"Aa, Aa lagi mikirin apa?"Aifa menghampiri suaminya yang sedang duduk di bangku yang berada di balkon apartemen
"Aifa, maafkan Aa ya. Di situasi seperti ini Aa hanya bisa membawa kalian pergi" ungkap Azzam perlahan memutar bola matanya ke arah istrinya, "Maafkan Aa yang tidak bisa maksimal melindungi kalian"
Aifa langsung duduk di samping suaminya ia menggenggam tangan kanan Azzam, "Aa, Aa itu gak ada salah, Aa udah berusaha. Keputusan Aa yang sekarang juga tidak salah, lagipula Andrico terlalu berbahaya dan kali ini berlari bukan sebuah pilihan yang buruk."
Azzam menatap mata Aifa, sepasang mata yang telah menemaninya beberapa tahun belakangan, sepasang mata yang mana pemiliknya berhasil membuat Azzam kembali menjadi dirinya, dan yang terpenting itu adalah sepasang mata yang sangat ia sukai, sepasang mata yang berbinar indah berpadu dengan wajah yang cantik berseri. Aifa refleks tersenyum, lengkungan yang terbentuk dari bibir Aifa selalu sukses membuat jantung nya berdegup lebih cepat
"Aku tidak mengerti, mengapa aku masih belum terbiasa dengan senyumanmu?. Rasanya tak pernah berubah selalu sama, tetap sama seperti awal aku jatuh cinta padamu" batin Azzam
"Makasih ya sayang, kamu selalu sukses membuat ku tenang" ucap Azzam mempererat genggaman tangannya lalu meletakkan tangan Aifa di pipinya, Azzam melirik perut Aifa. Sebentar lagi ia tak hanya memiliki satu namun dua buah hati, sebuah kebahagiaan yang tak akan pernah ia ingin akhiri.
"Aifa minta maaf ya A, andai aja Aifa nurut sama Mas Arman andai Aifa tidak berperilaku seenaknya saat itu pasti hal ini tidak akan pernah terjadi" ucap Aifa lirih namun pelan, air matanya menetes satu persatu dengan jeda yang cukup lama
Segera Azzam mengusap air mata Aifa menggunakan tangannya, lalu ia merangkulkan tangannya ke badan Aifa dan memandu kepala Aifa untuk bersandar di bahunya lalu berkata lembut, "sayang, memang benar jika apa yang kita dapatkan hari ini adalah buah dari apa yang kita tanam di masa lalu tapi, masih ada kemungkinan kan memperbaiki masa depan dengan menanam hal yang baik sekarang?"
Aifa langsung memeluk Azzam, Aifa dapat mendengar jelas jantung Azzam berdetak begitu kencang dan hal itu membuat ia meneteskan air matanya karena di satu sisi tubuh yang ia peluk saat ini adalah tubuh orang yang sangat ia cintai dan juga di sisi lain jantung yang berdetak di tubuh itu juga milik orang yang ia cintai di masa lalu. Bagaimana mungkin cintanya bisa luntur sekarang? Karena hati kedua cinta itu menjadi milik Aifa sekarang. Langit malam yang bertabur bintang itu menjadi saksi sepasang suami istri yang jatuh cinta setiap hari.
"Tidak ada ketentuan Allah yang tidak baik, memiliki mu dengan cara tak terduga adalah hal indah yang tiada bandingnya" bisik Azzam, Senyum Aifa merekah kali ini senyum itu melengkung sempurna di hiasi rona merah jambu di pipi.
"Kamu adalah bagian garis takdir yang terbaik" ucap Aifa langsung mengecup pipi Azzam, dan sukses membuat Azzam tersenyum simpul dan langsung menggendong nya masuk ke dalam apartemen
Sementara itu di sisi lain Kamil sedang membantu Hanum mengurus berkas berkas pengunduran dirinya.
"Sekarang semua usahaku sia sia, aku kehilangan mimpi yang menjadi nyata dalam sekejap mata" ucap Hanum
"Sia sia bagaimana?" Tanya Kamil
"Aku memiliki pendidikan yang tinggi, karir yang bagus lalu semuanya hilang begitu saja" keluh Hanum
"Hanum, jangan pernah mengutuk takdir. Apapun kehendak Allah itu adalah yang terbaik, Num anak kamu ga butuh ibu nerkarir bagus, mereka butuh ibu yang solihah" ucap Kamil,
"Aku yakin anak kamu nanti pasti bangga karena punya ibu yang cerdas dan berprestasi kayak kamu. Mereka pasti bakal jadiin kamu idola" Kamil berdiri dengan lututnya di hadapan Hanum
KAMU SEDANG MEMBACA
SM 2 : Unsecret Marriage ✅(COMPLETE)
Teen Fiction⚠️ DON'T COPAST!⚠️ (Sequel Secret Marriage) Start : January 2021 End : April 2021 Di dunia ini masih banyak manusia yang berfikir bahwa menikah adalah jalan keluar terbaik untuk mengukir bahagia. Padahal pada kenyataannya menikah terkadang tidak s...