JANGAN LUPA VOTE!
•
•
•Kaisan bersiap di pinggir lapangan. Ia meneguk air mineral untuk mengisi tenaganya. Kelima sahabatnya yang lain tampak gusar. Ia tahu Kaisan sangat mumpuni dalam bermain basket. Hanya saja mereka tidak tahu bagaimana skill permainan Kaluna. Bisa saja gadis itu memiliki skill yang lebih baik. Jiwa pemberani dan suka menantang Kaluna adalah bagian yang paling menyenangkan dalam pertandingan ini. Keberanian bisa mengalahkan yang katanya tak terkalahkan, begitu anggapan mereka.
"Kas, lo ngalah aja sama cewek." Saran dari Lamuel.
"Gue gak peduli cewek atau cowok Lam. Dia udah nantang gue dan gue suka sama tantangan."
"Duit lo segudang, mending lo ikhlasin uang lo aja Kas serius." Kini Sagara yang ikut memberi saran.
Kaisan membasahi rambutnya. "Ini bukan tentang duit. Gampang buat gue lupain hutang dia, tapi gue mau dia tanggung jawab sama apa yang udah dia perbuat."
Ia masih berdiri di sana sambil menunggu Kaluna yang katanya mau berganti baju olahraga dulu sebelum bertanding dengannya.
"Ready?"
Kaisan mengalihkan perhatiannya. Berjalan mendekati Kaluna yang baru saja datang. Kelima sahabat Kaisan memilih menikmati situasi dengan diam tanpa sorakan penyemangat untuk ketua mereka. Tidak mau sombong memastikan bagaimana akhir dari pertandingan nanti.
Kaisan dan Kaluna berdiri berhadapan di tengah lapangan. Kaisan menatap gadis itu, mata gadis itu yang lagi-lagi mengingatkannya pada seseorang. Apalagi rambut Kaluna yang dikuncir membuat ingatannya benar-benar hampir terjebak disana. Selama mereka bertemu akhir-akhir ini, Kaluna tak pernah terlihat menguncir rambutnya. Penampilan yang seperti baru itu, tidak terasa baru dilihat oleh Kaisan.
Kaisan mencerna seluruh dugaannya setelah melihat Kaluna dengan penampilan semacam itu. Model kuncirannya pun sama dengan milik seseorang yang ia lihat enam bulan lalu. Ia masih sangat mampu untuk mengingat semuanya. Walaupun orang yang dimaksudnya dulu memakai topi, tapi Kaisan masih ingat penampakan rambut kucir kuda orang itu.
"Ada yang bisa gue suruh sebentar?" Tanya Kaisan dengan kepala menoleh ke arah sahabat-sahabatnya.
"Boleh, sini, di suruh apa nih." Ucap Lamuel sambil menghampiri Kaisan.
"Ambilin topi gue di tas Lam."
"Kita di indoor, kenapa pakai topi segala?" Tanya Lamuel.
"Udah ambilin aja, gue sama nih cewek gak bakal mulai tanding, kalau lo belum bawa topi kemari." Tandas Kaisan.
"Oke bosku." Jawab Lamuel lalu pergi dari sana.
Kaluna memilih tak merespon, juga tak berinteraksi sedikitpun. Ia memilih melakukan pemanasan, sedangkan Kaisan hanya terdiam untuk menunggu Lamuel.
Berselang tak lebih dari empat menit, Lamuel datang dengan topi warna cream milik Kaisan. "Nih Kas."
Kaisan mengangguk dan memberikannya kepada Kaluna. "Gue mau lihat lo pakai topi ini."
"Hah?Apa sih?Masa gue pakai topi lo, orang gak panas juga." Ucap Kaluna.
"Cuma sepuluh detik. Setelah itu lo lepas, kita tanding."
Kaluna menghela nafas lelah. Menuruti Kaisan juga akhirnya.
"Aneh banget lo." Gerutu Kaluna.
Kaisan menatap Kaluna dengan dalam saat gadis itu sudah memakai topinya. Rasanya seperti tercekat. Dengan topi itu, Kaluna semakin mirip dengan orang yang dulu menyelamatkan Kaisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAISAN ; s e r a p h i c
Teen Fiction[SUDAH GANTI JUDUL] Ini adalah cinta yang datang tanpa butuh waktu yang benar-benar lama. Munculnya memang singkat, tapi jalannya sangat berat. Kisah ini bukan hanya tentang bunga cinta yang tumbuh perlahan di halaman rumah yang bernama "perasaan ci...