🌜Ujian Cinta🌛

238 26 6
                                    

☁️

H-10 pernikahan bang Zi dan kak Maryam akan terlaksana dan Aku belum memberikan surat cuti kepada Pak Broto, tapi setiap hari ntah Ibu, Bang Zazhi, Kak Maryam atau Yangti selalu menelphone ku untuk menanyakan kepastian aku bisa datang atau tidak di acara Bang Zazhi.

Dan juga belakangan ini aku seperti di teror oleh dr. Thalita bukan secara kekerasan tapi dengan cara halus seperti dia mengirimkan foto dia bersama Mas Alif atau yang lainnya, setelah beberapa hari lalu Umma dan Abinya Mas alif bertemu Bapak dan Ibu malamnya Bapak menelphone ku.

"Nduk kamu benar sudah yakin dengan Nak alif? Bapak menanyakan ini karna Bapak gak mau kamu ada keterpaksaan"ucap Bapak di telp waktu itu.

"Insyaallah Pak, Husna yakin dengan pilihan dan jawaban Istikhara Husna"jawab ku.

"Alhamdulillah kalau seperti itu Nduk, tadi siang Umma dan Abinya Nak Alif kerumah untuk mengkhitbah untuk Nak Alif dan langsung menentukan tanggal akad kalian"

"Bapak dan Abinya Nak Alif sepakat Akad kalian di laksanakan 3 bulan dari sekarang, karna Bapak dan Abinya Nak Alif faham kalau kamu dan Nak Alif harus melaksanakan proses pernikahan militer yang memang itu adalah kewajiban dari pekerjaan suamimu"ucap Bapak kembali dan Aku hanya mendengarkan saja.

"Nggih Pak, Na ikut baik nya ajh"

"Alhamdulillah kalau Na menyetujui tanggal yang Bapak dan Abinya Nak Alif sepakati"ucap Bapak yang terdengar sangat bahagia.

"trus bagaimana Nduk, kamu bisa datang di acara bang Zazhi? "tanya Bapak dan ini adalah pertama kalinya Bapak menanyakan tentang itu.

"Na belum tau Pak bisa datang atau tidak, Na belum mengajukan surat cuti"jawab ku lirih, sejujurnya hatiku sedih.

"yaudah coba ajukan saja, di Acc atau tidaknya Na kabari keluarga karna Ibu, Zazhi dan semuanya termasuk Bapak ingin Na hadir di acara bahagia nya Zazhi"ucap Bapak.

"Nggih Pak"

Setelah mengatakan kata kata penutup tlp dan setelah tlp benar benar mati air mataku langsung turun begitu saja, Aku mengalami dilema hati.

Bahkan saat ini aku sedang duduk di taman belakang melihat bintang dan Bulan yang begitu Indah, setelah Mas Alif datang mengantarkan semua berkas-berkas tentang diri dia yang harus ku hafal untuk pengajuan nanti.

"kenapa si? Mbak liat dari beberapa hari lalu kamu terlihat murung, bukannya tanggal bahagia kamu dan Alif sudah di tentukan"ucap Mbak yang duduk di sisi ku.

Aku menghembuskan nafasku dan menatap Mbak,
"Apa Ujian Cinta saat akan menjelang pernikahan selalu ada ya mbak? "tanyaku membuat Mbak menatapku serius.

"itu pasti, kenapa? Ada apa? "tanya Mbak dan Aku hanya menatap Bulan dan Bintang kembali.

Kami saling diam beberapa menit sampai akhirnya Mbak membuka pembicaraan kembali,
"sebelum Na ke jakarta Mbak pernah merasakan Ujian Cinta disaat Khitbah Mas Arsyil di tolak oleh Papah Mbak, saat kecelakaan yang membuat Kaki Mbak patah tapi berujung pernikahan yang tak direncanakan"ucap Mbak Indah membuatku menatapnya.

"Mbak kira Ujian Cinta Mbak dan Mas berakhir setelah kami akad dirumah sakit kala itu, tapi ternyata Nggak Mas membawa Mbak ke belanda untuk penyembuhan kaki Mbak dan menghindar dari Papah, 3 bulan Mbak menghindar dari Papah sampai akhirnya Mas bilang bahwa Papah jatuh sakit karna kelelahan memikirkan Mbak. Setelah pulang kembali ke Jakarta Mbak di temani Baba Hanif bertemu dengan Papah"ucap Mbak membuatku mengerutkan keningku.

"kenapa Baba? Kenapa gak Bang Arsyil? "tanyaku.

"Karna disitu Papah gak tau kalau Mbak sudah menikah dengan Mas, karna posisi Mbak menikah tidak dengan wali Mbak yaitu Papah tapi di wakili bisa di bilang saat di Rs itu Mbak dan Mas menikah secara sirih dan kami pun belum menuntaskan kewajiban kami saat di belanda itu karna kami sepakat akan menuntaskan itu semua saat kami benar sah secara Hukum dan Agama"

MY LIFE ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang