02

278 55 1
                                    

"Semakin aku mencoba
Bayangmu semakin nyata
Merasuk hingga ke jiwa,
Tuhan tolonglah diriku"

|||

Chaeryeong mengambil sebuah buku, tidak lupa juga dengan pulpen hitam.

Chaeryeong selalu tidak lupa dengan kegiatan seperti ini, saat dirinya sangat sedih. ia selalu menceritakan kepada buku tulis tebal berwarna biru klasik.

Buku itu pemberian dari Chenle, itu hadiah ulang tahun dari Chenle untuk dirinya.

Chaeryeong mulai menuliskan beberapa kata di buku tulis tersebut.

Chenle,

Apa kamu tidak merasa aneh ?
kenapa kita berpisah begitu saja?
lalu, mengapa saat kita berpisah kamu membawa pendamping sambil menjelaskan perpisahan kita?

Itu semua tidak mudah buat aku, kamu harus tau itu.
Hubungan kita tidak pernah salah. Lalu mengapa berpisah, demikian?

Kamu berhasil membuat aku bingung, Ge.

Aku kira kamu hanya bercanda, tapi itu semua benar.

Waktu itu, hubungan kita sangat jauh dari kata 'pisah'. Hubungan kita waktu itu sangat sempurna, Ge.

Ge, kamu datang tatkala sinar senjaku mulai redup, dan pamit ketika purnamaku belum seutuhnya.

Ge, aku selalu berharap tidak ada Lelaki lain selain dirimu, aku selalu mengharapkan mu. Itu salah, kan?

Harusnya aku sadar, bahwa semesta tidak mengijinkan kita bersatu. Layaknya seperti Senja dan Pelangi. Bersatu sesuai perintah.

Tapi Semesta tidak mengijinkan kita, aku egosi, bukan? Selalu memohon kepada Tuhan agar kita bersatu.

Ge, kalau kita tidak bisa bersatu sesuai takdir. Aku hanya ingin kamu berbahagia selalu, walau itu menggoreskan hatiku.

Bahagia selalu ya, Zhong Chenle ☺️.

Dariku, Lee Chaeryeong.
Bandung, 12 Maret 2016.

***

"Chenle?"
"ya?"

"kenapa berpisah dengan Chaeryeong?" tanya Mark.

"entahlah, sepertinya memang semesta tidak mengijinkan kita bersama." ucap Chenle sambil tersenyum menunduk.

"tapi kamu yang mengakhiri semua itu."

"tapi dia tidak tau bahwa tidak ada yang setuju dengan semua itu." ucap Chenle.

Mark mengerutkan alisnya, selama ini ia lihat hubungan mereka berdua sangat sempurna, lalu siapa yang tidak setuju?

"orangtua ku, ka." ucap Chenle seakan mengerti mimik wajah Kakak tingkat nya itu.

"kenapa?"
"keturunan kita berbeda, Kak. Orang tua ku menginginkan aku menjalankan hubungan dengan keturunan yang sama. dan menjodohkan aku dengan Yiren." ucap Chenle.

Mark turut sedih, dirinya juga merasakan kesedihan yang dialami Chenle.

"sekarang, aku mengerti bahwa hubungan sempurna akan ada cerita sedih di baliknya." ucap Mark.

"kak, apa aku egois kalau selalu meminta kepada Tuhan kalau kita harus tetap bersama?"

"itu bukan egois, kamu hanya meminta kepada Tuhan. Berdoa terus kepada Tuhan agar kamu bisa selalu bersama dia."

"makasih kak."
"sama-sama, semangat terus! karna tujuan utama mu itu. Selalu bersama dia, kan?"

Chenle mengangguk lesu,
Tujuan utama Chenle memang itu.

Chenle mengangguk lesu,Tujuan utama Chenle memang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HAMPA ; chaeryeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang