Echa menghela nafas kasar sambil membenarkan hoodie nya. Mata gadis itu tak berhenti menatap sekitar. Warung Cilok nya sekarang sedang penuh dengan pelanggan.
"Capek banget ya, kerja kayak gini" kata gadis itu sambil mengelap peluh yang melintas di dahinya. Sesekali, gadis itu mengipaskan tangannya ke wajah.
"Mbak, cilok nya lima, dibungkus ya" suara berat laki-laki membuat Echa tersentak. Gadis itu membalikkan badannya dan menatap laki-laki itu sedikit terkejut.
"R-Rama?" Beo Echa. Rama menganga lebar dan menatap Echa dari atas sampai bawah.
"Kok lo gembel!?" Seru Rama. Echa menepuk jidatnya sambil mengumpat dalam hati.
"Apa sih Ram, lo teriak-teriak gitu bik-" Aldi yang tiba-tiba datang langsung terdiam saat menatap Echa. Sesekali laki-laki itu mengerjapkan matanya untuk meyakinkan jika yang di depannya sekarang ini adalah Echa.
"Kok lo jualan cilok? Om Bima bangkrut? Gak mungkin!!" Seru Aldi tak kalah kencang. Rama juga mengangguk menyetujui ucapan Aldi.
"Gue gini juga karena kalian!" Kata Echa kesal. Gadis itu membalikkan badan dan membuat pesanan Rama. Rama dan Aldi pun mendekat dengan kening terlipat.
"Kok kita?" Kata Aldi heran. Echa tak menggubris ucapan Aldi. Gadis itu masih sibuk meracik cilok pesanan dua laki-laki di sampingnya sekarang.
"Iya, kok kita?" Tanya Rama semakin penasaran. Echa menghentikan aktivitasnya dan menatap Aldi dan Rama tajam.
"Yang jadiin gue babu siapa? Geng kacang-kacang kalian itu kan? Gue terpaksa jualan cilok, biar bisa bayarin makanan kalian di kantin!" Kata Echa ketus. Setelah itu ia melanjutkan kegiatannya membungkus yang sempat tertunda.
"Lo kan anak konglome-"
"Gue gak mau ngerepotin bokap sama nyokap gue, selagi gue bisa sendiri, buat apa gue minta bantuan sama bonyok?" Kata Echa memotong ucapan Rama. Rama dan Aldi hanya mengangguk.
"Lah berarti!!" Aldi dan Rama refleks berteriak bersamaan. Echa bahkan menutup kupingnya yang berdengung karena teriakan dua sahabat itu.
"Berarti apaan!! Bisa budeg gue kalo kayak gini!! Udah pergi sana, nih cilok kalian. Sekarang pergi!!" Teriak Echa kesal.
"Eh duitnya!" Kata Echa. Aldi langsung berbalik dan merogoh sakunya untuk mengambil uang.
"Nih, ambil aja kembaliannya!" Aldi langsung ngacir lari menuju mobil. Echa menatap uang di tangannya. Gadis itu mencibir.
"Kembalian apaan, orang duitnya pas! Dasar, punya sepupu ga ada akhlak!" Kata Echa ketus.
**
"Echa pulang!" Seru Echa dari ruang tamu. Echa mengedarkan pandangannya mencari Sora. Akhirnya, gadis itu memilih untuk rebahan santai di sofa."Udah pulang" suara lembut milik Sora membuat Echa kembali menegakkan badannya.
"Mama dari mana aja?" Tanya Echa. Sora terkekeh dan duduk di samping Echa.
"Mama lagi di dapur. Kamu mandi sana, nanti malem ada tamu" kata Sora sambil mengelus puncak kepala gadis itu.
"Tamu?" Tanya Echa lagi. Sora mengangguk dan tersenyum tipis.
"Tepatnya sih, sahabat papa dulu" kata Sora sambil terkekeh. Echa mengangguk paham.
"Muka kek gitu ternyata punya sahabat juga" kata Echa pelan. Sora terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.
"Dulu, papa kamu itu nakal banget tau gak" kata Sora seraya mengingat kisahnya waktu SMA.
"Masa sih ma?" Tanya Echa penasaran. Sora mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATCHA : Luka Dari Masa Lalu.
Teen FictionFitnah itu, pembunuhan dan trauma yang mendalam. Bagaimana rasanya menjadi tersangka pembunuh padahal kau tidak melakukan apa-apa, trauma yang membekas dari masa lalu kelam yang kian menyiksa. Gadis itu, tersiksa mental sebelum waktunya. Batin dis...