***
Jam istirahat pertama.
Saat ini Axel tengah berada di kantin, hari ini ia tidak membawa bekalnya, karena Justina tengah sibuk membuat kue pesanan teman se kompleknya,
terpaksa ia harus jajan di kantin. Akhirnya Axel memilih stan bubur ayam."Bang, bubur ayam satu ya" pesan Axel kepada sang penjual, abang penjual hanya mengangguk sebagai jawaban.
Saat sedang asyik melamun, Axel di kejutkan dengan tepukan di bahu nya. Saat ia menoleh, ternyata Ray yang menepuknya.
"Hai Xel..." sapa Ray.
"Eh Ray, lu akhir-akhir ini jarang keliatan ya" kata Axel membuka obrolan.
"Hahaha, iya nih, gue lagi sibuk. Maklum, tau kan sibuknya anak IPA kek apa" jelas Ray kepada Axel, Ray ini memang anak kelas IPA.
"Oh iya. Btw, mana... Temen lu itu? Si siapa sih? Ah, Maeda... Kemana?" tanya Ray. Axel juga daritadi mempertanyakan keberadaan Maeda dimana.
"Wah gue juga gak tau Ray... Mungkin dia lagi keluar sekolah buat fotokopi" kata Axel. Tapi setelah ia mengatakannya, sosok Maeda benar-benar muncul dari luar sekolah.
Tapi dengan keadaan yang tidak baik. Lengannya bercucuran darah. Celana seragam nya robek selutut dan hanya sebelah yang panjang.
Mae? Lu kenapa lagi? Batin Axel.
"Lu... Liat apaan sih?" tanya Ray sembari mengikuti arah pandangan Axel.
"Itu si Maeda! Eh tapi, kenapa dia babak belur gitu?" Ray tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
"Lu gak akan nyusulin sohib lu itu? Kasian dia, gak ada yang nopang gitu" tanya Ray sembari iba melihat keadaan Maeda.
"Gak usah gapapa" tolak Axel.
"He? Kalian musuhan? tanya Ray penasaran.
"Gak tau juga sih, dari kemarin gue gak ada masalah apa-apa sama dia, dia nya aja yang tiba-tiba kek gitu" ujar Axel yang jelas-jelas berbohong.
"Dek, ini buburnya" kata bapak penjual. Axel pun memberikan uangnya lalu menerima mangkok tersebut.
"Makasih ya abang" tak lupa Axel ucapkan terimakasih kepada abang penjual.
"Mau se meja gak?" tawar Ray.
"Lah emang boleh? Tapi kan ada Deva" tanya Axel.
"Kak Deva lagi gak mau keluar. Katanya dia lagi mau fokus ngerjain fisika" terang Ray. Akhirnya Axel menurutinya dan akhirnya mereka satu meja.
Disaat itu juga keduanya kembali bercerita banyak hal, tentang masa lalu mereka, mereka kembali dekat.
***
Disisi lain.
Maeda sedang berada di UKS, tengah terbaring lemah disana. Tiba-tiba seseorang masuk ke ruang UKS, dan saat Maeda lihat siapa yang masuk, ternyata Deva yang masuk.
"Mae? Kenapa bisa babak belur begini?" tanya Deva dengan khawatir, bisa di bilang keadaan Maeda saat ini mengenaskan.
"Biasa lah kak, kecelakaan kecil. Haha" tawa paksa Maeda.
"Duh ini kenapa coba celana robeknya harus sebelah" dan akhirnya Maeda merobek satu lagi sisi yang panjang sebelah.
"Eh kok di robek? sayang lho itu celananya" tegur Deva.
"Ah celana gini mah udah gak bisa di pake lagi, tapi lumayan bisa di jait ulang jadi celana main" jawab Maeda enteng.
"Oh iya, lu masih kerja di cafe yang waktu itu?" tanya Deva mengalihkan pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alasanku, Maybe? (Tamat)
Novela JuvenilWARNING: CERITA BxB/HOMO/SEMACAMNYA!!!! 🔞🔞🔞 HOMOPHOBIC DILARANG KERAS UNTUK MEMBACANYA!!! ❌❌❌ . . "Sekarang gue tanya, hubungan kita ini apa?" tanya pria yang lebih tinggi. . "Entah... temen? Maybe?" jawab si pria yang lebih pendek dari si jangku...