First

732 104 8
                                    

“Suzy?” Yoona yang baru saja menuruni tangga dan berniat menuju dapur sedikit terkejut begitu mendapati adik iparnya tengah duduk di kursi meja makan.
“Eoh? Eonni?” Suzy tersenyum manis, dia terlalu sibuk melihat beberapa barang di took online, tak menyadari suara Yoona yang menuruni tangga. “Kau baru pulang?” Wanita itu membuka pintu kulkas, mengambil susu dan menuangkannya ke dua gelas.
"Sudah setengah jam yang lalu, tapi karena aku sibuk melihat alat-alat ini, aku jadi lupa waktu." Suzy tersenyum lebar.
“Perlengkapan hiking lagi?"
Suzy mengangguk.
"Astaga...ini minumlah.” wanita itu menyodorkan segelas susu ke adik iparnya.
“Gumawo eonni.” Yoona mengangguk. “Jaemin bilang, sejak kemarin kau terlihat sibuk. Pagi tadi aku juga tak melihatmu di kamar. Kau tidur di rumah sakit?”
Suzy mengangguk. “Iya. Kemarin sore ada kecelakaan beruntun, korbannya cukup banyak. Suho oppa sedang melakukan operasi jantung, jadi kami kekurangan tenaga ahli.” Suzy meminum susunya, tak menyisakan sedikitpun di sana.
“Ahh…kudengar kecelakaan itu juga membuat salah satu pengusaha muda menjadi korban, geutji?”
Suzy mengangguk antusias. “Eoh. Putra Jung Sungha.”
“Aigoo…kasihan sekali dia, apa lukanya parah?”
Suzy menggeleng. “Semoga saja tidak,  kemarin saat aku melakukan operasi, tidak ada penggumpalan darah di otak.”
“Geundae…aku sempat melihat fotonya, sangat tampan, benar kan?”
Suzy mendesis. “Aigoo~ eonni…sudah kuduga itu akan menjurus ke sana. Terimakasih susunya, jalja.”
Yoona mencebik, kesal. “Ya!”
Suzy hanya menggelengkan kepalanya sambil menaiki tangga.
“Aigoo~ sejak putus dari Myungsoo, dia jadi lebih cuek. Eoh, kenapa Siwon oppa belum kembali?”
--

"Ya ampun...kenapa kau teledor sekali.., kau hampir menghilangkan barang bukti dari klien kita. Ini berbahaya."
Namja yang berdiri di depn Siwon itu hanya menunduk. "Maafkan aku."
Siwon menghela nafas. "Aku mempercayakan kasus ini padamu karena aku tahu kau orang yang teliti, tapi ini...kau bahkan meninggalkan berkas itu di taksi. Untung saja sopir taksi itu jujur...Ya Tuhan...Kim Jongin, ada apa denganmu sebenarnya?" Siwon mengusap wajahnya, frustasi.
"Mianhae hyeong....harusnya aku bisa lebih profesional, tapi kondisi keluargaku sedang kacau, ibuku juga sedang sakit. Aku terburu-buru ke rumah sakit tadi."
Siwon menghela nafas. "Ini pasti situasi  yang berat untukmu, tapi aku juga tidak bisa berbuat apapun, kau tetap harus profesional."
Jongin masih menundukkan kepalanya.
"Kuberi waktu kau satu hari untuk mengurus ibumu di rumah sakit, tapi setelah itu, kau harus fokus ke pekerjaanmu."
Jongin menatap Siwon. "Hyeong.."
"Jangan sampai aku berubah pikiran. Kau bisa meminta Yuta untuk menangani kasus itu dulu, dia akan membantumu di kasus ini." Siwon memakai jasnya, membuka aplikasi pesan pribadi dan mengetikkan sesuatu di sana. "Pulanglah, kau pasti lelah. Ingat, satu hari."
"Gumawo hyeong."
Siwon mengangguk. "Dimana ibumu dirawat?"
"Yulje."
***

Doyoung menatap sebal ke arah Jaehyun yang kini sibuk mengunyah anggur yang disuapkan Doyoung. "Dasar tak tahu malu, kau sengaja melemahkan diri agar bisa disuapi ya?!" Doyoung mengeluh, sebal dengan sikap manja Jaehyun.
Sungha dan Haekyung yang melihat itu hanya tersenyum. Semenjak putra tunggal mereka sadar pagi hari tadi, sepasang suami istri itu terlihat bahagia.
"Bibi...astaga..lihat putramu ini."
Jaehyun hanya memutar kedua bola matanya. "Hyeong, aku ini benar-benar sakit. Dokter Kim saja bilang aku terkena hematoma. Tega sekali kau mengatakan seperti itu...."
Doyoung membulatkan kedua matanya. "Yaishhh....tsk. Arasseo-arasseo, uri Jaehyunie...manhi meoggo."
Jaehyun tersenyum puas, merasa menang dari Doyoung.
--

"Eoh, kau mau kemana?" Sehun yang baru saja keluar dari kamar rawat Minji, segera menyamakan langkahnya dengan Suzy yang tengah berjalan beriringan dengan Jonghyun dan Jungwoo.
"Anyeong Dokter Oh." Jonghyun menyapa seniornya. Sedangkan Jungwoo hanya mengangguk sembari tersenyum.
"Eoh. Anyeong." Sehun mengangguk ramah. "Aigoo...dia masih pemalu eoh?" Sehun menunjuk Jungwoo membuat namja itu tersenyum kikuk.
Jonghyun hanya terkekeh.
"Mengecek putra Tuan Jung."
"Ahh...benar, dia sudah sadar kan? Hya, katanya dia tampan?" Sehun kini terlihat antusias.
"Wae? Kau mau beralih ke namja sekarang? Sudah bosan dengan wanita?" Suzy menekan tombol lift ke lantai 6.
Sehun mencebik. "Tskk..aku kan hanya memastikan. Siapa tahu kalian bisa dekat."
Jonghyun dan Jungwoo saling melirik.
"Aishh...kau ini cerewet sekali. Hya, kau mau apa mengikutiku?" Suzy menatap Sehun yang kini mengikutinya sampai di depan kamar rawat VIP.
"Aku bosan di ruangan..."
Suzy mengernyit. "Gotjimal, mussun?" Suzy menghentikan langkahnya di depan pintu kamar rawat, meminta Jonghyun untuk masuk lebih dulu, diikuti Jungwoo di belakangnya. Namja itu mengangguk, lalu mendahului Suzy masuk ke dalam.
"Ada yang ingin aku katakan."
"Tentang?"
"Masuklah dulu, aku akan menunggumu di sini." Sehun tersenyum kecil. Suzy menghela nafas. Namja itu terlihat benar-benar serius dan Suzy paham dengan situasi seperti ini.
"Amerika?"
Sehun menggeleng. "Bukan...astaga...cepat masuk."
"Arasseo!"
Sehun hanya terkekeh. "Semoga ini keputusan yang benar."

"Anyeonghaseyo. Maaf karena baru bisa mengecek keadaan putra anda secara langsung sekarang." Suzy membungkuk hormat, yang dibalas senyuman Jung Sungha.
"Tidak apa-apa, anda pasti sangat sibuk. Kami dengar, anda pagi tadi melakukan rapat untuk melakukan operasi besar."
Suzy menatap sekilas ke arah Jonghyun, namja itu hanya menunduk.
"Ah..ne." Suzy kini mengalihkan tatapannya ke arah Jaehyun. "Apakah kau merasa sakit di bagian kepala?" Suzy menatap bekas jahitan di kepala Jaehyun.
Namja itu terdiam. Doyoung yang melihatnya hanya tersenyum simpul. "Jaehyun~ssi?"
"Emm...sedikit."
Suzy mengangguk pelan. "Itu hal yang wajar. Setelah operasi hematoma, mungkin pasien dapat mengalami efek kesulitan dalam bergerak, permasalahan di pengelihatan ataupun merasa nyeri di bagian luka operasi."
"Apa itu akan berlangsung lama dokter?" Haekyung mendekat ke sisi lain ranjang Jaehyun.
"Seharusnya tidak. Mungkin itu memerlukan waktu sekitar dua minggu untuk benar-benar sembuh. Tapi setelah melihat kondisi putra anda, saya pikir proses pemulihannya akan lebih cepat."
Jungwoo menyerahkan hasil MRI Jaehyun pada Suzy. "Dokter, ini hasil MRI nya."
Suzy mengangguk. "Hasil MRI juga menunjukkan kalau benturan tidak berdampak ke otak."
Sungha menghela nafas lega. "Baiklah, Jaehyun~ssi, segera panggil Jonghyun kalau kau merasakan nyeri atau mati ras di bagian tubuhmu, khususnya bekas luka jahitan di kepala."
Jaehyun menatap sekilas ke arah Jonghyun, lalu mengangguk samar.
"Ah...dokter, apakah ada pantangan untuk makan?" Doyoung kini bersuara.
Suzy terkekeh pelan. "Sebenarnya tidak ada, tapi usahakan untuk menghindari makan daging secara berlebihan dan perbanyak konsumsi buah."
Doyoung mengangguk paham.
"Kalau begitu saya permisi dulu. Jungwoo~ssi, bantu Jonghyun untuk memantau perkembangannya."
Jungwoo mengangguk paham. "Ne."
"Terimakasih dokter Choi." Haekyung tersenyum ramah pada Suzy sebelum gadis itu keluar ruangan.
"Aigoo...sepertinya ada yang terpesona di sini." Bisik Doyoung di telinga Jaehyun.
"Hyeong! Tsk."
"Jaehyun~ssi...aku akan mengecek bagian lukanya."
"A-ah...ye. Hyeong, pikyeoo~~" Jaehyun mendorong tubuh Doyoung menjauh.
"Ishh...anak ini."

TBC

Love In EmergencyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang