-

1 0 0
                                    

Sendiri, sunyi, temaram paduan yang pas. Kadang terasa nyaman dan kadang terasa begitu menyiksa seakan menuntut agar aku menyerah lalu lenyap. Ketika kilasan buruk, menyesakan, menyedihkan, dan amarah beradu menjadi satu saat itu benar² ingin sekali teriak, menangis, mengadu tapi semua seakan mendadak kelu, perih, sesak pekat dirasa. Aku lemah, aku tak berdaya, aku putus dan butuh tumpuan. Tapi seakan semesta tak berpihak orang terdekatpun seakan lenyap tak terasa, semua terasa jauh dan sulit digemgam. Aku  hanya butuh dukungan, tempat beradu atau bahkan hanya sebuah pelukan saja. Setidaknya jika itu terlampu sulit tautan genggam pun tak apa, aku bungah.
Mohon tolong sedikit lihat rasaku, pahami posisiku, jangan hanya sekedar melihatku dari semua tindak laku topengku saja. Sentuh hatiku, koyak topengku dan coba pahami sedikit rasaku. Aku juga ingin seperti yang lain yang bisa melangkah jauh kedepan dan terlihat baik saja, aku juga ingin seperti mereka tapi kenapa sukar sekali untuk melepas bayang-bayang itu seakan mereka membelengguku dengan sangat erat, aku juga ingin terlihat baik-baik saja seperti meraka tapi, terlalu banyak tapi untuk mencoba melangkah pergi. Jujur saja aku lelah dengan hidup ini, sering terpikir "Apa gunaku hidup?", "Kenapa aku nggak mati aja, hidup juga cuma jadi bebankan?", "aku pangin mati muda aja, kalo bisa sekarang biar mereka nggak merasa beban untuk aku kedepannya".
Sesulit ini hidup, untuk orang lain yang melihatku mungkin berpikir "enak banget jadi dia ya", ada juga yang mikir "beban pikiran lo itu nggak seberapa sama gue atau orang lain". Fyi Beban pikiran orang emang beda-beda kadarnya itu semua tergantung dari orang itu sendiri juga kondisi yang lagi dijalani orang itu, dan juga ada banyak faktor yang berbeda yang emang sangat berpangaruh untuk si orang itu sendiri. Jadi nggak usah banding-bandingin masalah beban pikiran orang lain.
Banyak orang yang bilang "sabar aja semua bakal ada masa bahagianya kok", "usahain pelan-pelan buat lupain itu semua, semua bakal indah pada masanya". In my mind, "hey semua juga bakal kaya gitu kalo orang² terdekat kita bisa pro sama kondisi kita ini dan mereka kasih dukungan, kasih kekuatan, kasih kepercayaan yang kuat buat kita, aku juga percaya kalo itu bakal terwujud segera. Tapi, beda halnya kalo mereka aja seakan angkat tangan dan bodo amat tapi langsung menuntut semuanya harus sempurna sesuai keinginan mereka, bukan kita jadi lebih baik dan bisa ngatur emosi serta pikiran kita malah ujungnya stres, overthinking bahkan depresi yang debut.
Pada dasarnya kita emang harus buletin niat kita sendiri sampe kedasar-dasarnya niat kita buat siap dengan segala kemungkinan yang bakal muncul kedepannya. Kalo itu belum cukup coba kamu ubah prinsip dasar diri kamu sendiri jadi sedikit lebih terbuka sama orang disekitar kamu jangan jadi orang yang terlalu tertutup, karena siapa yang tau kalau itu bisa aja jadi boomerang buat diri kamu sendiri dan bikin hidup kamu malah jadi gelap.
Jadi kuy buat perubahan itu dari diri kita sendiri secara pelan, bertahap dan konsisten. Karna aku juga lagi ditahap belajar buat kaya gitu, pelan-pelan aja oke:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Don't Know Me.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang