2. Jisung dan Abin

2 1 0
                                    

Besoknya setelah Jisung mengangkat Runa ke UKS, cewek itu langsung menendang bokong Jisung keras sambil ngoceh-ngoceh gak jelas.

Jisung cuma pasrah doang. Ya mau gimana lagi, gak mungkin kan dia bales nendang dan nonjok Runa.

Emang susah jadi orang ganteng. Baik dikit dibilang modus, Batinnya memuji diri sendiri.

Inilah Han Jisung kawan-kawan. Lelaki siluman tupai dengan kepercayaan diri setinggi langit lalu menjelajahi angkasa, kembali kebumi dan berhenti di Neptunus.

Hari ini beruntung karena tak ada tugas yang menunggu. Jadi bisa ia pakai untung tebar pesona gitu, kan mayan berinvestasi perasaan.

"Lo ngapain melamun? Kayak ada pikiran aja." Ujar Changbin, sahabat Jisung yang kebetulan kakak kelasnya ini.

"Lo ngapain di mari? Orang tua kelasnya diatas, Om." Jawab Jisung menjawab lelaki disampingnya itu.

Changbin atau biasa disapa Abin itu tertawa menghadapi orang yang sudah dianggapnya adik ini.

"Cocot lo ye, emang. Mending ngantin aja kita, gas dah?"

"Gak, ah. Males."

Abin berdecak, "IYA GUE TRAKTIR." Teriaknya seolah sudah mengerti tak-tik licik adiknya.

"Nah, gitu dong. Ayo Abang boncelku" Jisung tersenyum semangat sembari merangkul Changbin disampingnya yang sudah menyumpah serapah.

Disepanjang jalan, banyak orang yang menatap mereka. Sahabat paling aneh di dunia.

Gimana enggak coba, Seo Changbin Si Juara sekolah, anak pandai se angkatan, pendiem, berkharisma, tampang serem, badan sterek. Tapi kalo udah ama Jisung, luntur semua image dia selama ini.

Jadi 11 12 ama tuh tupai. Emang ye, Jisung tuh berpotensi mengubah tabiat orang disekitarnya jadi sama kayak dia.

Walau begitu, ada juga cewek yang terjebak pesona Jisung yang abstrak.

"Si Vampir kemana, bang?" Tanya Jisung di sela perjalanan mereka.

Abin mengambil hp nya di kantung celana, lalu mengklik nomor sebuah nomor disana. Setelahnya ia tempelkan benda persegi panjang itu ke telinga nya.

"Dimana, bang?" Tanya Abin begitu suara telfon tersambung sudah terdengar.

"Lo ngapain ganggu tidur gue, boncel kunyuk. Gue-"

'Tut'

"Dirumah nih, dia. Baru bangun tidur." Jawab Abin atas pertanyaan Jisung tadi.

Jika saja orang lain yang ada disampingnya, tentu saja orang itu akan mencaci Abin atas kelakuan tololnya barusan.

Padahal hanya berniat nanya doang, eh tapi di telpon beneran. Abin doang emang.

Tapi ini Han Jisung sodara-sodara.
"Dih males banget tuh orang. Mentang-mentang putih gitu cem Albino, males bener keluar rumah." Bukanya protes pada Abin, ia malah protes pada lelaki di sambungan telepon tadi.

"Abang lo, tuh."

"Dih boncel gitu macem lo, abang lo lah!"

"Heh lo juga boncel ye, anjir"

"Gue setahun lebih muda dari lo, tiga tahun lebih muda dari Bang Chan. Masih bisa tumbuh."

"Serah dah, emang susah debat sama orang dari planet Goose-goose."

"GOOSE GOOSE! HU! HU!"

Lalu mereka berdua tertawa. Entah kenapa, tapi kelihatannya menertawakan kebodohan mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Goose-Goose [Han Jisung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang