Hari ini adalah hari pertama Auriga masuk kuliah. Sebenarnya perkuliahan sudah mulai beberapa hari lalu, namun karena masalah kesehatan Auriga baru bisa masuk hari ini.
Universitas Hokkaido adalah universitas yang dipilih Auriga untuk melanjutkan sekolahnya ditingkat perguruan tinggi. Ia mengambil jurusan ekonomi dikampus ini.
Universitas Hokkaido merupakan salah satu Universitas Negeri tertua di Jepang. Kampus ini dikenal sebagai kampus besar yang menyediakan fasilitas seperti perpustakaan, museum, rumah sakit, hingga pusat penelitian. Universitas Hokkaido juga sangat asri dengan pohon-pohon tinggi yang tumbuh alami.
Kampus ini juga menyediakan penyewaan sepeda, ini dilakukan mengingat kampus ini sangat luas. Banyak mahasiswa dan mahasiswi menyewa sepeda sangat efektif untuk menghemat waktu.
Sebenarnya tidak hanya Auriga yang berkuliah di Universitas Hokkaido, Ken dan Sakura juga berkuliah disini. Ken mengambil jurusan yang sama dengan Auriga, sedangkan Sakura mengambil jurusan kedokteran hewan.
Auriga melanbaikan tangannya pada Yamato saat pria lebih tua tujuh tahun darinya itu berlalu dengan mobilnya. Auriga sudah berada di depan gedung fakultasnya. Hari pertama kuliah, ia sudah tidak sabar untuk melalui hari ini dengan semangat.
Sebenarnya, ia tidak ingin diantar Yamato. Tetapi Yamato terus mengatakan bahwa itu adalah salah satu tugasnya, terlebih Yamato juga merasa ikut senang karena ini adalah hari pertama Auriga kuliah. Benar-benar seperti membesarkan seorang anak.
Pandangan Auriga terhenti saat sorot matanya melihat seorang gadis didekat parkir sepeda fakultasnya. Gadis itu menggunakan bomber jaket bermotif floral, celana jens panjang dengan sepatu sneakers. Rambut yang panjangnya sebahu digerai begitu saja. Ah dan tidak lupa tentunya, ia mengenakan tas yang sudah ditebak Auriga berisi alat tempur kuliah.
Sebenarnya penampilan gadis itu biasa saja, selayaknya mahasiswi. Namun mata gadis itu terus memandang Auriga, ekspresinya juga susah dimengerti. Bayangkan saja, ada seorang gadis yang saat ini memperhatikanmu dengan jarak sekitar lima meter darimu. Gadis itu tidak melakukan apapun, hanya berdiri tegak memperhatikan Auriga.
Auriga mencoba memperhatikan gadis itu dengan seksama, barangkali mereka pernah bertemu sebelumnya. Saat Auriga memperhatikan wajah gadis itu, entah mengapa jantungnya berdebar. Mereka tidak bergeming bahkan dua menit telah berlalu. Angin berhembus, membuat sedikit rambut gadis itu menghalangi wajahnya.
Auriga melangkahkan kakinya memasuki gedung setelah ia menyerah, ia merasa tidak pernah bertemu dengan gadis itu. Saat Auriga memasuki gedung fakultasnya, tanpa Auriga sadari, gadis itu menjulurkan tangannya seperti menyuruh Auriga untuk berhenti. Namun karena gadis itu tidak bersuara, tentu saja Auriga tidak menyadarinya.
Saat Auriga pergi menjauh dari gadis itu, terlihat sorot mata gadis itu tampak sedih. Pikirannya berkecambuk dengan segala praduga-praduga yang belum terbukti tentang pria yang tadi bertemu dengannya
Auriga memilih duduk disalah satu bangku paling depan setelah sampai dikelasnya. Pikirannya masih tertuju pada gadis itu. Ia tidak mengenalnya, lalu kenapa pula jantungnya berdebar? Bahkan jantungnya tidak pernah bereaksi seperti itu jika bertemu Sakura.
Getar ponsel membuyarkan lamunan Auriga, ia mengambil ponselnya disaku celananya. Dilihatnya ada satu pesan masuk dari Ken.
Selamat datang bro! Aku ada dibangku barisan ketiga!
Setelah membaca isi pesan Ken, Auriga langsung membalikkan badannya. Ken melambaikan tangan padanya, sedangkan Auriga hanya tersenyum simpul.
Saat pria itu akan membalikkan badannya keposisi semula, seorang gadis lewat. Padangannya langsung tertuju pada gadis itu yang sedang duduk tepat disamping Ken, gadis itu adalah gadis yang ada diparkiran tadi! Ken menyapanya lalu mereka terlihat berbicara, sepertinya Ken mengenal gadis itu.
"Hai Lunar," sapa Ken pada gadis yang baru saja duduk disampingnya. Gadis itu terlihat tersenyum.
Gadis itu, yang disapa Ken dengan nama Lunar, memperhatikan pria yang duduk dibarisan paling depan yang sekarang sedang membaca buku. Ia tadi melihat Ken melambaikan tangan padanya, itu berarti Ken mengenalnya kan? Ia terlihat berpikir sejenak, mencari alasan yang sekiranya tidak menimbulkan kecurigaan.
Lunar menyentuh lengan Ken pelan agar mendapatkan perhatian Ken, setelah fokus Ken teralih padanya, ia langsung membuka mulutnya. "Kau mengenalnya? Aku tidak ingat dia berada di kelas kita kemarin."
Pandangan Ken beralih kepria yang dimaksud Lunar. "Namanya Auriga, teman sekelasku sewaktu di SMA. Kemarin dia memang tidak masuk karena sakit."
Kening Lunar tampak berkerut, Ken tersenyum kepada Lunar. "Dia baru saja mengalami kecelakaan."
Wajah Ken tampak sedikit berubah, ia seperti sedih. "Karena kecelakaan itu, dia mengalami amnesia."
Mata Lunar membulat, terkejut. Amnesia? Pantas saja dia tidak mengenaliku. Batin Lunar.
Sensei masuk dan memulai pembelajaran, yang membuat pembicaraan mereka terhenti. Sesekali Lunar melirik Auriga, perasaannya sekarang campur aduk. Ia senang karena akhirnya bertemu lagi dengan pria itu, sekaligus sedih karena pria itu tidak mengenalinya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Auriga: Ingatan dalam Cincin
Romance"Bagaimana kalau kita melakukan sesuatu yang berbeda?" Gadis itu menautkan alisnya pertanda ia sedang bingung, ia hanya diam menunggu pria dihadapannya melanjutkan kalimatnya. "Mari berteman tanpa harus berkenalan," Pria itu tersenyum penuh arti, me...