Khun. Untung saja dia bisa memfokuskan diri pada hal penting lain.

Ketika ia menghentikan langkahnya, Baan menatap langit siang yang cerah. Kenangan dengan Khun memang menyenangkan. Tapi ia harus menyusun rencana baru. Karena kali ini misinya berkaitan dengan sang guru.

Dia harus mencegah Jinsung diculik. Sebelum itu dia juga akan menantang gurunya itu untuk latihan. Saatnya ia memberitahu anggota FUG seberapa besar kekuatannya.

Karena waktu semakin berjalan sesuai aslinya. Alangkah baiknya mereka mempersiapkannya dengan matang agar tak menyesal di akhir.

TBC

Halo? Masih adakah yang inget?
Saya update karena kebetulan ToG dapet anime S2! Yeay, siapa tahu bakalan hype lagi! (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

-Yoru
[12 Juli 2024]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Time ReverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang