2 tahun yang lalu
Suzuya Jason, atau lebih dikenal dengan Zuya. Gadis yang berbeda dengan gadis seumurannya. Disaat berumur 14 tahun biasanya para seumurannya sibuk bermain dengan teman-temannya. Tapi Zuya malah bermain dengan para berandal sekolah. Hal itu menyebabkan Zuya dicap sebagai anak nakal, pengunjung setia ruang BK. Zuya melakukan itu bukan hanya untuk kesenangan semata, tapi untuk membela kebenaran. Walaupun Zuya sudah menjelaskannyan pada guru, tapi tetap saja Zuya dicap sebagai anak nakal, dan pembuat onar. Sifat petakilannya membuat orang yakin dia adalah anak nakal.
Pada saat pulang sekolah, Zuya sedang berjalan melewati gang sempit. Awalnya dia berjalan seperti biasa, tapi teriakan dari dalam gang membuat langkahnya terhenti. Teriakan itu semakin terdengar dipendengarannya. Zuya yang penasaran langsung berlari menuju suara teriakan itu.
Ketika sampai yang pertama dia lihat adalah gadis yang sudah terbaring ditanah dan sudah tidak bernyawa. Zuya merasa geram kepada preman yang sudah melakukan perbuatan keji itu. Tanpa basa-basi Zuya langsung melempar tasnya dan langsung melayangkan satu pukulan pada preman itu.
Preman itu berjumlah 5 orang. Zuya memang kalah banyak jumlah. Tapi ingat, Zuya pernah mengikuti pelajaran pencak silat dan sudah mencapai sabuk hitam.
Tentu saja Zuya berhasil melawan preman itu, walaupun tubuh Zuya harus bercucuran darah.
Tidak lama, terdengar suara sirine polisi, para preman itu langsung kabur tampa menyisahkan barang bukti sedikitpun. Itu lah yang membuat Zuya menjadi tersangka pembunuhan.
Ternyata gadis yang terbunuh saat itu adalah salah satu anak pejabat tertinggi. Para media dengan segera membuat berita yang tidak-tidak tentang Zuya. Para media membuat berita dengan judul 'Seorang anak berumur 14 tahun membunuh anak pejabat' dan langsung saja para orang-orang menilai Zuya dengan buruk. Padahal mereka tidak tau apa yang sebenarnya terjadi.
Karena berita itu sudah tercemar hampir keseluruh dunia. Berarti ayahnya juga mendengar berita itu. Kini bukan Zuya yang diliput oleh media, tapi ayahnya. Tentu saja ayahnya diliput oleh para media. Ayahnya Zuya adalah salah satu menteri, tentu saja itu akan menarik perhatian para media. Mereka mulai membuat berita berita yang tentunya ditambah dengan cerita cerita yang tidak benar. Walaupun Zuya sudah memberikan pernyataan yang benar, tapi tetap saja orang dewasa tidak akan mendengarkan perkataan anak umur 14 tahun. Zuya yang belum cukup umur untuk dimasukkan kedalam jeruji besi, hanya mendapatkan denda.
Ayahnya yang merasa malu, langsung melayangkan pukulan kepada Zuya. Ayahnya langsung membuat Zuya tak berkutik.
"Lebih baik saya tidak punya anak dari pada harus mempunyai anak seorang pembunuh. Hari ini dan seterusnya jangan coba-coba menginjakkan kaki dirumah ini!" ucap ayahnya lalu berlalu begitu saja.
Zuya sudah bersusah payah untuk meyakinkan ayahnya, bahwa bukan dia pelakunya, tapi tetap saja ayahnya tidak percaya. Ayahnya telah termakan oleh omongan media. Sungguh menyebalkan!
Tidak hanya diusir dari rumah, disekolahpun Zuya banyak yang menjauhinya. Semua temannya menghilang secara bersamaan. Tapi disaat orang-orang mulai menghilang, maka berbeda dengan Sekar. Dia malah mendekati Zuya, dan menjadi pondasi untuknya.
Zuya yang menceritakan kronolognya kepada Sekar, dan Sekar dengan tenang mendengarkan semua yang Zuya ucapkan. Sekar percaya apa yang dikatakan oleh Zuya. Persahabatan mereka tidak pernah berakhir, walaupun mereka kadang adu mulut hanya untuk menentukan jawaban yang menurutnya benar. Tapi itulah mereka, tidak ada perkelahian bukan sahabat namanya.
Dengan kemunculan Sekar, perlahan-lahan kehidupan Zuya mulai menjadi lebih baik. Walaupun, dia masih merasa ada sesuatu yang kurang dalam dirinya. Tapi setidaknya ini sudah lebih baik dari pada sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me!
Подростковая литератураSeorang anak gadis yang memiliki masalah di masa lalunya, berdampak hingga sekarang. Bahkan ayahnya sudah menelantarkannya. Hingga suatu hari dirinya mengikuti kontes musik klasik bersama temannya. Yang ternyata telah merubah semuanya dengan perlah...