Yamato termenung disamping Auriga yang terbaring dengan beberapa perban ditubuhnya, terdapat Cervical Collar atau alat penyangga leher, selain itu Auriga juga terlihat menggunakan alat bantu pernapasan.
Yamato sesekali terlihat menghembuskan napasnya. Ia terlihat lelah dan kacau sekali. Setelah mengurus pemakaman nenek dan Itzumi, seminggu ini ia juga masih harus mengurus dampak dari kecelakaan yang dialami Auriga dan Itzumi.
Masih sangat jelas diingatannya tentang kabar duka yang dikabarkan dokter yang menangani nenek Auriga. Masih melekat dalam ingatannya saat ia menghubungi Auriga, mengabari anak itu tentang kepergian neneknya. Dan ia masih ingat beberapa jam setelahnya ia mendapat telepon dari kepolisian yang mengabarkan Auriga dan Itzumi mengalami kecelakaan, dan mereka telah kehilangan Itzumi.
Dipandanginya wajah Auriga, sakit sekali hatinya. Anak ini terus saja kehilangan orang-orang yang disayanginya. Auriga cukup tertekan sewaktu ayahnya meninggal saat ia masih kecil. Beberapa tahun kemudian anak itu kembali harus merasakan kehilangan ibunya. Dan sekarang? Ia bahkan harus kehilangan dua orang sekaligus, nenek dan Itzumi.
Yamato pernah mendengar dari Ibunya Auriga tentang Auriga dimasa dulu. Auriga adalah anak yang manis dan periang, namun setelah ayahnya meninggal, ia berubah menjadi anak yang pendiam dan tertutup.
Auriga tidak pernah mengutarakan pendapatnya. Saat ibunya sibuk bekerja sampai tidak memiliki waktu untuknya, saat ibunya memutuskan mempekerjakan Yamato untuknya, ia tidak pernah protes.
Ia tidak pernah merengek pada ibunya. Padahal ibunya selalu berharap Auriga dapat tumbuh seperti layaknya anak lain. Menangis saat tidak dibelikan mainan, protes saat ibunya terlalu sibuk bekerja.
Tanpa sadar air mata Yamato menetes, buru-buru disekanya air matanya. Jika Auriga melihatnya menangis maka anak itu pasti akan menertawakannya. Ia dan Auriga memang tidak memiliki ikatan darah, ia hanya kebetulan bekerja untuk Auriga.
Namun siapa sangka, hubungan mereka malah terjalin layaknya hubungan kakak beradik. Yamato sangat menyayangi Auriga. Bahkan beberapa bulan lalu ia baru saja menolak tawaran kerja disuatu perusahaan besar Tokyo dengan gaji yang berkali-kali lipat lebih besar, itu ia lakukan karena tidak ingin meninggalkan Auriga, meninggalkan adik kecilnya sendiri.
Dalam hati Yamato selalu memohon agar Auriga cepat siuman. Auriga telah melewati masa kritisnya, namun sampai sekarang Auriga masih koma.
"Saat kau bangun nanti, apa kau akan bertanya aku siapa?" Yamato bergumam pelan, ia kembali menyeka air matanya yang menetes dipipinya.
Lututnya lemas saat satu minggu lalu dokter mengatakan kemungkinan besar Auriga mengalami amnesia, hal ini dikarenakan benturan akibat kecelakaan itu.
Apa yang akan terjadi jika saat bangun nanti, Auriga bahkan tidak bisa mengingat dirinya sendiri. Bagaimana caranya menjelaskan jika nanti Auriga bertanya tentang orangtuanya?
Yamato menghembuskan napasnya, ia mengalihkan semua pikiran buruknya tentang Auriga. Ia harus kuat, jika tidak Auriga mungkin akan kehilangan pijakan untuk berdiri lagi. Jika ia lemah, bagaimana ia bisa melindungi Auriga. Ia harus merangkul Auriga, anak itu memang sudah kehilangan keluarganya, tetapi Auriga masih mempunyai dirinya yang siap menarik Auriga bangkit dari keterpurukan.
Seketika hati dan pikirannya menjadi tenang, ia harus mempersiapkan dirinya jika memang Auriga tidak memiliki ingatannya lagi, ia hanya perlu memberikan waktu agar Auriga kembali mengingatnya. Yang terpenting adalah Auriga bisa kembali sehat.
Hari demi hari dan minggu demi minggu telah terlewat. Sudah gelap sebulan sepertinya Auriga masih betah tertidur.
Yamato tersenyum memandang Auriga, penyangga lehernya sudah dilepas. Dokter mengatakan, tubuh Auriga sedikit demi sedikit sudah memulih. Sepertinya ia bisa segera pulang jika sudah bangun dari komanya nanti.
"Kau tahu dongeng putri tidur? Putri tidur yang akan bangun setelah dicium pangeran. Aku rasa aku menemukannya dalam versi nyata."
Yamato membenarkan posisi duduknya agar nyaman. "Dalam versi nyata, kurasa kita tidak boleh menyebutnya putri tidur, ia lebih pantas disebut pangeran tidur."
Ocehannya terhenti, ia seperti menyadari sesuatu. "Tunggu! Apa itu berarti pangeran tidur akan bangun jika dicium seorang putri? Lalu, mungkin aku akan berubah menjadi seorang putri dan akan mencium pangeran tidur. Akan kucium pangeran tidur tanpa ampun sampai dia bangun!"
Tawa Yamato pecah, geli sendiri mendengar ucapannya. Diliriknya keluar jendela. "Musim gugur telah datang sejak beberapa minggu lalu. Kenapa kau masih betah tidur, hm?"
Sorot matanya meredup, ia menghembuskan napasnya. "Ku harap musim gugur menunjukkan keajaibannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Auriga: Ingatan dalam Cincin
רומנטיקה"Bagaimana kalau kita melakukan sesuatu yang berbeda?" Gadis itu menautkan alisnya pertanda ia sedang bingung, ia hanya diam menunggu pria dihadapannya melanjutkan kalimatnya. "Mari berteman tanpa harus berkenalan," Pria itu tersenyum penuh arti, me...