Masuk kedalam ruangan divisi marketing, Shafina duduk dikubikel miliknya, kekesalannya belum hilang, ia masih saja gelisah khawatir Andra melakukan sesuatu diluar kendalinya.
"Sha....wakil direktur banyak yang bilang ganteng, bener ga Sha? Suara Lita menyapa Shafina yang terduduk dikubikelnya
"Aku ga memperhatikannya Lita" jawab Shafina
"Belum move on dia Lita sama mantan, manalah pria lain diperhatikan sama Shafina" sahut Andika
"Bukan aku yang belum move on bang, tapi dia yang belum move on" sanggah Shafina tak mau kalah.
Irga keluar dari ruangan nya....
"Sha kamu tidak apa-apa kan?" Tanya Irga
"Baik-baik aja pak, cuma mood saya yang tidak baik karena bertemu dia, butuh sesuatu yang segar sepertinya, aku mau ke pantry, ada yang mau titip sesuatu?"
"Titip buatkan teh ya Sha..." Pinta Yeni, dibalas dengan anggukan Shafina, ia berjalan keluar ruangan menuju pantry, tanpa ia sadari ada yang mengikuti dirinya, ketika sampai pantry ia membuat susu hangat dan duduk di kursi untuk menikmati susu hangat yang ia buat, pintu pantry terbuka, namun Shafina tetap terduduk melihat gelas berisi susu yang ia pegang tanpa melihat siapa yang masuk kedalam pantry selain dirinya.
"Shafina Elisha putri Yusuf...." Seseorang duduk diseberang kursi yang Shafina tempati
"Om Abyan, ehh maaf pak Abyan maksud saya" jawab Shafina
"Ada yang ingin kamu tanyakan ke saya Sha? Misalnya kenapa saya bisa jadi wakil direktur atau yang lainnya?" Tanya Abyan memulai pembicaraan
"Berharap sekali saya bertanya ya om? Eh pak?, Sebenarnya saya tidak berminat bertanya apapun" jawab Shafina ketus
"Terus kita bicara apa ya Sha? Yang kira-kira menarik untuk dibicarakan."
"Tidak ada!"
"Hmm saya tahu, kapan kamu kasih saya jawaban atas lamaran saya kemarin?"
"Kalau minta jawaban saat ini saya pastikan jawabannya TIDAK" jawab Shafina singkat
"Jangan seperti itu dong Sha, saya hanya iseng bertanya" mohon Abyan
"Saya masih memikirkannya pak, semuanya terlalu mendadak, saya masih trauma dan takut untuk mengambil keputusan, saya tidak mau pak Abyan akan tersakiti jika saya menerima lamaran tapi tidak mencintai pak Abyan, itu tidak akan adil bukan?" Jawab Shafina
"Kamu bukan TIDAK mencintai saya Sha, hanya BELUM mau menerima saya, kalau kamu menerima kehadiran saya cepat atau lambat kamu akan mencintai saya dalam sebuah ikatan pernikahan"
"Jika terjadi pernikahan lalu cintapun tidak hadir, bagaimana?" Tanya Shafina
"Terlalu pesimis kamu Sha, kamu tidak lihat kalau saya ini calon suami yang layak untuk dicintai" dengan senyum percaya diri Abyan menjawab pertanyaan Shafina
"Benarkah???" Shafina memicingkan matanya ke arah Abyan, lalu tertawa dan meninggalkan Abyan.
Abyan tersenyum dengan tingkah Shafina yang menertawakan nya, paling tidak Shafina bisa tersenyum karenanya.
"Sha...." Langkah Shafina terhenti sebelum keluar dari ruangan
"Aku akan menyebutmu dalam setiap doaku, mintalah petunjuk Nya agar menuntun hatimu"
Shafina mendengar perkataan abyan merasakan hangat dihatinya, ia mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban ia akan melakukannya. Abyan pun ikut tersenyum.
****
Shafina berdiri dilobi perusahaan menunggu seseorang yang ingin mengantarnya sesuai permintaan orang tersebut, orang itu adalah Abyan. Shafina tidak mengajak teman untuk menemaninya khawatir ada yang mengetahui dan membuat gosip dikantor, ia duduk dikursi belakang seperti layaknya Supir dan penumpang, Shafina sudah berubah ia sangat membatasi diri. Sebelum mengantar pulang Shafina meminta Abyan mengantarkan kerumah sakit untuk kontrol kesehatannya, ia sudah membuat janji dengan Hafiz dan abyan pun menyetujui untuk mengantar Shafina ke rumah sakit namun ia tidak tahu bahwa dokter yang merawat Shafina adalah hafiz.
"Aku kira kamu tidak jadi datang Sha" Sapa hafiz menyambut Shafina saat masuk kedalam ruangannya.
"Macet tadi fiz, maaf ya jadi buat kamu menunggu"
"Abyan kalau kamu sedang sibuk, kamu bisa meninggalkan Shafina, biar nanti saya yang antar" pinta Hafiz , yang tentu saja langsung mendapatkan penolakan, hafiz sengaja berkata seperti itu untuk menguji kesabaran abyan.
"Tidak perlu, biar saya temani sampai selesai kebetulan saya lagi tidak sibuk" jawab Abyan santai, padahal ia juga menahan kesal mendengar hafiz memintanya pulang. Hafiz mengangguk kan kepalanya sebagai jawaban.
"Fiz, treatment obat apalagi yang akan diberikan? Perlukah operasi pada bagian otakku fiz biar aku benar-benar sembuh" tanya Shafina
"Aku tambah dosis nya saja dulu Sha, treatment diet Ketogenik tetap berlaku, supaya pengaruh obat yang aku berikan bisa maksimal pada tubuhmu" jawab Hafiz
"Aku ingin penyakit itu tidak datang lagi fiz, sebelum aku menikah dan memiliki keturunan aku ingin menghilangkan penyakit itu" keluh Shafina
Abyan hanya menjadi pendengar saat hafiz dan Shafina melakukan konsultasi kesehatan tanpa memberikan komentar apapun terkait kesehatan Shafina.
"Hei jangan pikirkan keturunan, menikah saja dulu baru kamu pikirkan keturunan." Jawab Hafiz
"Jangan memikirkan perkataan negatif seseorang jika akan membuat kamu takut untuk melangkah Sha" sahut Abyan yang tersenyum, Hafiz pun menyetujui perkataan abyan
"Benar kata Abyan, oh iya kamu serius meminang Shafina? Bukan untuk mempermainkannya kan?" Tanya Hafiz
"Saya tidak pernah mempermainkan seorang wanita!!!" Jawab abyan tegas
"Sedikit saja kamu menyakiti sahabat ku ini, aku akan buat perhitungan dengan mu" sahut hafiz
"Kamu bisa pegang janjiku fiz!!!" Jawab abyan, hafiz pun mengangguk dan tersenyum melihat kesungguhan pada diri Aby.
****
"Kak...." Shafina duduk disamping kakaknya
"Kenapa dek?"
"Menurut kakak, Om Aby itu seperti apa?"
"Baik dek, kakak mengenal saat masih satu kampus dengannya"
"Bingung kak, adek merasa tidak pantas untuk om Aby." Keluh Shafina
"Kamu jangan krisis kepercayaan diri seperti itu dek, kamu kan selalu optimis" Syakiel memberi semangat untuk sang adik
****
Shafina berada disebuah tempat yang panas dan gersang, ia mencari jalan keluar untuk berteduh, berjalan sangat jauh tapi tidak ditemukan satu orangpun bahkan satu tempat pun untuk ia berteduh sekedar melepas lelah, ia mendengar ada seseorang yang memanggil namanya, Shafina.... seorang pria berdiri menghadap depan tanpa menolehkan wajahnya, Shafina berlari menuju tempat pria tersebut berdiri.
"Siapapun kamu tolong aku?" Pinta Shafina
"Shafinaaaa" suara pria itu menggema
"Siapa kamu?" Tanya Shafina
Pria itu menoleh dan tersenyum....
"Ini aku"
"Om Aby...." Shafina terbangun dari mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Shafina 💕 (Completed)
Ficción GeneralKetika pernikahan harus dibatalkan karena penyakit yang ia derita, apa yang bisa wanita itu lakukan? Sanggupkah ia ? Adakah seorang pria yang menerima ia apa adanya serta memperjuangkan nya. Siapakah yang akan jadi jodohnya? Ikuti kisahnya