Felix yang sudah berada di sisi wanita itu segera memeriksa keadaannya. Tampaknya darah yang keluar dari wanita itu cukup banyak hingga dia tak sadarkan diri.
"Paduka.. Bagaimana ini? Apakah harus kita tolong wanita ini?"
"Wanita itu hampir membuat kita celaka. Tinggalkan dia."
Claude sungguh tidak peduli pada orang asing yang terluka itu. Dia sudah mengganggu perjalanan keluarganya.'Wanita gila, ini hampir malam dia malah berkeliaran di hutan seperti ini'
"Ayah? Lucas? Ada apa? Kenapa kita berhenti mendadak?" Athanasia berusaha turun sambil menggendong Atheia. Gadis kecil itu tampak mulai merengek karena masih ingin tidur.
"Kamu tidak perlu turun. Sebentar lagi kita akan melanjutkan perjalanan." Lucas yang melihat istrinya kesulitan turun segera menyuruh wanita itu masuk kembali ke kereta.
"Apa wanita itu terluka?" Athanasia sudah terlanjur melihat ada wanita penuh darah yang tergeletak di jalan. "Aku ingin melihatnya."
Lucas segera mengambil alih Atheia dan membantu istrinya turun. "Ini bukan sesuatu yang layak kamu lihat."
Athanasia tidak memperdulikan perkataan Lucas. Dia berjalan melewati Lucas dan Ayahnya yang masih enggan berurusan dengan orang asing itu.
"Astaga. Kalian berdua tega sekali mau meninggalkan wanita yang terluka separah ini di jalan."
Felix dan Athanasia berusaha mengangkat wanita itu. Wajah cantik yang tertutup rambut coklat keabuan kini bisa terlihat jelas. Wanita itu sangat pucat karena telah kehilangan banyak darah.
"Tolong bantu mendudukan dia Felix."
Athanasia tidak bisa tinggal diam melihat wanita itu sekarat di tengah hutan seperti ini. Dia menggenggam tangannya lalu mengalirkan sihir penyembuh."Dia sudah kehilangan terlalu banyak darah. Sihir penyembuhmu tidak akan banyak membantu." Lucas sudah tau sejak awal jika luka wanita itu akan sulit ditangani.
"Tinggalkan dia Athanasia." Suara dingin Claude seolah mendukung apa kata menantunya.
"Kalau begitu gunakan sihir kalian Tuan Tuan yang terhormat."
Athanasia tidak habis pikir dengan dua pria kuat di belakangnya itu. Apa mereka tidak punya hati nurani? Daritadi mereka hanya memperhatikan saja, sama sekali tidak membantu."Ck.." Kedua pria itu kompak berdecak.
"Cepat! Dia tidak akan bisa bertahan lama."
Lucas dan Claude beradu tatap. Mereka seperti sedang mengirimkan telepati melalui mata mereka.
'Kau saja!'
'Tidak. Kau saja Kaisar.'
'Kau Penyihir tengik!'
Mereka berdua sama sama tidak mau mengalah.
"Lucas!!! Aku tidak akan tidur denganmu selama kita di Istana Musim Panas dua minggu ke depan!" Athanasia yang melihat kedua orang itu tidak ada yang bergerak jadi kehilangan kesabarannya. Dia melemparkan ultimatum paling ampuh untuk suaminya.
"Apa sekarang kamu sedang mengancamku?" Lucas sudah menyerahkan Atheia ke tangan Claude. Mengagetkan Sang Kaisar.
"Kek.. Kakek. Athe mau bobo." Atheia sudah kelelahan. Dia mengalungkan tangannya di leher Claude.
"Cepat sembuhkan dia Penyihir tengik! Putri kalian ingin segera istirahat!" Claude menepuk nepuk punggung cucunya yang mulai terisak.
Lucas yang diteriaki sudah berjongkok di samping wanita itu. Sinar putih muncul dari tangan kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)
FanficDi usiaku yang ke-26 akhirnya Claude mau melepaskanku menikah dengan pria yang kucintai. Hari hariku kini semakin berwarna dengan keluarga kecilku. Suami tampan yang senang menggodaku. Putri kecil yang sangat mirip dengan ayahnya. Ayah yang semaki...