Disebuah desa terpencil, lahirlah seorang gadis kecil bernama Amira. dia anak kedua dari 3 saudara, kakak sulungnya sudah lama tinggal bersama bibinya.
Mereka terlahir dari keluarga yang sederhana.
Meski ayahnya hanya seorang pekerja serabutan, tapi keluarga kecil mereka sangat harmonis.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya usianya menginjak 5 tahun ibunya mengandung lagi anak yang ke 3, dan 9 bulan kemudian lahirlah bayi perempuan yang diberi nama Fiona.
Setelah kelahirannya, keluarga kecil mereka jadi semakin bertambah kebahagiannya.
Namun hal membahagiakan ataupun sebaliknya memang tidak ada yang abadi. saat usia Fiona menginjak satu tahun, karena suatu hal ayah dan ibunya memutuskan untuk berpisah. Dan hak asuh anak-anak diberikan kepada ibunya.
Berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, semenjak perceraian itu mereka tidak pernah menerima apapun lagi dari ayahnya.
Semakin hari usia mereka semakin bertambah, mereka bukan anak kecil lagi, semua kebutuhan yang mereka perlukan bukan hanya sebotol susu dan popok saja. Sekarang kemauannya pun bertambah juga, pengeluaran terus membengkak sedangkan pemasukan benar-benar minim."Ibu janji akan merawat kalian, dan berusaha untuk membahagiakan kalian semampu ibu" bisik sang Ibu sembari menidurkan kedua putri kecilnya.
Suatu hari dibulan ramadhan, beberapa hari lagi idul fitri akan segera tiba. Sedangkan sang ibu masih belum bisa membelikan mereka pakaian baru.
seperti tradisi yang memang sudah melekat didaerahnya, setiap hari raya tiba mereka memakai pakaian baru.
Memang bukanlah hal yang wajib, tapi anak-anak kecil selalu menunggu hari tersebut.
Fiona dan Amira hanya duduk diam melihat semua anak seumurannya itu memamerkan pakaian barunya masing-masing..
Karena merasa iba, sang ibu berangkat untuk mencari pendapatan tambahan.
Beliau pergi ke kota untuk mencari kerja, tapi sayang tidak ada lowongan dihari itu. Tapi dia tidak menyerah, dia berharap ada satu pekerjaan walaupun hanya menjadi pencuci piring.
Hari sudah mulai sore tapi pekerjaan belum ia dapatkan. Tiba-tiba seseorang menganggu lamunannya.."Mbak.. sore-sore begini sedang apa?"
"Saya lagi mikirin anak saya pak.."
Sang ibu pun bercerita tentang apa yang sedang Ia pikirkan kepada bapak tersebut. Memang orang asing, tapi mungkin karena rasa kalutnya yang sudah tak tertahankan ia harus mencurahkan segala isi hatinya.
Dan beruntung bapak tersebut memberitahukan bahwa didaerah tersebut sedang ada satu lowongan, dan tanpa pikir panjang Ia segera melamar pekerjaan tersebut."Yang penting halal, demi anak-anak" bisiknya dalam hati.
Berhari-hari sang ibu memulai pekerjaan sementaranya , yaitu menjadi seorang kernet sebuah mobil angkutan umum. Berangkat pagi pulang malam.
wajah kusam penuh debu jalan, dan keringat yang bercucuran karena panas terik, tidak memadamkan semangat sang ibu. Lelahnya selalu terbayar lunas oleh senyuman sang anak yang selalu setia menunggu di rumah. Hingga akhirnya dia mampu membelikan kedua putrinya itu pakaian, meski terbilang bukan pakaian yang mahal tapi mereka sangat senang, tersenyum ceria dengan berpose cantik didepan cermin.
Hari raya yang ditunggu telah tiba, mereka merayakannya dengan kebahagiaan meski lebaran kali ini tanpa seorang ayah. Memang terasa asing, dan ganjil. Tapi lama kelamaan mereka merasa terbiasa.
Ibu selalu berusaha meyakinkan bahwa sang ayah selalu menyayangi mereka meski tidak lagi bersama.
Dia berucap seperti itu agar sang anak tidak lagi merasa terbuang,
Meski kenyataannya seperti begitu.
Karena pekerjaan yang semakin sibuk, dengan terpaksa dia seringkali berjauhan dengan anak-anak. Bahkan ketiga putranya tidak tinggal satu atap.
Tidak seperti si sulung Chandra dan si bungsu Fiona yang tinggal bersama bibinya dikota, Amira tinggal terpisah dengan sang nenek didesa.
Meski tinggal terpisah jarak, tapi mereka tetap saling menyayangi. Dan sang ibu pun selalu memperhatikan mereka meski tidak bisa selalu dekat.Beberapa tahun kemudian,
Amira tumbuh menjadi gadis pemalu yang lugu. Dia selalu mengikuti kemana sang nenek pergi. Hewan yang paling dia sukai adalah kucing, seringkali dia memungut kucing jalan hanya agar mereka bisa dia pelihara dirumah.
Setelah dia beranjak remaja tanggung, dia pun tinggal dirumah sang bibi yang sudah berpindah kedesa. Jadi sekarang dia tinggal bersama kedua saudaranya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey Of Life
NonfiksiMenceritakan perjalanan hidup yang dipenuhi dengan suka dan duka.