Episode 2 Part 1

3.6K 58 2
                                    

Eun Sang bertanya apakah tempat Kim Tan lebih aman. Tan berkata ia tidak tahu tempatnya lebih aman atau tidak, tapi yang pasti lebih baik dari di sini.

"Bagaimana? Apa kau mau ikut?"

Eun Sang nampak ragu.

Tapi ia tidak memiliki tempat tujuan, jadi ia menerima tawaran Tan. Begitu melangkahkan kakinya ke dalam rumah Tan, Eun Sang ternganga. Bagaimana tidak, ia melihat rumah yang hanya tampak dalam buku-buku home desain...atau drama Korea tentunya ;p

Ia mengikuti Tan ke lantai bawah. Tan dengan santai duduk di sofa. Eun sang kaget saat mengetahui Tan tinggal sendirian dalam rumah itu.

"Siapa kau? Apa kau pengedar narkoba? " Pffttt....sepertinya Eun Sang cuma nonton film mafia dan ngga pernah nonton drama Korea yang bertaburan chaebol ^^

Ia bertanya apa yang Tan lakukan untuk menghidupi dirinya. Tan tak percaya Eun Sang mengira ia seorang pengedar narkoba. Eun Sang berkata petugas polisi tadi tampaknya mengenal Tan, dan juga teman Tan the overacting Jay langsung menghirup bubuk itu begitu melihatnya.

"Benar juga. Tapi...." Tan berdiri lalu berjalan mendekati Eun Sang. "Kenapa kau pikir aku hanya menjual narkoba? Apa polisi yang kautemui tadi benar-benar polisi?"

Eun Sang berjalan mundur ketakutan. Tan terus mendekatinya dan dengan enteng bertanya apakah Eun Sang masih memiliki 2 ginjal utuh. Ha...kukira Tan lagi pura-pura jadi germo ternyata lagi pura-pura jadi penjual organ tubuh XD

Eun Sang semakin takut. Ia memperingatkan Tan untuk tidak mendekatinya lagi. Tapi ia tidak bisa mundur lagi dan sudah tersudut. Tan mendekatkan wajahnya.

"Ini kamarmu. Panggil aku jika kau memerlukan sesuatu," katanya sambil tersenyum kecil. Ia membukakan pintu di belakang Eun Sang lalu pergi.

"Apa-apaan itu tadi?" gumam Eun Sang, masih shock.

Eun Sang masuk ke kamarnya. Ia teringat pada kakaknya yang melarikan diri setelah mengambil uangnya. Tapi ia tidak bisa bersedih lebiih lama karena ada urusan yang lebih penting. Urusan perut. Eun Sang baru sadar ia belum makan lagi sejak turun dari pesawat.

Eun Sang pelan-pelan membuka pintu kamar. Di luar gelap. Tan yang sedang membereskan buku-bukunya mendengar suara. Dari balkon ia melihat ke lantai bawah. Ia melihat Eun Sang mengendap-endap melintasi ruang tamu.

Eun Sang membuka kulkas di dapur. Di dalamnya hanya ada berbagai makanan kaleng. Ia mengambil beberapa dan mulai makan di dalam kegelapan.

Tiba-tiba lampu menyala. Eun Sang menyadari ia sudah tertangkap basah. Tapi ia sudah mempersiapkan diri. Ia memintaa maaf dan berkata ia hanya memakan makanan yang sudah lewat masa expire-nya. Lalu ia menyodorkan uang US$ 5 di atas meja untuk mengganti makanan-makanan tersebut.
Tan menghampirinya dan melihat masa kadaluwarsa pada kaleng-kaleng itu. Ia berkata bagaimana bisa Eun Sang memakan makanan itu. Eun Sang tidak bisa menjawab dan buru-buru pergi.

"Hei!" panggil Tan. Ia bertanya apakah Eun Sang tidak akan membereskan sisa-sisa makanannya. Eun Sang mulai membereskan kaleng-kaleng itu.

Tan terus menatapnya. Eun Sang bertanya bagaimana caranya memilah sampah Tan. Tan tidak tahu karena ia tidak pernah melakukannya.

"Siapa namamu?" tanyanya pada Eun Sang.

"Aku lupa mengatakannya padamu tadi. Terima kasih sudah membiarkan aku tinggal."

"Itu nama yang panjang."

Eun Sang hanya menunduk. Tan mengerti Eun Sang tidak mau memberitahu namanya dan tidak mendesaknya lagi. Ia berkata Eun Sang tidak perlu berterima kasih padanya. Ia bukan membantu Eun Sang tapi sebagai ganti rugi atas bubuk kacang Eun Sang yang ia tahu seharusnya untuk Eun Suk.

Sekretaris Yoon memberitahu Kim Won bahwa Hotel Zeus (milik ayah Young Do) langsung menghubunginya begitu tahu Won memesan penerbangan ke Amerika. Mereka menawari Won untuk menginap di sana.

"Dia sudah bersikap seakan-akan ia pemegang saham hanya karena ia bertunangan dengan Presiden Lee (ibu Rachel Yoo) dari RS international," ujar Won sinis.

Mendengar itu Sekretaris Yoon terdiam. Ada apa, tanya Won. Sekretaris Yoon berkata tidak ada apa-apa, ia akan menolak penawaran Hotel Zeus itu dengan sopan.

(dalam diagram karakter, Presiden Lee dan Sekretaris Yoon pernah menjalin hubungan kekasih. Namun melihat marga Chan Young dan Rachel yang berbeda, aku tidak yakin jika mereka bersaudara)

Kemudian Sekretaris Yoon menyodorkan daftar tamu yang akan menghadiri pesta keluarga yang akan datang . Ada 51 tamu, masing-masing akan datang bersama keluarga mereka. Won menatap Sekretaris Yoon dengan tajam dan tidak mengambil daftar itu.

"Saya sudah mengirimnya lewat email," kata Sekretaris Yoon mengerti.

"Kalau begitu untuk apa kau memberi hard copynya (daftar nama dalam bentuk kertas)?" tanya Won.

Kenapa Won sebal? Karena jika Sekretaris Yoon memberikan kertas berisi daftar nama padahal telah mengiriminya melalui email, itu sama saja dengan menuduhnya tidak melihat email sama sekali.

Ia lebih sebal lagi setelah tahu ayahnya yang menyuruh Sekretaris Yoon memberikan daftar nama itu lagi dalam bentuk dokumen. Sekretaris Yoon berkata ia sudah memberitahu ayah Won perihal rencana keberangkatan Won ke Amerika.

Won bertanya apa Sekretaris Yoon pikir ia tidak bisa memberitahu ayahnya sendiri?

"Aku sudah lama ingin bertanya padamu. Sebenarnya kau bekerja pada siapa saat ini? Aku atau ayahku?"

"Aku selalu bekerja untuk Grup Empire."

"Begitu," kata Won sinis.

Sekretaris Yoon sambil tersenyum berkata Won saat ini seperti seseorang yang marah karena dikhianati kekasihnya.

"Kau salah. Aku sedang menyarankan kau untuk lebih romantis dengan mencari lebih banyak wanita. agar kau tidak ikut "mati" saat Presdir (ayah Won) mati.." (Setelah seorang Raja Korea mati, para pelayannya ikut mati)

"Apa ada saran lain?" tanya Sekretaris Yoon tenang. Whoaaaa...jika ia bisa menentang Won setenang itu, artinya ia tahu posisinya tidak akan goyah dan bahkan lebih kuat dari Won.

Won menyadari itu. Sekretaris Yoon terlihat tidak takut pada apapun. Won berkata itu kebiasaan buruk lain yang diajarkan ayahnya.

Sekretaris Yoon memandang Won yang berjalan menjauh dengan tatapan lembut (atau kasihan?). Ia mendoakan keberangkatan Won.

Ayah Won sedang minum teh bersama istrinya, Nyonya Jung (Nyonya Jung Ji Suk adalah istri kedua sementara ibu Won yang sudah meninggal adalah istri pertama. Ibu Tan adalah wanita simpanan >,<) . Ayah Won duduk di kursi roda dan nampaknya kesehatannya tidak terlalu baik. Ia berkata ia baru menyadari sekarang kalau kesehatan adalah yang terpenting. Ia menyarankan agar istrinya menjaga kesehatan dan makan banyak makan makanan sehat.

"Jangan berpura-pura baik. Itu tidak akan membuatku melepaskan namaku dari daftar keluarga," ujar Nyonya Jung.

Ayah Won tertawa. Ia berkata ia tidak pernah memintanya, tapi Nyonya Jung yang membawa ibu Tan masuk dalam keluarga mereka. Nyonya Jung berkata ia tidak punya pilihan lain. Daripada ayah Won terus mengumbar aibnya di depan umum, lebih baik ia membawanya masuk agar tetap tersembunyi.

"Aku tahu, aku yang berbuat kesalahan."

"Bagus kalau kau tahu. Tapi aku tidak akan pernah menceraikanmu. Karena itu aku membawanya masuk. Untuk memerangkapnya dalam kandang hingga ia tidak bisa melakukan apapun lagi sampai mati."

Ayah Won tertawa. Ia berkata biasanya semakin lanjut usia, hati akan semakin lembut. Tapi Nyonya Jung tidak pernah berubah.

"Mungkin karena aku tidak punya anak," kata Nyonya Jung tersenyum getir.

Di luar, Nyonya Han (ibu Kim Tan) mencoba menguping pembicaraan mereka. Won melihatnya. Nyonya Han buru-buru berkata kalau ayahnya dan Nyonya Jung tidak membicarakan Won.

The HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang