Salah satu hal yang paling diidolakan siswa ketika berada di sekolah adalah, Freeclass". Saat ini merupakan saat yang sangat dinanti-nantikan oleh siswa-siswi kelas dua belas. Lebih tepatnya, kelas yang di tempati Marvin, Reza, Viona, dan Bayu. Mereka sedang free class mata pelajaran Bahasa Inggris.
Satu persatu murid yang dikelas itu, mulai sibuk melakukan sesuatu untuk mengisi waktu selama Freeclass. Bagi teman-teman kaum Adam, mereka mengisi waktunya untuk bermain game. Dengan memanfaatkan jaringan internet yang ada di sekolah. Mereka dengan lincahnya memanfaatkan kegratisan itu untuk bermain game online.
Membaca novel. Membaca novel juga dilakukan oleh perempuan untuk mengisi waktu selama Freeclaas. Angan-angan mereka untuk menjadi sama dengan tokoh dalam cerita membuat mereka sangat serius membaca sampai-sampai satu novel bisa dituntaskannya dalam hitungan beberapa jam saja. Kecuali Viona, ia lebih suka membaca buku dongeng dari pada membaca buku novel.
Hal lainnya adalah tidur. Jika selama jam pelajaran tubuh sangat letih dalam memutar otak, freeclass adalah waktu yang sangat tepat untuk mengistirahatkan semua bagian tubuh yang telah berperan aktif ketika belajar. Sekalipun ketika freeclass suasana kelas justru semakin meningkat tingkat keributannya, namun bagi mereka yang memilh untuk tidur tetap akan tertidur pulas dan nyenyak serasa tidur dirumah sendiri. Terkadang ada yang tidur dibangku sendiri dan terkadang ada yang tidur dilantai kelas agar lebih leluasa katanya.
" Jika aja gw punya gelang seperti ini." ucap Viona sembari mentup buku dongeng yang telah ia selesai baca.
" Apa-apaan si lo itu kan hanya dongeng, gausah lebay." cibir Marvin tidak suka.
Viona memukul kepala Marvin dengan pelan menggunakan buku dongeng miliknya." Ih Marvin. Kadang-kadang tidak ada salahnya kita ingin mempercayai sesuatu walau terdengar mustahil, iya kan?"
Marvin mengernyitkan keningnya " Benarkah? Tapi yang mustahil tidak bakal terjadi."
" Tidak ada yang tidak mungkin didunia ini Marvin. Bahkan yang mustahil sekalipun bakal terjadi."
" Tapi dongeng bukankah hanya sekedar khayalan?" sengit Marvin tidak suka.
" Iya gw tahu itu, tapi dongeng bisa membuat kita terasa lebih baik setelah melakukan aktivitas selama sehari penuh dan lagi pun dongeng juga bisa meberikan motivasi."
Marvin memutar bola matanya malas. " Ya... kalo menurut lo begitu, yaudah."
***
Marvin tersenyum begitu keluar dari toilet yang berada dilantai satu, baru saja ia diberitahukan oleh guru piket bahwa akan freeclass lagi. Tapi kali ini pelajarannya Pak David alias Bahasa Indonesia.
Keadaan koridor sepi, tentunya karena hampir semua siswa sedang melakukan proses pembelajaran di dalam kelas. Sedangkan sisanya melakukan kegiatan olahraga di lapangan, seperti kelasnya Arfan.
Saat Marvin sedang berjalan menuju tangga, ia melihat Shofia yang sedang berjalan kearahnya sembari memainkan ponsel miliknya. Saat itu juga ada adek kelas yang sedang menuruni anak tangga satu-persatu sambil membawa buku-buku. Seketika adek kelas itu terpleset dan buku-buku itu akan mengarah ke Shofia, Marvin pun sontak menarik tangan Shofia kearahnya dengan cepat. Shofia terkaget dan langsung menatap kearah Marvin.
" Er— Erland" ucap Shofia denngan gagap.
" Lu gapapa kan?" Marvin melepas gengamannya
" Nggak papa ko, makasih"
" Kak maaf ya... aku ga sengaja" ucap adek kelas seraya menundukkan kepalanya.
" Iya gapapa. Kamu sendiri gimana baik-baik aja kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVIONA {On Going}
FantasiKamu yang hadir lewat mimpi tanpa aku sadari kamu ada di duniaku. Kehadiran kamu di dunia ku seperti sudah ditakdirkan dan mimpi ku seperti sebuah petunjuk. Dengan adanya dirimu membuat dunia ku yang semula gelap kini menjadi terang. Serta menguba...