11. kedatangan Hafiz

125 11 0
                                    

"Om, sejak kapan om Aby jadi calon suami shafi?"  Sungguh Shafina dibuat bingung dengan ucapan Abyan yang mengatakan ke Bu Ajeng bahwa dia calon suaminya.

"Sejak saat ini.... mamah Shinta, papah Yusuf, dan Syakiel ijinkan saya menyampaikan maksud untuk meminang putri kalian Shafina Elisha Putri Yusuf sebagai istri saya" Shafina dibuat terkejut dengan perkataannya, hatinya terasa perih kejadian ini mengingatkannya pada Andra ketika ia melamar Shafina waktu itu tapi disisi hati yang lain terasa sedikit senang mendengarnya, ingat ya hanya sedikit....

"Mamah dan papah menyerahkan semua keputusan pada putri kami, silahkan Aby bertanya langsung padanya" jawab papah Yusuf

"Shafina Elisha putri Yusuf, hari ini didepan orang tuamu, aku meminang dirimu menjadi pendamping hidupku, apakah kamu bersedia menerimaku menjadi calon suamimu? Tanyanya menatapku lekat

"Maaf aku tidak bisa menjawab, kita baru saja mengenal, beri aku waktu, tapi selama aku belum memberi jawaban dan om Aby berubah pikiran untuk melamar gadis lain, silahkan tidak perlu meminta ijin dariku, karena aku tidak bisa menjanjikan apapun"

"Baiklah aku akan menunggu jawabanmu, kapanpun itu, selama apapun itu, aku akan bertahan menunggu kamu Shafina, selama kamu belum menjawab khitbahku selama itu juga kamu tidak bisa menerima khitbah dari pria lain" jawab Aby dengan tegas tanpa ragu

"Aby benar nak, berilah keputusan secepatnya, kamu tidak diperbolehkan menerima khitbah pria lain sebelum memberikan jawaban atas khitbah dari Abyan. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis berikut ini: “Janganlah seseorang dari kamu meminang (wanita) yang dipinang saudaranya, sehingga peminang sebelumnya meninggal-kannya atau telah mengizinkannya. (HR Abu Hurairah)" papah Yusuf menjelaskan

"Baik ayah" sungguh Shafina baru mengetahui tentang hadits itu, sepertinya ia memang harus memberi keputusan, tapi bagaimana dengan hatinya? Jujur banyak ketakutan saat ini, penolakan dari keluarga calon suaminya kelak seperti pengalaman sebelumnya.

****

Saat ini Shafina berada ditambak budidaya ikan milik ayah, hembusan angin, suara gemericik air, dibawah pohon yang rindang ia duduk beralaskan tikar, termenung dengan semua yang akhir-akhir ini terjadi, meski masalah terasa berat ia tetap bersyukur masih banyak yang menyayanginya untuk apa memikirkan orang yang membenci sementara yang menyayangi lebih banyak bukan?

"Sha...." Itu suara Aby, ia ikut bersama papah dan aku melihat tambak budidaya ikan milik papah selaku pemasok ikan di restauran miliknya.

"Hmm...."

"Lagi mikirin aku ya Sha...." Tanya Aby dengan percaya diri

"Iya....eh?" Shafina benar-benar keceplosan rupanya

"Aku memang tampan sejak lahir Sha, baik, dan tidak sombong, kamu pasti bahagia kalau jadi istri ku nanti" ucap Aby

"Aku tidak mau bermimpi tentang kebahagiaan, terkadang impian menghancurkan diri kita sendiri dan bahkan menghancurkan kebahagiaan" jawab Shafina

"Tidak perlu bermimpi Sha, cukup jalani dan ikhlaskan, aku yakin akan lebih mudah jika kamu mengikhlaskan"

"Bukan tidak ikhlas hanya saja aku takut" Shafina tersenyum pahit.

"Aku akan ada untukmu melawan rasa takutmu Sha, hilang kan kenangan pahit itu perlahan" tegas Abyan

"Pertemukan aku dengan orang tua om Abyan" Jawab Shafina

"Baiklah, jika itu membuang rasa takutmu, setelah mereka kembali dari luar negeri sebulan lagi, aku akan memperkenalkan orang tuaku"

"Sebelum aku memberikan jawaban jangan coba dekat-dekat denganku om!" Sahut Shafina

"Kalau itu aku tidak bisa berjanji, karena hatimu selalu dekat denganku Sha" Abyan menaikkan kedua alisnya untuk menggoda Shafina

"Jangan gombal ya om, ingat umur!!!"

"Jangan panggil Om, sudah berapa kali kan aku bilang, aku masih muda Sha...."

"Om...."

"Mas!!!"

"Om Om Om Om" Shafina mengulang panggilan ok untuk Abyan sambil tertawa meninggalkan tempatnya berlari kearah papah Yusuf, sedangkan Abyan terlihat menekuk wajahnya, ia kesal dengan panggilan itu.

****

Saat Shafina pulang dari tambak ikan, hafiz ternyata sudah menunggunya di teras bersama mama Shinta....

"Shaaaaa...." Hafiz melambaikan tangannya

"Hafiz, sampainya sudah lama? Nyasar tidak?" Shafina tersenyum menyapa hafiz

"Enak aja nyasar, emang kamu suka nyasar kalau nyari alamat, masyaallah deh Sha kamu cantik banget berpenampilan seperti ini, benar-benar calon istri Sholehah" Shafina melebarkan matanya sebagai bentuk protes dengan pernyataan hafiz, hafiz pun terkekeh melihatnya.

"Pah masih ingat tidak ini siapa?" Tanya Shafina pada papah Yusuf, dijawab dengan gelengan kepala oleh papah Yusuf sambil mengingat-ingat siapa orang yang didepan nya saat ini

"Tuh kan fiz, kadar ketampanan kamu itu masih dibawah rata-rata buktinya papah tidak ingat kan?"
Sahut Shafina

"Perkenalkan om, saya calon menantu om yusuf, Hafiz al-Fatih" mencium punggung tangan papah Yusuf, setelah mendengar namanya dengan cepat papah Yusuf memukul gulungan kertas ke kepala Hafiz

Plukk....

"Aww....kok dipukul om?"

"Mentang-mentang sudah jadi dokter ya kamu, panggilnya om bukan papah lagi!!!" Jawab papah Yusuf

"Ampun pah, lagian sama anak angkat sendiri tidak kenal, huhh...."

"Tambah ganteng anak papah yang satu ini" papah Yusuf memeluk Hafiz, setelah itu melirik seseorang yang berada disamping papah Yusuf, menyadari itu , papah Yusuf memperkenalkan Abyan pada Hafiz

"Ini Abyan fiz, kenalkan Abyan ini hafiz"

"Abyan, calon suami Shafina" papah Yusuf terkikik geli mendengar itu, tiba-tiba syakiel menyembulkan kepalanya dan berteriak....

"Roman-romannya ada saingan nih By...." Ikut terkikik juga seperti papah Yusuf.

****

"Sha, beneran calon suami kamu?" Tanya hafiz, saat ini ia berada di teras rumah

"Baru khitbah fiz, belum aku jawab, masih mempertimbangkan" jawab Shafina

Shafina masuk kedalam untuk meminta ijin pergi bersama hafiz.....

"Pah, Shafina ijin kerumah Hafiz ya" pinta Shafina

"Tidak boleh berduaan saja, karena ketiganya setan" jawab Abyan ketus

"Tidak berdua kok Om, mamah aku ajak"

Mendengar jawaban Shafina, Abyan terdiam tanpa menyahut sepatah katapun.

"Pergilah nak, tapi jangan pulang terlalu malam"

"Iya pah, assalamualaikum" sahut Shafina

Mamah Shinta ikut keluar bersama Shafina dan Hafiz, sementara Abyan terlihat tidak terima dengan keputusan papah Yusuf yang menyetujui nya, tapi bisa apa Abyan sadar tidak punya hak apapun terhadap Shafina.

Cinta Untuk Shafina 💕 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang