Cerita ini adalah perubahan dari Anta. Mungkin lebih membingungkan, tapi aku memutuskan untuk mem-publish versi ini karena kupikir yang ini adalah yang pali ideal untuk Hara.
Jangan skip, terus dibaca aja. karena bab pertama ini awal jadi agak sedikit membingungkan. dan kritik kalian akan sangat kutunggu. selain Vote dan comment.
Terakhir, karena aku nulis lewat PC jadi typo bertebaran dari mana-mana. koreksi kalian pasti akan membantu.
Selamat membaca. Bonne lecture :-)
.
.
Many people say your actions show all about you.
Tapi aku nggak setuju dengan keyakinan itu.
Menurutku semua yang berwujud di dunia ini seperti kode atau sandi, dan kita adalah mesin kriptografinya. Kemampuan kita untuk memahami sesuatu, atau menganalisis sesuatu, melihat sesuatu, tergantung pada kualitas kriptografi kita. Lebih lebih dari pabrik mana mesin kriptografi kita dibuat, dengan bahan apa kriptografi kita dirangkai, dan lain sebagainya. Maka dari itu sesuatu yang kita amati, kita deskripsikan, kita pecahkan kodenya, haruslah dipandang dari berbagai sudut, karena tidak semua bahasa bisa mencakup arti penuh dari kode itu.
Dan karena 'tindakan' yang tadi dibahas itu adalah objek, maka 'tindakan' itu juga harus dipandang dari berbagai sudut. Objek yang sama, bisa jadi akan menghasilkan arti atau makna yang berbeda saat diterjemahkan oleh mesin kriptografi lain.
Dari sudutku, aku yakin. Pasti setiap tindakan bisa terjadi karena adanya pemicu. Benarkan? Perpindahan saja terjadi karena diberi gaya. Bola bergerak saja karena diberi tendangan. Maka pasti semua yang kita lakukan setiap hari, apa yang kita amati setiap hari, kita temukan setiap hari, ada pemicunya. Apa itu pemicunya? Nah itu dia yang harus dicari dan ditelusuri. Yang penting, saat ini, aku hanya ingin berbagi pandangan dan pemahaman yang semoga saja dibutuhkan itu.
Jadi, jika ditanya mengapa aku tidak setuju dengan pernyataan "Tindakanmu menunjukkan segala hal tentang dirimu", jawabannya adalah semua tergantung. Sesuatu bisa dianggap buruk karena mesin kriptografinya yang berkualitas buruk. Sesuatu bisa dianggap merusak jika orang yang mengamati melihatnya dari sudut pandang lain. Maka benarlah jika adalah istilah, yang buram belum tentu buram. Dan yang jernih belum tentu jernih. Semuanya relatif, tidak ada yang absolut.
Dan karena itulah aku heran sekali.
Aku tidak tahu kenapa orang sangat terburu-buru dalam memahami dan menyimpulkan sesuatu. Mungkin memang setiap manusia dibekali akal untuk berpikir oleh tuhan. Tapi, argh, menyimpulkan tidak selalu sesingkat itu. dan tidak semua pemikiran 100% bisa dikatakan benar.
Oke, wait. Daritadi aku bicara-bicara tapi belum memperkenalkan diri.
Ehm, namaku Nouhara Andrastea. Anak tunggal, dan tidak tinggal serumah dengan orangtua. aku duduk di kelas X dalam usia 15 lebih 1 bulan. Aku tinggal dengan dua saudara yang menurutku melebihi segala-galanya. Lebih dari apapun.
Yang satu namanya Antara Antariksa. Lumayan ganteng, tapi kurang pergaulan. Kalo ngomong suka ngirit. Pelit pake pajak. Dia super duper pinter banget. Kalian pernah lihat anak yang bisa menghafal 180 simbol dalam 30 detik? Dia ngalahin anak itu waktu cerdas cermat dan adu skor IQ. Dan aku, cuma bisa terbengong-bengong gaes. Tapi enaknya, aku jarang butuh idola. Buat apa aku ngidolain orang pinter yang jauh dari segi jarak dan waktu?. Sepupuku aja udah cukup. Udah serumah, sewaktu lagi. Minta tandatangan? Minta foto? Bebas. Tinggal tangguh-tangguh aja ngerayu dia. Hahahaha.
Selainsi Aksa, aku juga tinggal dengan tante Ann. Satu-satunya orang yang bisadisebut 'orangtua' di keluarga kami. Ralat. Maksutku di antara aku dan Aksa. Dia lulusan Columbia University, jurusan Social Thought. Jadi maklum saja kalau ngomong suka nyasar dan sampai ke laut Arafuru sana.
So, selalu ada benarnya kalau aku merasa jadi yang terbodoh di rumah ini. Jadi anak yang paling suka berkhayal, paling suka berisik, dan paling suka bersenang-senang dibandingkan dua orang yang telah disebutkan di atas.
But, karena aku udah bisa nulis prolog yang bikin pusing di atas itu, bisa dibilang aku pinter juga dong? Hahaha. canda doang kok. canda. Itu sih biar mirip sama si Aksa aja. Ceileh.
Ok ok, balik serius. Sekarang ada pertanyaan baru. Kenapa aku mau dan berani menulis esai yang bikin pusing nggak ketulungan itu? Daripada bikin prolog yang normal-normal aja?
Ekhem. Mungkin, aku memutuskan mengemukakan itu karena...
Bisa dikatakan, aku menjadi korban dalam missjudgment. kesalahan pemikiran yang turun-menurun. terus diwariskan. dan mungkin diciptakan sengaja untuk menekan berbagai golongan.
Bingung? Sama.
Intinya, banyak orang yang menjadi bagian dalam hidupku seringkali salah sangka, atau berpresepsi sesukanya tentang hidup orang lain.
Kalian pernah kesel sama orang yang ngira kita main-main padahal kita lagi belajar?
Nah, itu adalah satu contoh kecil missjudgment dari banyak contoh lainnya.
Meskipun aku yakin semua orang mengalami itu, bukan aku saja. Tapi, kurasa ini penting.
Seperti kata Thomas Alva Edison, There's a way to do it better, find it.
Kalau Ada yang lebih baik, kenapa nggak?
So, mulai detik ini, kuucapkan selamat.
Welcome to Mind Revolution's gate.
Selamat datang di kehidupanku. Teruslah buka lembaran yang baru.
-Nouhara Andrastea
KAMU SEDANG MEMBACA
-ed
Teen FictionKarena yang sudah berlalu, biarkanlah berlalu. Jangan biarkan oksigen bekas paru-parumu kembali menjajah hidung, lagi. (Anta Remake: perbaikan cerita Anta sebelumnya) 09-July-2020