Heart Break

1.7K 125 58
                                    

Seharusnya aku tidak berharap lebih pada cinta. Karena pada kenyataannya itu yang membuatku buta dengan segalanya.

Kamu tidak akan pernah tahu kekuatan diri hingga seseorang menyakiti hatimu begitu dalam.

Hanya satu hal yang mampu dilakukan dengan "baik" oleh orang yang kita cintai, adalah meremukkan hati.

Terkadang beberapa perasaan sakit tak akan mampu tersembuhkan secara sempurna, namun hanya mampu coba untuk dilupakan saja.

Sanggupkah aku untuk itu?
.

.
.

Hari berganti hari. Waktu terus berjalan tanpa terhenti. Tak terasa wilona telah melalui ujian semester ganjil pertamanya sebagai seorang mahasiswa.
.

Semarang

"Libur semingguan lebih lo puas dong balik jakartanya, kan laki lo lagi enggak ada turnamen. Hehehe." Ucap naya

"Hahaha.. Iya nay. Kangen banget nih. Sebulan lebih enggak ketemu tuh rasanya gak karuan deh. Hahahaha" sahut wilona

"Yaelah bucin!" Celetuk naya membuat wilona tertawa lepas

"Jadi balik besok lusa?" Tanya naya lagi

"Iya jadi. Gue udah mesen tiket kok." Wilona menyahut dengan tetap berfokus ke ponselnya

"Ega lama bener otewe kostan ke sini?!" Gerutu naya

"Hahaha kayak enggak tau ega aja. Otewenya dia itu perlu di curigai. Hahahaha" sahut wilona

"PERMISI" seru seorang pria dari luar rumah secara tiba tiba

Seperti biasa mbak sri dengan sigap berlari kecil kedepan untuk menyambutnya.

Beberapa saat kemudian mbak sri sudah kembali dengan menenteng sekotak coklat dan seikat bunga mawar segar berwarna merah.

"Mbak ini--

"Iya tau. Kayak biasanya ya mbak." Serobot wilona memotong kalimat mbak sri yang belum selesai

Mata mbak sri berbinar seketika. Tangannya mendekap erat kotak coklat yang selalu dihibahkan wilona padanya itu.

"Iiihh bagi dong mbak sri. Itu kan enak banget." Rengek naya

"Mbak naya mau to?" Tanya mbak sri

"Yo mau to." Sahut naya antusias

Mbak sri mengeluarkan empat buah bungkus coklat dan memberikannya pada naya.

"Tengkyuh mbak sri." Ucap naya girang

"Sama sama mbak. Saya permisi ke dapur lagi ya." Sahut mbak sri yang kemudian berjalan kearah dapur namun sebelumnya ia terlihat membuang buket bunga mawar itu ke dalam tong sampah yang ada diantara ruang tengah menuju ke dapur.

"Selalu lo buang to?!" Tanya nanya ketika melihat aksi mbak sri pada bunga mawar itu

"Apa?" Tanya wilona balik karena ia masih berfokus pada game di ponselnya

"Bunga bunga yang lo terima." Sahut naya

"Oh" ucap wilona

"Bunganya iya, kalo coklatnya pasti aku kasih ke mbak sri." Ucap wilona lagi

"Lo enggak risih apa sering dapet kiriman kiriman itu?" Tanya naya. Sejanak wilona mengarahkan pandangannya ke arah naya. Namun selanjutnya matanya kembali berfokus pada ponselnya.

AFTER JADIAN -Part 3- By Yani NugrahawatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang