PART 10

14 9 0
                                    

Now playing Song
🎶Alone-Alan Walker🎶


Happy Reading 🌻

Berjalan menuju cermin besar, meneliti penampilannya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Cewek itu bergumam, "Perfect!"

Cewek yang sering di sapa Vanya itu sudah bersiap dengan seragam putih abunya. Ia membuka tasnya. Menge-cek kembali semua perlengkapannya, tidak mau satu pun tertinggal.

Di sana terlihat, satu buku, satu pensil, dua handbody lotion, bedak tabur, cermin berukuran sedang, pelembab, foundation, parfume. Mungkin setelah melihat itu, akan lebih tepat ia pergi ke kondangan dari pada ke sekolah.

"Nggak sekalian sabun juga!" celetuk Aldo yang kini sudah berada di depan pintu kamar milik nya, sambil melipat kedua tangan di depan dada.

Setelah di pikir, walaupun ia sulit berpikir. Ucapan Aldo ada benarnya juga, "Ide bagus tuh," jawabnya sumringah.

Cewek itu berlari menuju kamar mandi untuk membawa sabun. Aldo hanya menggeleng, "Tololnya emang murni."

***

Satu buku matematika, dua buku rumus matematika, satu buku fisika, tiga buku kimia. Penggaris berukuran sedang, beberapa pensil, dan juga busur ia bawa. Berbeda sekali.

Cowok itu berjalan menuju ruang makan, duduk berhadapan dengan sang Mama. Melirik bangku sebelahnya, tak melihat batang idung kembarannya. "Misya, mana Ma?

"Udah berangkat, katanya dia ada piket kelas." jawab Mama yang di angguki Alga.

Lima belas menit berlalu. Sarapan keluarga Alga sudah selesai, "Ma, Abang berangkat dulu. Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."

***

Aldo masih memanaskan mobil kesayangannya. Aldo juga sudah siap dengan putih abunya. Berbeda. Aldo dan Vanya tidak satu sekolah. Aldo bersekolah di SMA DUA BANDUNG, atau yang sering di sapa Pelita Merah.

"Yuk!" ajak Vanya.

"Lah, gue mah pergi sendiri. Kata Oma lu harus pake angkutan umum." ucap Aldo tanpa melirik Vanya.

Aldo membalikkan badannya menghadap Vanya, "INNALILLAHI!"

Vanya mengerutkan keningnya.

"Lu ngapain pake gituan?"

Setelan Vanya sekarang. Ia memakai hoodie hitam dengan kupluk yang menutupi kepalanya, ia juga memakai masker bertuliskan 'FUCK', juga kacamata hitam melingkar di kedua matanya.

"Jaga-jaga doang kok, takut alergi gue kambuh."

"Emang lu alergi paan?"

"Liat muka JELEK kaya lo! Gue mual."

"Sungguh menusuk!"

Baru saja membuka pintu penumpang. Suara menggelegar menghentikan semuanya. "VANYA!"

"Lah Oma? Kok ngegas yah?" heran orang yang mendapat teriakan itu.

"Mana gue tau, pe'a!"

"KENAPA OMA?" teriak Vanya tak kalah menggelegar.

A L E S G A R A       Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang