HUT SMA Phusutha
Rabu, 10 Juni 2020Anak-anak klub fotografi telah menyebar di posisi masing-masing sesuai arahan yang telah diberikan sang ketua klub. War punya firasat buruk kalau Yin tidak akan ikut dalam kegiatan hari ini, jadi ia menempatkan dirinya di tim penampilan band daripada harus ikut tim lain yang butuh tenaga ekstra karena harus berjalan kesana kemari. Dan sekarang ia sudah stand by di tengah lapangan sambil menyeting kameranya.
"WAR WAR WAR WAR." Benz berlari menghampiri War dari tepi lapangan.
"Nggak usah teriak-teriak Benz. Diliatin orang-orang tau." War menyangklongkan kameranya di pundak.
"Cepetan lo tuker sama anggota lain yang dapet jatah dokumentasi jalan sehat. Sumpah demi apapun P'Yin ada di barisan kelasnya."
War langsung berlari menghampiri Chimon yang berada di barisan paling belakang. "Mon boleh ya gue tuker sama lo. Plis bangetttt," tangan War mengatup memohon pada sekretaris klubnya.
"Bagus deh, gue males juga musti jalan-jalan."
"Aaaaa makasih banget Mon, lo emang yang terbaik." War melompat-lompat kecil kegirangan.
Chimon berjalan ke arah tengah lapangan, mendekati panggung tempat tampil anak band, sedangkan War berlari menyusul barisan yang sudah mulai berjalan. War beraksi dengan mengambil foto-foto temannya terlebih dahulu. Sedikit terpaksa sih, habis teman sekelasnya berteriak heboh memanggil namanya supaya difotokan. War sudah cukup malu, gara-gara itu ia jadi pusat perhatian sejenak barisan dibelakangnya.
War keluar dari barisan dan menanti di tepi jalan. Tidak sampai sepuluh menit matanya menangkap barisan berseragam olahraga biru putih. Ia bangkit dari posisi jongkoknya.
Itu seragam kelas 12.
War mengamati satu persatu barisan yang lewat di hadapannya dari viewfinder kamera supaya tidak ketahuan kalau ia sedang mencari-cari sosok Anan Wong. Begitu matanya menemukan Yin sedang tertawa pulas bersama temannya, ia otomatis mengarahkan kameranya dan menekan tombol shutter berkali-kali. Sudah tidak peduli bila memorinya nanti dipenuh oleh foto-foto Yin. Lagipula memang tujuan utamanya membawa lensa tele adalah untuk mendapat foto Yin sebanyak-banyaknya. Ia lanjut berjalan di samping barisan kelas 12 sambil lanjut memotret objek lain.
"Nong awas motor!" Teriak salah satu siswa yang melihat War sudah melenceng dari barisan.
War tidak mengindahkan perkataan itu karena terlalu fokus dengan kameranya.
"Nong!" Siswa itu langsung menarik lengan War agar kembali bergabung dalam barisan.
War terkejut setelah di tarik tadi. Siswa itu dan War masih diam di tempat. Alhasil, mereka jadi tertinggal oleh barisan. War masih menunduk untuk menetralkan nafasnya. Matanya memicing kala melihat running shoes hitam dengan sedikit aksen berwarna kuning neon di hadapannya.
Ini sepatu P'Yin
"Nong, lo gapapa?,"
"Gapapa P'...Yin?" War mendongak.
"Gue Prom, bukan Yin."
"Eh? tapi itu sepatu punya P'Yin." War menunjuk sepatu Prom.
"Ah, gue emang tukeran sama Yin tadi pagi sih. Abis sepatu yang gue pake bikin lecet. Yaudahlah ga penting, udah gapapa kan lo? ayo lanjut jalan."
War menatap lurus ke depan. Ia merutuki kecerobohannya. Sudah salah orang, hampir ditabrak motor pula, benar-benar memalukan.
"Btw nong, kok lo tau ini sepatu Yin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Waruru [YinWar]
FanfictionA YinWar Fanfiction by LeanOnLeaf [On Going] War Wanarat Ratsameerat, sosok yang berhasil menyembunyikan perasaannya kepada Yin Anan Wong selama satu tahun. Namun bagaimana jika War mulai tergerak untuk mengungkapkan perasaannya pada Yin dengan bers...