Seorang lelaki berdiri di atas pinggiran gedung, menghirup udara malam yang terasa menyegarkan. Rambutnya tersapu angin. Menampilkan garis wajah yang terlihat semakin tampan. Di sela jemarinya terselip sebatang rokok yang menemani kegalauannya malam ini. Merindui seseorang yang tak bisa ia miliki, semakin mencubit relung hatinya yang terasa semakin pilu.
Baiklah ... malam ini ia akan mengakuinya. Bahwa ia merindui suara lembut mantan kekasihnya itu. Iris mata hitamnya yang teduh serta kata cinta yang selalu ia dengar sebelum tidur. Berjalan ke sisi tembok sebelahnya. Mata senduh itu memperhatikan sebuah unit apartemen di seberang sana. Lampu apartemen itu baru saja menyalah. menandakan jika si pemilik apartemen baru saja kembali.
Dulu, sebelum ia dan kekasihnya berpisah. Tak pernah sekalipun lelaki itu melewatkan malam untuk mengunjungi apartemen kekasihnya. Berbagi tawa, menikmati secup jumbo es cream, berbagi pelukan, dan ciuman nakal yang terkadang sangat ingin untuk ia ulangi. Namun kini, ah sudahlah. Tak perlu untuk di lanjutkan kembali. Sebuah senyuman getir tersirat dari lengkungan bibirnya.
Sejujurnya, ia merindui momen kebersamaan mereka. Terbersit rasa ingin mengulang kembali kisah mereka, akan tetapi, semua terasa sulit dan mustahil untuknya.
Tangannya merogoh saku celana, menimbang, haruskah ia terlebih dahulu untuk menelepon mantan kekasihnya itu? apakah masih ada harapan untuk memulai kembali kisah yang sudah berakhir ini ?
Sekali lagi ... ia merindukan saat suara lembut itu memanggil namanya, mengucapkan kata cinta sebelum tidur dan saat ia membuka mata keesokan harinya. Gadis itu, selalu mengucapkan terima kasih dan maaf. Selalu memikirkan dan mendahulukan dirinya. Gadisnya itu, ah bukan. Wanita itu bukan lagi gadisnya. Ia milik lelaki lain sekarang.
Tapi bayang-bayangan akan kenangan masa lalu mereka, selalu terkenang manis dipikirannya. Membawa rindunya semakin membuncah, menyesakkan sistem sarafnya, dan menciptakan penyesalan yang semakin mendalam.
Lelaki itu memutuskan untuk berlari menuruni tangga apartemennya. Kerinduan ini ... layaknya bom waktu yang kapan saja dapat membunuhnya. Membuka pintu utama apartemen dengan tergesa-gesa, langkah kakinya semakin melebar saat mendekati gedung apartemen mantan kekasihnya itu. Memencet tombol lift beberapa kali. Namun sialnya, pintu besi itu, layaknya batu tak kunjung untuk terbuka. Mengacak rambut frustrasi. Ia memutuskan untuk menaiki tangga darurat menuju unit gadis itu. Berlarian, langkah kakinya semakin kencang, mengikuti deru napasnya yang semakin liar tak beraturan.
Kamu cantik ... matamu yang menatapku
Suaramu yang memanggilku,
Segalanya, semuanya ...
Bagiku, segalanya tentangmu ... akan terasa semakin cantik.Enam tangga sudah ia lalui. Berlari, semakin mempercepat langkah kakinya, agar bisa bertemu dengan gadis itu. Saat langkah kakinya akan tiba pada unit mantan kekasihnya. Pemandangan di depan sana terasa sangat menyakitkan, menyesakkan hingga ia merasa berada di dalam sebuah ruangan hampa yang menyesakkan dada, yang membuatnya ingin segera terjun ke lantai dasar apartemen ini. Perlahan, kakinya memilih untuk melangkah mundur, tak sanggup untuk melihat sesuatu di depan sana.
Di hadapannya, kening gadisnya itu dicium oleh seseorang yang kini sudah menjadi kekasihnya. Rasa sakit itu semakin menusuk sukmanya, membuat relung hatinya tampak seperti tercabik-cabik dengan sadisnya.
Sekarang ia tersadar, layaknya sebuah film di masa lalu. Kisah ini mereka telah berakhir. Gadis itu bukanlah lagi miliknya. Tidak perduli seberapa besar lelaki itu menginginkannya. Pengharapan untuk kembali hanyalah hayalan semu miliknya. Ia cukup sadar diri, jika kini apa yang telah ia lepaskan tak mungkin dapat ia genggam kembali. Ia memutar badan, kembali menuruni tangga dengan lunglai. Ternyata ... patah hati setelah pasca putus memang semenyakitkan ini.
-End.-
Kisah ini terinspirasi dari lagu you were beautiful Day6
Dipublikasikan : 12 juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT MELISA ❤️
Short StoryKumpulan Oneshoot dari berbagai genre. Jangan lupa tinggalin jejak dan share ceritaku ke teman-teman kalian ya 😊