= Selamat Membaca =
*************************
"Tapi rasa sayang dan cinta aku buat kaka lebih besar dibanding semua hal yang aku sebut tadi. Aku mencintai kaka, lebih dari yang kaka kira, dan aku mencintai kaka lebih dari yang kaka bayangkan selama ini".
Hati Shani menghangat, sungguh ia tidak menyangka bahwa kekasih nya bisa berkata semanis ini, bahkan Shani tidak bisa lagi menyembunyikan senyum bahagia nya.
Shani sedikit menunduk, mengikis jarak wajahnya dengan wajah Gracia. Tersenyum lembut sebelum mendaratkan bibir nya di bibir mungil Gracia. Kedua nya kompak memejamkan mata, menikmati ciuman yang semakin intens kala Shani memperdalam ciuman nya. Keduanya saling memagut mesra, menikmati sensasi yang akan selalu menjadi candu untuk keduanya.
Lama mereka saling mengecap rasa, hingga akhirnya Akal sehat Shani menyalakan alarm peringatan tanda bahaya. Ia harus berhenti, sebelum sesuatu yang lebih jauh terjadi nanti. Dirinya tak mau sampai khilaf dan terlanjur tidak bisa mengendalikan diri. Bagaimana pun ia akan menjaga Gracia dari apapun bahkan dari nafsu nya sendiri.
Pagutan mereka terhenti saat Shani menarik diri, mengisi oksigen di paru-paru sambil mengusap bibir Gracia yang sedikit membengkak karena ulah nya ini.
"I love you" ucap Shani lalu menarik Gracia dalam pelukan nya lagi.
___
"Kamu ikut kan Chell?" Tanya Yona yang kini duduk di samping Michelle, sementara Desy duduk di samping Naomi.
"Ikut tante, udah lama juga gak kesana" jawab Michelle sedikit canggung. Sungguh ia belum terbiasa berada dalam lingkungan keluarga Natio.
"Panggil mami aja, kamu kan anak mami juga" ucap Yona membuat Michelle mengangguk seraya tersenyum manis.
Yona mengalihkan pandangan nya pada Desy "udah siap semua kan Des?" Tanya Yona "kamu udah hubungin sepupu kamu?" Lanjutnya membuat Desy mengangguk.
"Udah beres mi, pokonya semua nya aman. sejam lagi kita berangkat. Tinggal nunggu dua bidadari nongol" jawab Desy membuat mereka terkekeh.
Ke empat nya terlibat obrolan santai, membahas beberapa hal untuk persiapan pernikahan Desy dan Michelle yang akan segera dilaksanakan.
"Kalian abis nikah tinggal disini ya, mami gak mau ini rumah kosong lagi" titah Yona yang membuat Desy dan Michelle diam sejenak.
"Tapi mi--
"Mami masih simpen surat perjanjian kita, jadi gak usah macem-macem"
Kalimat Ancaman Yona membuat Desy diam seketika, ia langsung ingat perjanjian nya dengan Yona yang berisi bahwa ia akan tinggal dirumah Yona setelah ia menikah nanti. Dan bagaimana ia bisa lupa satu hal itu.
"Kamu gak keberatan kan sayang?" Tanya Yona sambil menatap pada Michelle.
"Aku gimana Desy aja mi" jawab nya pelan.
Michelle bukan nya tidak mau tinggal disini, hanya saja sudah di pastikan ia akan bertemu bocah ngeselin itu tiap hari. Dan Michelle sudah bisa membayangkan bagaimana rusuh nya bocah itu ketika dekat dengannya.
Sama hal nya seperti Michelle, Desy juga belum siap mati muda jika Michelle dan Gracia bertemu setiap hari di rumah ini. Entah bencana apa yang akan terjadi, dan entah hal unFaedah apa saja yang akan mereka perdebatkan nanti nya.
"KADES!!!!"
Belum selesai Desy membayangkan hal tadi, Suara bocah itu kini menggema, membuat kesadaran nya berkumpul semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pacar Idaman (?) ~ END ~
FanfictionAku memang bukan pacar idaman, Tapi aku layak Jadi Pilihan. Cerita ini Bergenre GXG, harap Bijak dengan segala sesuatu nya. Thank you :)