Penemuan kesalahan dalam tanda baca, pemilihan kata, dan typo adalah hal yang lumrah dalam cerita ini!😅
Jadi mohon maaf dan koreksinya!😉Happy Reading!😘
👑
Sabtu pagi, Elle tengah menikmati sarapannya. Bubur ayam dan segelas teh hangat di area taman. Hari ini adalah salah satu hal yang paling ditunggunya dan akan sangat menyenangkan. Sejak semalam, dirinya sudah mendaftar apa saja yang ia inginkan hari ini.
Di sampingnya, seorang pria tiga puluh tujuh tahun tengah menatap sendu makanannya. Berbeda dengan remaja di sampingnya, hari ini adalah sebuah bencana. "Daddy!" Panggilan dari anak laki-laki sepuluh tahun itu membuatnya menengok. "Kenapa Ze?" Anak itu menggeleng dan kembali menikmati sarapannya.
Ketiga laki-laki yang berbeda usia itu tengah selesai dengan sarapannya, hingga sebuah suara kembali menginterupsi. "Ayo mulai jalan-jalan!" ucapnya sambil berdiri. Yang lebih muda mengikuti dengan semangat, sedangkan yang lebih tua hanya mengangguk.
Mereka bertiga memasuki mobil dengan yang lebih tua di depan dan yang dua lainnya di belakang. "Serasa jadi sopir," gumam yang lebih tuan. "Bukannya lo emang sopir di sini Kei?" jawab remaja yang tak lain adalah Elle. "Panggil Daddy Om Keihan dong Bang! Gak sopan!" ralat Zean anak bungsu Keihan. Merasa dibela putranya, Keihan terkekeh penuh arti.
Sedangkan Elle hanya mendengus lalu mengiyakan. Elle itu akan diam kalau Zean bicara, satu hal kelemahan Elle. Hidup sebagai putra tunggal membuatnya merasakan menjadi kakak saat ada di sisi Zean. Apalagi menurutnya, Zean itu manusia paling waras yang pernah ia temui. Bukan seperti Arion yang bar-bar--padahal dirinya yang selalu mulai.
Fortuner hitam milik Keihan memasuki tempat parkir mall. Mereka akan berjalan-jalan dan berbelanja dengan suka hati. Suka hati definisi Elle, karena dirinya akan memanfaatkan isi kantung Keihan. Sedangkan yang akan diporoti hanya menunjukkan raut ikhlas tak ikhlas.
Semua terjadi karena kejadian dua hari yang lalu saat berada di ruang kerja Davian di perusahaan Ravindra.
Flashback....
Elle tengah duduk di salah satu sisi sofa ruangan Davian yang disampingnya telah duduk Ardan--teman Davian--, Si kembar Keihan dan Reihan yang berdiri di sisi kanan, serta Davian yang tengah berkacak pinggang berdiri dengan berbicara kesana-kemari menasehati putra nakalnya.
Sehari setelah kejadian kempesnya ban mobil milik guru sejarah Elle, Davian harus menemui guru bimbingan konseling dan berakhir Elle yang harus belajar di rumah selama dua hari dengan tugas yang harus dikerjakan.
"Kayaknya papa gak pernah senakal ini waktu SMA, kenapa kamu bisa separah ini huh?" Begitu seterusnya, tak habis-habisnya. Padahal dari tadi yang diucapkan itu sama saja, hanya kalimatnya yang dibuat berbeda.
"Kayaknya Opa sama Oma gak ada yang cerewet, papa kok cerewet?" Pertanyaan dengan wajah polos buatan Elle mengundang tawa Ardan dan Keihan, Reihan? Hanya diam.
"Kamu jawab eh?" Davian kembali berkacak pinggang dengan garang. Elle yang memang takut kembali menunduk, sampai sebuah tawa mengalihkan keempatnya. "Anj*r banget Dav, gak nyangka gue lo bisa macam emak-emak," kelakar pengusaha batu bara sekaligus tamu Davian.
"Tolong bahasanya!" tekan Davian dengan mata memicing.
"Tamu gak tahu diri!" gumam Elle yang masih didengar keempat pria dewasa di ruangan itu. "Ye! Dasar bocah! Lo gak nyadar diri, gak ada sopan-sopannya gitu! Dengerin baik-baik bokap lo ngomong!" balas Ardan tak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE Davian 👑 (CERITA NGEGANTUNG)
JugendliteraturCERITA TIDAK SELESAI DAN TIDAK AKAN DISELESAIKAN Pangeran sombong Pangeran keras kepala Pangeran manja Pangeran pembuat masalah Dan tentunya pangeran kesayangan semua orang Dunia Reffaelleo Prince Davian Tentang segala tingkahnya yang kadang di luar...