Ralf

6.4K 922 91
                                    

"Oh, that lonely night you said it wouldn't be love. But we felt the rush"

-The Weeknd-


“Alysa!” Alysa terperanjat mendengar teriakan Hyojin. Ia mengusap rambut, melirik ke sebelahnya.

“Nyo—nyonya.” Hyojin berdiri di daun pintu, menimang Sinji yang menangis meminta perhatian.

Alysa menilik dalam selimut, mendesah lega saat pakaiannya lengkap. Ia kemudian beringsut turun lalu menghampiri Hyojin.

“Maaf, saya bangun terlambat.”

“Demammu sudah sembuh, bukan?”

“Sudah. Ada apa dengan Sinji?”

“Yahh—sepertinya dia sudah ketergantungan padamu. Aku berencana membawanya ke luar tapi dia malah menangis seperti ini, apa kau bisa ikut denganku?”

“Nyonya ingin membawa Sinji ke luar?”

“Ya. Teman-temanku sudah terlanjur tahu aku memiliki bayi ini. Jadi, mereka akan berpikir aku tidak perhatian jika meninggalkannya di rumah.”

Alysa hendak bersiap-siap, rencananya akan mandi agar terlihat lebih segar dan terlebih lagi—ingin membuang jejak Jungkook yang menyerang semalam.

“Tidak perlu terburu-buru, aku sempat menjelaskan kalau dia sedang rewel. Jadi kita akan pergi pukul sepuluh siang.”

“Oh, baiklah.” Alysa mengambil alih Sinji. Seperginya Hyojin, Alysa mengganti seprai kemudian membaringkan Sinji di sana. Ia menepuk-nepuk pelan lengan Sinji, bersenandung dengan memasang wajah lucu lalu tertawa sendirian. Perlahan—tangis Sinji tidak terdengar.

Okay, Sinji. Karena aku merasa sangat tidak nyaman, aku akan mandi sebentar. Jangan bergerak ke sana kemari.” Alysa beranjak menuju kamar mandi, membersihkan dirinya dengan cepat. Begitu selesai, ia mengeringkan badan dan berpakaian.

Alysa membawa Sinji ke lantai bawah, ada Sani dan Hyojin yang sedang mengecek ponsel dengan menaikkan kaki ke atas meja.

“Alysa, aku lupa kalau dia belum minum susu. Mungkin itu alasannya dia menangis,” celetuk Hyojin.

Alysa mengangguk, menggumam mengajak Sinji ke dapur saat ia membuatkan susu. Begitu selesai, ia duduk di samping Sani, menimang Sinji di pangkuan.

“Alysa, berikan bayi itu pada Sani. Kita akan pergi setelah kau makan.”

“Saya tidak lapar, Nyonya. Jika Nyonya ingin, kita bisa pergi setelah Sinji menghabiskan susunya.”

Hyojin menaikkan bahu—fokus pada layar ponsel.

Sinji menggeliat, sepertinya kelaparan karena susunya sudah habis setengah. Alysa tersenyum tipis, mengusap pipi bayi itu dengan sayang.

“Dia jadi lebih suka padamu,” bisik Sani.

Alysa menyenggol pelan lengan Sani, mengisyaratkan agar tidak berbicara seperti itu ketika Hyojin di dekat mereka.

“Susunya sudah habis? Temanku sudah menunggu.” Hyojin mengubah posisi duduknya sambil melirik Sinji.

“Masih tersisa sedikit lagi.”

“Oh ya, Tuhan.” Hyojin mendecak, berdiri di samping Alysa dengan melipat kedua tangan di depan dada.

Okay, kita bawa saja sekarang, dia bisa tetap minum di dalam mobil.”

Alysa mengerjap. “Apa kita akan lama di sana? Kebutuhan Sinji bagaimana?”

AROUND HIS WAIST✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang