1

3.5K 213 1
                                    

Minggu malam taman sungai Han sangat ramai pengunjung, terlebih lagi pasangan muda-mudi yang menikmati keindahan sungai disertai cahaya kemerlap dari gedung cakrawala.

Namun dibalik ramainya suasana, sosok berhoodie hitam itu hanya duduk sendiri di kursi taman dengan headset yang menyumpal di telinganya disertai topi dan masker yang tak pernah ia tinggal barang sedetikpun.

Park Jimin...
Sosok itu adalah Park Jimin.

Seorang penyanyi papan atas yang sedang naik daun karna ketampanan dan juga kecantikannya yang mampu menarik wanita maupun pria sekalipun. Jangan lupakan suara indahnya yang menghipnotis para pendengar.

Jimin bak malaikat yang turun dari surga. Tanpa cacat tanpa celah. Wajahnya sempurna, bakatnya tak perlu ditanya, dan senyum yang selalu terpatri di wajahnya. Hanya satu kekurangannya. Ia tak mampu mengutarakan emosinya. Jika ia marah ia akan tersenyum, jika sedih ia tersenyum, jika kecewa pun ia tersenyum. Selalu saja tersenyum.

Kringg... kringggg...kringgg

"Park Jimin dimana kamu?" Manager Sejin yang menelepon. Khawatir jika terjadi apa-apa pada artis yang telah ia anggap sebagai adiknya itu. Padahal bukan sekali dua kali Jimin pergi untuk mencari udara segar, namun tetap saja rasa khawatirnya tak pernah pergi. Pasalnya sekarang Jimin sedang berjalan-jalan di Seoul, Sejin khawatir jika Jimin tersasar. Mereka tidak tinggal di Seoul, melainkan di Busan. Mereka datang ke sini hanya karna sebentar lagi Jimin akan datang ke sebuah acara tv.

"Sungai Han Hyung..."

"Untuk apa kau disana? Jangan melakukan hal konyol Jim, aku mohon padamu" Jimin terkekeh mendengarnya. Memang apa yang akan dilakukannya? Ia hanya menikmati malam saja. Hyung nya ini memang benar-benar berlebihan.

"Aihs jinjja Hyung, aku tak melakukan apapun yang berbahaya okeyy? Aku hanya ingin menikmati angin sejuk saja"

"Hufff baiklah, jangan kemana-mana. Aku akan menjemputmu"

Jimin memutuskan panggilan. Ingin menolak pasti percuma. Hyungnya itu sangat keras kepala. Ia pun hanya dapat menuruti permintaan Sejin.

Berbicara tentang Sejin, ia adalah manager sekaligus salah satu Hyung terbaik Jimin. Ia selalu mengerti apa yang Jimin butuhkan bahkan sebelum Jimin memintanya. Ia yang memberi nasihat kepada Jimin baik tentang pekerjaan maupun kehidupan pribadinya. Jimin menyayanginya.

Tiba-tiba mobil hitam sudah bertengger didepan Jimin. Kaca jendela terbuka, menampakkan wajah Sejin yang duduk di kursi penumpang.

"Cepat naik, takut ada yang mengenalimu"

Jimin masuk kedalam mobil dan duduk disamping Sejin. Ia melepas semua atribut yang ia pakai. Topi, masker, dan hoodie yang tak pernah lepas dari tadi. Kemudian merapikan rambut coklatnya yang berantakan. Memerhatikan pantulan dirinya di kaca dan menggumamkan 'aku menyelamatkan diriku'. Lalu ia pun tersenyum getir.

"Hyung, apa jadwalku Minggu ini?"

"Kau yakin ingin membicarakannya sekarang? Tak ingin di apart saja?"

"Tak apa Hyung, sekarang saja"

Sejin mengeluarkan iPad dimana jadwal Jimin dicatat. Kemudian membuka catatan kegiatan untuk Minggu ini.

"Besok pagi kamu akan menghadiri acara pernikahan staff, Selasa kosong, Rabu syuting acara daily idol, Kamis Jumat dan Sabtu ada konser mini di Busan" Sejin menatap Jimin, menerka-nerka apa yang akan dikatakan oleh Jimin. Hal yang paling masuk akal saat ini adalah Jimin akan menjawab jika jadwalnya cukup padat. Tapi diluar dugaan, Jimin hanya menjawab...

"Hmmm baiklah Hyung terimakasih sudah menjagaku" sangat diluar konteks pembicaraan hingga membuat Sejin hanya mengangguk menanggapinya, tak tau lagi apa yang harus dikatakan.

Mobil telah sampai di lobi hotel. Jimin dan Sejin segera pergi ke kamar masing-masing. Jimin pergi mandi untuk menyegarkan tubuh dan pikirannya.

Selepas mandi, Jimin hanya tiduran dikasur dan memainkan Hpnya. Men-scroll laman instagramnya, kemudian memposting hasil  jepretannya tadi di sungai Han dengan caption 미 안 yang artinya "maaf". Beberapa detik kemudian postingannya penuh dengan like dan komentar  penggemar. Seperti biasa, Jimin akan membalas komentar tiga teratas di postingannya.

Akun ber username Chimchimmy memberikan komentar
"Oppa tak perlu meminta maaf, kau tak salah. Aku yang salah"

"Neee kau memang salah ;)" balas jimin.

Kemudian komentar yang tak kalah kocak lainnya berasal dari akun ber username Manggaetteok
"Yak Jimin-ah!! Hyung memaafkanmu. Tapi jika kau tak sampai rumah dalam 3 detik, maka Hyung akan menguncimu diluar"

Jimin pun membalas
"Hyung, aku bukan flash yang cepat :^"

Kali ini komentar yang berasal dari akun ber username Jeonjimin
"Jiminssi gwaenchanha?"

Jimin diam. Tanpa terasa air mata jatuh dari pelupuknya, setetes kemudian deras.
"Hiks...hikss....hikss"

Ia terisak dan nafasnya tak beraturan. Dadanya sesak. Bukan karna tangisnya, tapi karna beban berat yang ia pikul. Rasanya ia terhimpit diantara dua dinding. Sempit dan menyesakkan.

Ia kembali membaca komentar yang buram karna air mata yang menggenang. Kemudian mengetikkan balasan. ":)"

Terimakasih pemilik akun Jeonjimin karna telah peduli padaku. Maaf aku tak bisa memberitahumu semuanya. Kuharap kita bisa bertemu suatu hari nanti. Batin jimin

Our Destiny | Kookmin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang