🍪19| It's Hurt

882 178 47
                                    

Play: Memory - Ben

          Waktu berjalan begitu cepat. Sinar matahari yang sebentar lagi akan tenggelam itu membias, menghasilkan gradasi warna jingga kemerahan yang semakin menghangatkan suasana sore hari ini. Indah dan menawan. Dahyun tersenyum lembut melihat pemandangan menakjubkan di hadapannya saat ini.

         “Dahyun-ah, apa kau mengingat sesuatu?” Pertanyaan yang dilontarkan Jungkook membuatnya menoleh, menatap ke arah sang lelaki yang masih memandang langit dengan posisi berbaring.

         “Mwo? Apa yang sedang kau pikirkan?” Dahyun balik bertanya. Jungkook lantas mendudukan dirinya, balas menatap Dahyun yang masih mengernyit bingung.

         “Dulu … bukankah kita sering bermain ke sini?”

         “Ya, tapi tidak banyak yang aku ingat. Memangnya kenapa?”

         “Ani. Aku hanya merindukan momen-momen itu. Aku jadi bertanya-tanya, bagaimana jadinya jika aku tetap tinggal di sini dan tidak pergi ke Jerman? Apakah … hubungan kita akan tetap seperti ini?”

          “Musunsoriya, semua itu sudah berlalu. Membicarakannya hanya akan membuat kita berjalan di tempat, tanpa kemajuan. Padahal sudah jelas, waktu tidak bisa terulang kembali.” Dahyun tersenyum miris. Sebenarnya, ia juga memiliki pertanyaan yang sama dengan yang Jungkook tanyakan barusan namun ia memilih untuk tidak kembali membahasnya.

          “Mungkin terdengar tidak adil, tapi aku sudah mengalami banyak hal pahit untuk sampai dititik ini jadi … kuharap kau mengerti.”

          “Kau masih meragukan perasaanku?” Jungkook menatapnya dalam membuat Dahyun semakin mematung ditempatnya. Gadis itu tak menjawab apapun, Jungkook menghela napas seraya memalingkan wajahnya ke depan.

          “Nanti malam, kau harus menepati janjimu,” ujarnya tiba-tiba.

          “Janji?”

          “Kau lupa? Aku sudah memberitahumu kemarin. Saat kakek sudah tertidur, ayo kita bertemu lagi di sini. Ada sesuatu yang ingin ku tunjukan padamu.”

          “Kenapa tidak sekarang saja?”

          Jungkook menggeleng. “Shiro. Pokoknya nanti malam, aku akan menunggumu di sini.” Dahyun mendengkus sebal, ia lupa kalau lelaki itu sangat keras kepala.

          Matahari telah terbenam, beberapa lampu yang ada di sekitar pantai telah menyala, membuat suasana pantai ini semakin hangat. Sementara keduanya terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing seraya menatap tenangnya ombak di hadapan mereka.

 Sementara keduanya terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing seraya menatap tenangnya ombak di hadapan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

         Pukul sepuluh malam, Dahyun keluar dari penginapan di sekitar pantai. Sang kakek telah terlelap di salah satu kamar yang telah ia sewa sementara Jungkook masih belum kembali. Entah kemana perginya, yang jelas, Dahyun mencoba untuk mempercayainya dengan pergi ke tempat mereka menikmati sunset sore tadi sesuai keinginan Jungkook.

          Senyumnya tanpa sadar terbentuk saat ia melihat siluet Jungkook yang tengah memunggunginya di tepi pantai. Angin malam ini cukup kencang dan dingin membuat Dahyun memeluk tubuhnya sendiri supaya tetap hangat. Gadis itu berjalan perlahan, mencoba sebaik mungkin untuk tidak menimbulkan suara untuk mengejutkan Jungkook namun langkah kakinya mendadak terhenti.

           Senyumnya luntur, disusul oleh rasa sakit yang seolah menghujam hatinya dengan keras saat melihat gadis lain yang entah datang dari mana, tiba-tiba memeluk Jungkook. Sialannya lagi, lelaki itu balas memeluk gadis itu dengan erat, seolah-olah mereka memang telah dekat sejak lama.

          “Mwoya, jadi kau ingin menunjukan ini padaku?” Dahyun tak mempercayai apa yang ia lihat saat ini. Saat Jungkook berbalik, tanpa sengaja terjadi kontak mata diantara keduanya. Lelaki itu refleks melepaskan pelukannya sementara Dahyun langsung berbalik dan pergi dari sana.

          “Dahyun-ah!” panggil Jungkook namun Dahyun sudah tak peduli. Gadis itu memejamkan matanya pedih dan mempercepat langkahnya. Rasa gembiranya mendadak pupus, berganti rasa kecewa yang mendalam. Padahal, Dahyun baru saja akan mulai mencoba untuk membuka hatinya namun Jungkook malah kembali menorehkan luka padanya.

           “Bodoh. Seharusnya aku tidak ada di sini.” Dahyun mengusap air matanya kasar. Ia benar-benar kecewa.

 Ia benar-benar kecewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Translate:

Mwo = Apa?
Musunsoriya = Apa maksudmu?

Mr. Cookies vs Miss. Dubu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang