Chapter 14 (TW)

4.6K 297 7
                                    

Trigger Warning for Sexual Abuse / Harrasment content


Seulgi memejamkan matanya tanpa sadar. Jemarinya menari di atas tuts-tuts berwarna hitam putih itu dan membentuk melodi yang indah. Dia membiarkan perasaannya mengontrol jari-jarinya, membuat piano tua itu kembali mengalunkan suara indahnya. Segalanya yang ia rasakan, ia tuang dalam balutan nada-nada penuh siratan emosi yang tidak bisa ia curahkan itu.

"Seulgi" panggilan lirih dan sentuhan lembut di pipinya itu membuat Seulgi berhenti memainkan pianonya. Saat membuka mata, ia langsung bertemu pandang dengan mata Jisoo yang menatapnya sedih.

"Seulgi kenapa menangis?" tanyanya.

Seulgi tersenyum dan menggeleng pelan, "Seulgi nggak kenapa-kenapa" elaknya.

Lengkungan bibir Jisoo semakin tertarik ke bawah. Gadis itu langsung duduk di samping Seulgi dan memeluknya erat. "Seulgi jangan sedih, nanti Jisoo ikutan sedih"

Seulgi pun hanya menganggukan kepalanya. Tidak lama, gadis muda itu melepas pelukannya. Dia memegang kedua bahu Seulgi sambil menatap mata monolid itu lekat-lekat. Dia pun memajukan kepalanya, mengarahkan bibirnya untuk menghampiri bibir Seulgi.

"Jisoo, no" Seulgi refleks menarik kepalanya menjauh. Gadis itu mengerutkan dahinya bingung, karena apa yang akan dia lakukan adalah ajaran Seulgi.

Dia ingat wanita itu pernah berkata, jika ada yang bersedih maka sebuah ciuman adalah obatnya, tapi mengapa Seulgi justru menolaknya.

Seulgi sendiri juga merasa bingung dengan tindakannya. Ini pertama kalinya dia menolak ciuman Jisoo, yang seringkali dilakukan hanya karena ajaran konyolnya. Tapi kali ini dia merasa bersalah jika harus melakukannya.

Karena saat Jisoo ingin menciumnya, bayang-bayang wajah Irene langsung muncul dibenaknya.

Seulgi baru saja ingin berbicara pada Jisoo dan menjelaskan tindakannya namun ponselnya lebih dulu berdering.

Wanita monolid itu pun segera meraih ponselnya yang ada di kantung celananya.

"Hai.." sapa Seulgi.

Jisoo hanya menyaksikan perbincangan antara Seulgi dengan Irene dalam diam.

"Iya.. Aku udah liat videonya. Cringe banget sih"

Seulgi tampak menghela nafas pelan sebelum tersenyum kecil.

"Iya suka.. Makasih ya, Rene. Aku sayang kamu" ucap Seulgi.

Perbincangan mereka berlangsung tidak begitu lama karena Irene hanya ingin memastikan jika Seulgi sudah menonton video yang ia kirimkan, karena sejak videonya terkirim, wanita itu tidak memberi respon apapun.

"Kak Irene mengirimkan video apa ke Seulgi?" tanya Jisoo penasaran.

"Video dia sedang bernyanyi. Jisoo mau lihat?" Seulgi menawarkan dan dibalas anggukan antusias oleh gadis itu.

Seulgi pun tersenyum. Dia mendekatkan dirinya pada Jisoo sambil mengarahkan layar ponselnya pada gadis cantik itu.

Dia memutar video yang Irene kirimkan. Senyum kecilnya kembali muncul saat menonton video itu untuk kedua kalinya.

Direkaman bergerak itu, Irene tampak sedang mendengarkan sebuah lagu. Namun di part tertentu, ia ikut melantunkan lirik yang dinyanyikan. Matanya lekat menatap kamera, seakan Seulgi lah yang sedang ia pandang.



What would I have done if I didn't know you?
I'm so happy
That I can share this happiness with you

Your sweet eyes
Your soft touch
They change me, it's an amazing change

Don't go away, always stay by my side
I'm so cautious in case you disappear

CRUEL INTENTIONS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang