Two Sides¹ : "Mutlak"

3K 310 20
                                    

Seungkwan sesekali memperhatikan gerak-gerik Jihoon dari kaca mobil, pria itu sedaritadi hanya diam menatap keluar jendela dengan tatapan datar seperti biasanya. Hingga Seungkwan membuka suara, membuat Jihoon menoleh ke arah kursi depan, dimana Seungkwan tengah menyetir.

"Ku harap, anda tidak merencanakan sesuatu pada pria yang anda temui di pemakaman tadi. Cukup Daniel, tidak lagi untuk pria itu..." Ujar Seungkwan memperingati Jihoon.

Namun, apa yang dikatakan Jihoon, membuat Seungkwan mampu menghela nafas pasrah.

"Aku ingin bermain dengannya...kau tau, semua yang keluar dari mulutku, adalah hal mutlak. Jadi, jangan pernah mencoba untuk mencegah sesuatu yang ingin ku lakukan." Ujar Jihoon penuh penekanan di akhir kalimat, setelah itu keduanya terdiam dan hanya suara bising dari jalan raya yang mengisi keheningan di dalam mobil mereka.

Seungkwan akui, kelakuan ibu Jihoon yang dulu di ceritakan almarhumah ibunya, benar-benar melekat sempurna pada diri Jihoon. Tak bisa dibantah, jika dibantah ia akan melakukan hal yang lebih gila lagi. Seungkwan hanya berdoa, semoga pria itu akan baik-baik saja setelah masuk dalam pusaran kegelapan yang Jihoon berikan.

•••

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh dari pemakaman, mereka akhirnya tiba tepat waktu di kantor. Masih tersisa waktu 20 menit sebelum meeting di mulai. Seungkwan memarkirkan mobil mereka di tempat khusus, lalu segera keluar menyusul tuan mudanya yang lebih dulu keluar dari mobil, dan masuk ke lobby kantor miliknya.

Pagi ini para karyawan kantor benar-benar begitu sibuk, hingga lobby ramai dipenuhi karyawan yang lalu lalang membawa berkas di tangan mereka.

Tapi, begitu Jihoon memasuki lobby kantornya. Semua pandangan mata tertuju padanya, bukan pandangan kagum, tapi ketakutan.

 Semua pandangan mata tertuju padanya, bukan pandangan kagum, tapi ketakutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal, Jihoon tak sedang memberikan tatapan menakutkan kepada mereka. Tapi, masa bodo soal itu. Jihoon berjalan melewati para karyawannya, yang memberikan bungkuk hormat padanya.

Jihoon melangkahkan kakinya menuju ke arah lift dan menekan tombol untuk menuju ruangannya, tak lama Seungkwan menyusul masuk sebelum pintu lift itu benar-benar tertutup rapat.















































































Disisi lain,

Kwon Soonyoung, pria 24 tahun bermata sipit yang baru saja sampai di rumah lamanya. Setelah ia tinggalkan kurang lebih 4 tahun lamanya, karena melanjutkan pendidikannya di Jepang.

Two Sides || SoonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang