[19] Disappointed

1.8K 100 0
                                    

Taehyung menatap netra Jungkook tajam. Membiarkan pikiran Jungkook menerka tindakan apa yang akan temannya ini lakukan.

Bruk

Sabetan dekapan dengan cepat ia tubrukkan ke tubuh Jungkook yang masih terbaring di ranjang. Seakan tak mempedulikan kondisinya, Taehyung membekap tubuhnya dalam. Butiran air mata pun mulai menetes dari pelupuk matanya, isakan tangis terngiang di telinga Jungkook. Sikap Taehyung yang sangat berbeda membuat semua orang disini tercengang.

"Tae?"

"Jungkook-ah hiks..." Taehyung bingung. Dia tidak tahu lagi apa yang akan ia katakan pada Jungkook. Dia merasa sebagai orang yang tak berguna. Bersama dengan Yoongi beberapa hari yang lalu tanpa tahu bahwa temannya ini sangat membutuhkannya. Saat itu Taehyung tak berfikir untuk menanyakan perihal adik Kim Yoongi. Bodohnya dia setelah mengetahui semuanya dan pada akhirnya dia tak bisa membantu apa-apa. Seandainya saja dia tahu lebih dulu, mungkin dia akan merencakan pertemuan yang baik antara Kim Yoongi dan Kim Jungkook.

Beberapa saat tetesan air mata Taehyung menyusut. Hanya ada sesenggukan dari mulutnya. Jungkook merasakan kebingungan, pun dengan Namjoon dan Hoseok. Tidak biasanya Taehyung selemah ini. Lalu apa yang sekarang ia pikirkan? Jungkook bahkan orang yang baru ia kenal beberapa minggu ini.

"Tae... Waeyo?" Tanya Jungkook lembut setelah Taehyung melepaskan pelukannya. Matanya terlihat sembab dan masih tersisa sedikit air mata disana.

"Mianhae, aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantumu bertemu kembali dengan Yoongi Hyung."

Jungkook menggeleng, tersenyum tipis mendengar perkataan Taehyung.

"Tak apa, aku justru berterimakasih padamu karena kau telah mempertemukan aku dengan Yoongi hyung, walaupun hanya sebentar."

"Né, benar kata Jungkook. Kau sudah membantunya bertemu dengan Yoongi. Gomawo." Sahut Hoseok yang diberi anggukan oleh Namjoon. Jungkook, Namjoon, dan Hoseok tersenyum pada Taehyung, memberikan semangat untuknya dan kerja kerasnya yang sudah berniat membantu Jungkook. Taehyung pun ikut tersenyum melihat mereka semua tersenyum.

"Oh iya, Jimin dimana?" Tanya Jungkook yang penasaran dengan sahabatnya itu belum juga datang menjenguk.

"Jimin masih diperjalanan katanya. Mungkin sebentar lagi datang." Jawab Taehyung.

Ceklek...

Suara pintu terbuka, menampakkan wajah Jimin orang yang sedari kemaren ditunggu kehadirannya.

"Oy eperibadeh... Aku datang..." Sapa Jimin dengan semangat 45. Dengan barang bawaannya yang cukup membuat heboh itu ia datang dengan kepercayaan diri tinggi. Di tahu Jungkook sudah siuman dari tadi, karena Hoseok memberikannya kabar.

"Woah Jimin-ah, kau membawa apa saja itu? Seperti toko berjalan saja." Ledek Hoseok seraya merampas semua makanan yang ditentengnya. Di dalam kantong kresek itu terdapat banyak jajanan untuk Jungkook, ada buah pisang, susu pisang, roti, dan beberapa camilan kesukaan Jungkook. Mata Jungkook berbinar seketika setelah Hoseok mengeluarkannya dari kantong.

"Hyak ini untuk Jungkook. Hyung ambil yang ini saja." Rebut Jimin beberapa makanan dari tangan Hoseok. Ia hanya memberikan satu snack ciki yang memang akan ia berikan pada Hoseok. Hoseok mendengus kesal namun menerima makanan itu juga.

"Jungkook-ah, ini untukmu. Kau pasti suka." Jungkook tersenyum, ia berterimakasih pada Jimin yang sudah repot-repot membawakan makanan untuknya.

"Gomawo, Jimin-ah."

Ruangan Jungkook menjadi bernuansa bahagia lagi setelah Jimin datang. Taehyung pun sudah tidak bersedih lagi, karena Jimin selalu bisa membawa suasana hening berubah heboh dengan sikapnya itu. Ocehannya tak pernah mati, pun dengan Taehyung yang selalu membuat Jimin beradu mulut dengannya. Namun sayang, Jimin tak pernah menang bila melawan preman kelas itu. Dirinya selalu skakmat dengan tingkah dingin Taehyung. Alhasil ia akan mengoceh sendiri dan itu membuat semuanya tertawa gemas.

Jeongmal, Jeoseonghabnida HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang